111 sudahdikembangkan dengan baik. Gambaran perbandingan dari awal sebelum
tindakan sampai Siklus ke III dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 14. Perbandingan Hasil Kegiatan Bermain Peran untuk Mengembangkan
Moral Anak Usia 3-4 tahun Pada Kondisi Awal,Siklus I, Siklus II dan Siklus III Penilaian
Rata-rata Jumlah
Anak Kriteria
Kondisi Awal
41,7 7,5
Rendah Siklus I
47,9 8,6
Rendah Siklus II
63,7 11,5
Sedang Siklus III
81,09 14,59
Tinggi
d. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan yaitu merefleksikan kegiatan tindakan pada Siklus I sampai Siklus ke III. Dapat dilihat pada Siklus ke III anak sudah mampu
mengembangkan moralnya. Pada Siklus ini kemampuan anak sudah mencapai kriteria tinggi. Anak sudah mampu melakukan perbuatan baik dari indikator yang
dicapai anak. Karena indikator yang diperoleh sudah mencapai keberhasilan yang diharapkan maka penelitian dihentikan.
B. Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga Siklus. Setiap Siklus nya terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Hasil yang diperoleh dari setiap Siklus dicatat dalam lembar observasi untuk menganalisis hasil penelitian.
112 Kegiatan yang dilakukan yaitu disesuaikan dengan kemampuan moral yang
akan dikembangkan
dalam penelitian
ini yaitu
membantu teman
yang membutuhkan bantuan, mau bermain bersama tidak membeda-bedakan teman,
berbicara lembut dengan orang lain, membuang sampah pada tempatnya, dan mengucapkan
bismillah sebelum
melakukan sesuatu
serta mengucapkan
alhamdulillah setelah melakukan sesuatu. Sesuai dengan kemampuan moral yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan dari pernyataan Lickona 2012:
60 bahwa program pendidikan moral yang berdasarkan pada dasar hukum moral dapat dilaksanakan dalam dua nilai moral yang utama, yaitu sikap hormat dan
bertanggungjawab. Sikap hormat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu anak dapat berbicara sopan dan bermain bersama temannya serta dapat memiliki rasa
hormat terhadap kenikmatan Tuhan Yang Maha Esa yaitu mengucapkan bismillah dan alhamdulillah ketika akan melakukan sesuatu dan setelah melakukan sesuatu.
Mengembangkan kemampuan moral bertanggungjawab dengan membantu teman dan dapat membuang sampah pada tempatnya.
Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian, moral anak di KB Nurul Hikmah masih termasuk rendah. Dibuktikan hasil dari Pra Tindakan di KB yaitu
rata-ratanya 7,5 dengan persentase 41,7. Hal ini dapat dilihat bahwa anak masih belum paham arti kebersihan menjaga lingkungan yaitu membuang sampah pada
tempatnya. Anak juga belum sadar akan membantu sesama teman yang membutuhkan. Saat anak berbicara pada orang lain masih dengan suara keras dan
tidak mau menunggu giliran ketika berbicara. Keegoan anak di sini masih tinggi. Saat anak bermain juga masih suka memilih teman yang disukai. Anak belum
113 mampu bermain bersama dengan semua teman sebayanya. Ketika anak akan
berdoa sebelum dan sesudah makan sering kali anak justru keluar bermain. Untuk meperbaiki hal ini maka kegiatan untuk mengembangkan moral dilakukan dengan
metode bermain peran. Setelah adanya tindakan pada Siklus I yaitu melalui kegiatan bermain peran,
terjadi perkembangan pada moral anak. Dari 14 anak di kelompok 3-4 tahun, perkembangan moral anak meningkat nilainya menjadi 8,6 dan persentasenya naik
menjadi 47,9. Dari penelitian Siklus I moral anak masih termasuk kriteria rendah. Dari data yang diperoleh pada Siklus I masih perlu dilakukan kegiatan
tindakan berikutnya karena indikator keberhasilan belum tercapai. Hal ini karena masih ada beberapa anak yang belum mau bermain bersama dengan teman yang
lain sehingga
kegiatan bermain
peran belum
terlaksana dengan
baik. Permasalahan lain yaitu anak sering diatur oleh Guru. Guru lebih aktif dari anak
yang dididik sehingga anak kurang dengan leluasa mengembangkan apa yang disukainya. Anak tidak dengan bebas berekspresi karena merasa dibatasi oleh
guru. Pada tingkatan Siklus II metode pembelajaran bermain peran memang
masih belum secara spontan dilakukan anak. Masih sering guru yang bertindak aktif untuk gerak anak. Walaupun kegiatan Siklus II lebih baik dari Siklus I, anak
masih belum optimal mengembangakan moralnya. Pengenalan moral juga masih dengan ucapan yaitu untuk tidak boleh melakukan ini dan itu. Kegiatan Siklus II
lebih hidup dengan kegiatan yang dilakukan membuat anak penasaran dan bisa lebih memahami peran yang dimainkan.
