Tingkat Prakonvensional Tingkat Konvensional Tingkat Pascakonvensional, Moralitas Dewasa

15 memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain bebas karena akan mendorong anak melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain. Keenam yaitu perlu memberikan penghargaan terhadap tingkah laku yang baik.

2. Tahapan Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Perkembangan moral merupakan sebuah bagian integral dari perkembangan seorang anak Daniel Fung Cai Yi-Ming, 2003: 70. Tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg ada tiga tingkat perkembangan moral, dan masing- masing tingkat mempunyai dua tahap. Berikut tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg Maria J. Wantah, 2005:84-89:

a. Tingkat Prakonvensional

Pada tingkat yang pertama ini, seorang anak akan begitu responsif terhadap norma-norma budaya atau label-label kultural lainnya, seperti persoalan-persoalan yang berkaitan dengan norma baik, buruk, benar, salah, dan sebagainya. Dalam tingkatan prakonvensional terdapat dua tahap yang meliputi: tahap 1 yaitu, tahap orientasi kepada kepatuhan dan hukuman. Pada tahap ini anak-anak umumnya beranggapan bahwa akibat-akibat dari suatu tindakan akan sangat menentukan baik buruknya sesuatu tindakan yang dapat dilakukan tanpa melihat unsur manusianya. Tahap 2, yaitu tahap orientasi instrumental atau hedonistik. Dalam tahap ini tindakan yang benar atau baik dibatasi sebagai tindakan yang mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhannya atau dalam beberapa hal juga adalah kebutuhan orang lain. 16

b. Tingkat Konvensional

Pada tingkat perkembangan konvensional, upaya untuk memenuhi harapan- harapan keluarga, kelompok, atau masyarakat bangsa dianggap sebagai sesuatu yang terpuji.Tingkat konvensional ini mencakup dua tahap perkembangan moral yaitu tahap ke-3, kesesuaian antar pribadi. Dalam pandangan anak-anak yang masih berada di tahap ketiga menurut skema Kohlberg, yang dimaksud dengan tingkah laku bermoral adalah semua tingkah laku yang menyenangkan, membantu, atau yang diakui dan diterima oleh orang lain. Tahap ke-4 yaitu orientasi hukum dan aturan. Dalam tahap ke-4 menurut skhema Kohlberg, orientasi seorang anak akan senantiasa mengarah kepada otoritas, pemenuhan aturan-aturan, dan sekaligus upaya pemeliharaan tata tertib sosial.

c. Tingkat Pascakonvensional, Moralitas Dewasa

Pada moralitas Pascakonvensional atau moralitas dewasa, moralitas tidak lagi tergantung pada faktor-faktor dari luar. Bukan orang lain atau kelompok yang harus mengambil keputusan mengenai apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, melainkan anak sendirilah yang harus mengambil keputusan itu. Tingkat Pascakonvensional terdiri atas dua tahap perkembangan moral yaitu tahap 5, kontrak sosial, orientasi legalistik. Pada tahap ke-5 dalam perkembangan moral menurut skema Kohlberg ini merupakan tingkat perkembangan yang sudah melewati kesadaran moral konvensional. Orientasi moral bukan lagi kepada hukum dan aturan, melainkan kepada kontrak-kontrak sosial yang bersifat legalistik. Tahap 6 yaitu orientasi prinsip-prinsip etik-universal. Menurut Kohlberg tahap paling tinggi dalam perkembangan kesadaran moral seseorang 17 adalah ketika individu tidak lagi dibatasi oleh hukum-hukum dan aturan-aturan dari suatu tertib sosial. Piaget mengamati anak-anak dari usia yang berbeda dalam bermain kelereng Maria J. Wantah, 2005: 80. Pada pengamatan yang dilakukan untuk anak usia 2-6 tahun, mulai terlihat kecenderungan ke arah permainan kelompok baru. Anak mengamati teman yang lebih tua saat bermain dan meniru bagaimana mereka bermain menurut atura-aturan yang disepakati. Pada saat ini anak sadar bahwa aturanlah yang menuntun aktivitasnya dalam bermain. Meskipun dalam penerapan aturan-aturan permainan mereka masih bersifat egosentris dalam arti menganggap pendapat atau pendiriannya yang paling benar, namun mereka mulai menaati aturan-aturan, dalam kegiatan bermain. Kaitannya dengan tahapan perkembangan pada nilai moral yaitu anak pada usia 3-4 tahun termasuk tahapan sudah dapat menaati peraturan yang berlaku untuk mereka. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan moral seseorang akan lebih matang ketika dewasa. Seperti yang dinyatakan oleh Yudrik Jahya 2011: 425 bahwa perkembangan moral bergantung dari perkembangan kecerdasan. Pada waktu perkembangan kecerdasan mencapai tingkat kematangannya, perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangannya. Bila hal ini tidak terjadi, individu dianggap sebagai orang yang “tidak matang secara moral”. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Desmita 2007: 151 bahwa semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya. 18 Implikasi tahapan perkembangan moral dalam penelitian iniyakni anak kelompok bermain usia 3-4 tahun dapat menentukan perilaku baik-buruk dan benar-salah. Anak usia 3-4 tahun dapat mengenal baik-buruk, benar-salah suatu perbuatan, dari sudut konsekuensi dampakakibat menyenangkan ganjaran atau menyakiti hukuman secara fisik, atau enak tidaknya akibat perbuatan yang diterima Syamsu Yusuf LN, 2004: 134. Dibuktikan pada pengamatan yang dilakukan Piaget untuk anak usia 2-6 tahun bahwa anak sudah dapat menaati aturan yang disepakati. Maka pada tahapan Kohlberg anak usia 3-4 dapat disimpulkan bahwa anak usia 3-4 tahun termasuk pada tahapan praconvensional. Crain, William 2007: 239 menyatakan di tahap Praconvensional anak- anak memikirkan apa yang benar dan menghindari hukuman. Anak melihat masalah untuk tidak dilakukan apabila itu buruk karena akan mendapat hukuman yang merugikannya. Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan hadiah atau menyakitkan hukuman. Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman dari otoritas Desmita, 2007: 152. Perkembangan moral anak terbentuk melalui fase-fase atau periode-periode seperti halnya perkembangan aspek-aspek lain Winda Gunarti, dkk., 2008: 1.8- 1.9. Perkembangan moralitas pada anak usia 3-6 tahunterhadap kelompok sosial harus sudah terbentuk. Kepada si anak tidak lagi terus-menerus diterangkan mengapa perbuatan ini salah atau benar, tetapi ia ditunjukkan bagaimana ia harus bertingkah laku dan bilamana hal ini tidak dilakukan maka ia dihukum. 19

3. Pentingnya Moral untuk Anak Usia Dini

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Di Paud Citra Bunda Bayemharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 9

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 2 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO Upaya Mengembangkan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada Kelompok B Di TK Indriyasana 08 Klaten Kabupaten Klaten Tahun 2013 / 2014.

0 1 16

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B TK Al Irsyad Tawangmangu Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok Bermain Islam Terpadu Az-Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23