114 Kebiasaan baik juga sudah dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Seperti contoh yaitu ketika anak bermain bebas, anak mau mengajak teman bermain bersama tanpa memilih teman yang disukai. Walaupun memang belum
semua anak, tetapi perkembangan ini sudah baik dilakukan anak. Saat kegiatan membereskan mainan beberapa anak juga mau membantu untuk membereskan.
Pada Siklus ke II ini persentase kenaikan mencapai 63,7. Skor rata-rata anak dalam pencapaian indikator diperoleh 11,5 yang berati masih dalam kriteria
sedang. Hal ini berati kenaikan yang diperoleh dari Siklus II juga masih belum memenuhi harapan.
Siklus ke III diterapkan untuk memenuhi haparan yang belum dicapai. Pada Siklus ini anak lebih aktif dalam bermain peran. Sebagian besar anak juga sudah
dapat memerankan peran yang mereka mainkan dengan baik. Anak tidak lagi memilih-milih teman yang disukai tetapi sudah mau mengajak teman untuk
bermain bersama. Anak juga lebih antusias dan penasaran dengan kegiatan yang disiapkan guru untuk bermain peran. Perkembangan moral anak pada Siklus III
lebih terlihat. Anak juga sudah dapat berbicara dengan sopan tanpa berteriak ketika diajak bicara atau mau berbicara dengan orang lain. Anak dengan spontan
juga sudah dapat membuang sampah yang dilihat atau sampah milik sendiri ke tempat sampah yang sudah disediakan. Pada Siklus ke-III ini nilai rata-rata anak
mencapai 14,59 yaitu termasuk kriteria tinggi. Persentase yang diperoleh juga sudah mencapai 81,09 selama kegiatan Siklus III. Setelah didapat skor dan
persentase penelitian telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dihentikan.
115 Melalui kegiatan bermain peran dapat dilihat bahwa anak menjadi lebih
aktif, dan mampu menstimulasi perkembangannya secara holistik dan mampu membangun pengetahuannya sendiri dengan cara mengalami secara langsung
pengalaman tersebut. Anak secara nyata dan cepat dalam memaknai perilakunya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Asri Budiningsih 2008: 7 bahwa tindakan
moral merupakan kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral ke dalam perilaku-perilaku nyata. Pembelajaran yang secara nyata dilakukan oleh
anak dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menganalisa situasi- situasi moral terutama hubungan antar pribadi mereka.
Kegiatan bermain peran yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat diberikan kepada anak dengan penataan ruangan yang menyenangkan, sesuai tema
yang dianjurkan untuk anak dan dengan penataan yang dapat mengembangkan moral anak. Kegiatan yang dilakukan yaitu anak memerankan suatu tokoh baik itu
benda mati maupun benda hidup. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Winda Gunarti
dkk., 2008:
10.1 bahwa
bermain peran
merupakan metode
pengembangan yang efektif di mana seseorang memerankan karakter orang lain dan
mencoba berpikirberbuat
dengan carasudut
pandang sosok
yang diperankannya. Bermain peran memberikan contoh alamiah terhadap perilaku
manusia yang riil dan dapat digunakan oleh anak untuk menyadari perasaan mereka dan membangun sikap menuju nilai-nilai dan pemahaman mereka sendiri.
Melalui kegiatan bermain peran, anak dapat mengembangkan moral yang diterapkan langsung pada kegiatan bermain. Anak bermain memerankan apa yang
pernah anak lihat atau berasal dari pengalannya sehari-hari. Anak bermain
116 menjadi tokoh masyarakat sesuai keinginan mereka. Melalui kegiatan bermain
peran anak dapat mengembangkan kemampuan moral yang dimiliki seperti menyayangi sesama, membantu orang lain, dan berperilaku sopan. Hal ini selaras
dengan pendapat Winda Gunarti dkk., 2008: 10.37 bahwa moral dan agama merupakan nilai-nilai dan pesan yang tercermin dalam kegiatan bermain peran.
Misalnya, saling menyayangi antarsesama makhluk Tuhan, berbakti kepada orang tua, dan bersikap jujur.
Selama proses penelitian, peneliti juga melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Sebelum, saat proses, dan setelah penelitian, peneliti bersama
guru kelas juga selalu berdiskusi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian untuk melakukan analisis.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 Siklus dan setiap Siklusnya ada 3 kali tindakan. Dalam penelitian yang dilakukan tema pekerjaanlah yang paling
menarik bagi anak. Hal ini dikarenakan kegiatan dengan tema pekerjaan sudah sering digunakan di KB Nurul Hikmah untuk kegiatan bermain peran daripada
tema yang lain. Perilaku yang muncul ketika bermain peran saat kegiatan jual-beli yang merupakan pengalaman-pengalaman dan kejadian yang mereka alami saat
mengikuti ibu atau bapaknya di pasar, warung, pergi ke penjual hewan dan yang di sekitar lingkungan tempat tinggal anak.
Secara umum guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti. Pada setiap akhir tindakan dilakukan
diskusi antara peneliti dan guru petner terkait hasil pengamatan dan selanjutnya direfleksikan sebagai perbaikan pada Siklus selanjutnya. Penelitian ini dihentikan
117 pada akhir Siklus III dikarenakan pada Siklus III hasil dari moral anak sudah
mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan Siklus I sampai Siklus III maka dapat disajikan grafik tingkat
perkembangan moral anak sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik tingkat perkembangan moral anak
Dari penelitian yang dilakukan dengan bermain peran dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat mengembangkan moral anak usia
3-4 tahun di Kelompok Bermain Nurul Hikmah Surobayan Argomulyo Sedayu Bantul.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sesuai dengan tujuan kategorisasi yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang
posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur Saifuddin Azwar, 2012: 147, dapat dilihat bahwa pada Siklus I kriteria
pengembangan moral anak masih pada kriteria rendah. Pada Siklus II
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Siklus III
Presentase Pengembangan Moral Anak
Presentase Pengembangan Moral Anak
118 pengembangan moral anak yaitu pada kriteria sedang. Untuk Siklus III sudah
mencapai indikator yang diinginkan yaitu pada kriteria tinggi. Dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada Siklus I sampai dengan
Siklus III adalah pengembangan moral untuk anak berdasarkan prinsip pengembangan
perilaku anak
usia 3-4
tahun yang
dapat membantu
mengembangkan nilai moralnya
Winda Gunarti dkk.,
2008: 3.5
yaitu 1 merawat anak dengan kasih sayang, 2 Memberikan banyak kesempatan pada
anak untuk berdiskusi dan bernegosiasi, 3 Menjelaskan suatu hal, maka anak perlu dibantu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya tentang berbagai
macam persoalan dan peristiwa yang dihadapinya, 4 Mendukung anak untuk bergabung dengan penuh arti dengan anak-anak lainnya, 5 Memberikan
kesempatan kepada anak untuk bermain bebas karena akan mendorong anak melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain,dan 6 Perlu memberikan
penghargaan terhadap tingkah laku yang baik. Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan kelas yang
dilakukan dapat mengembangkan moral anak kelompok B di Kelompok Bermain Nurul Hikmah melalui kegiatan bermain peran. Melalui kegiatan anak dapat
menganalisa perilakunya secara langsung dan nyata yang berhubungan dengan pribadinya. Dengan kegiatan bermain peran banyak pengalaman-pengalaman
yang diperoleh anak dan anak dapat belajar bagaimana berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat seperti kehidupan nyata.
119
C. Keterbatasan Peneliti