Pelaksanaan Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
84 2
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2016
dengan alokasi waktu 7x35 menit. Tema yang dipelajari yaitu “Tempat Tinggalku” dengan subtema “Keunikan Daerah Tempat
Tinggalku” pembelajaran 4. Guru
mengkondisikan kelas
sebelum memulai
pembelajaran, mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa secara bersama-sama,
kemudian guru
melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru bertanya pada siswa “Apakah anak-anak pernah melihat egrang?”. Ada beberapa siswa
yang menjawab “pernah” dan ada juga siswa yang menjawab “belum”. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai bentuk egrang,
bahan untuk membuat egrang dan cara bermain egrang. Kemudian guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu tema “tempat tinggalku” dengan subtema “keunikan daerah tempat tinggalku” dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Kegiatan inti pada proses pembelajaran diawali dengan
mengamati gambar permainan tradisional antara lain permainan gasinggangsing, egrang, dan sepak takraw yang dilanjutkan
dengan bertanya jawab mengenai gambar tersebut. Kemudian guru
85 memberikan penjelasan kepada siswa mengenai permainan
tradisional. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah-
langkah kegiatan yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Siswa dengan bimbingan
guru membentuk menjadi 5 kelompok secara heterogen dengan nama kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan
kelompok 5. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yaitu kelompok 1 terdiri dari 1A, 1B, 1C, dan 1D. Kelompok 2 terdiri dari 2A, 2B,
2C, 2D dan seterusnya untuk kelompok 3, 4 dan 5. Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya.
Kemudian siswa mendapatkan penjelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap anggota kelompok. Setiap anggota
kelompok masing-masing mengerjakan tugas yang berbeda-beda. Kelompok 1 dengan anggota 1A mengerjakan LKS A, anggota 1B
mengerjakan LKS B, anggota 1C mengerjakan LKS C, dan anggota 1D mengerjakan LKS D. Begitu juga untuk kelompok 2,
3, 4 dan 5. Walaupun tugas setiap anggota kelompok berbeda-beda, tetapi dalam mengerjakan LKS siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya. Setelah berdiskusi dengan kelompok asal, siswa menemui
anggota kelompok lain yang mempunyai tugas yang sama untuk berdiskusi menjadi ahli informasi. Setiap anggota kelompok yang
86 memiliki kode A 1A, 2A, 3A, 4A dan 5A berkumpul menjadi
satu kelompok baru. Begitu juga dengan kelompok yang memiliki kode B 1B, 2B, 3B, 4B dan 5B, kode C 1C, 2C, 3C, 4CA dan
5C, dan kode D 1D, 2D, 3D, 4D dan 5D berkumpul menjadi satu membentuk kelompok baru. Dalam kelompok baru ini setiap
anggota kelompok saling menyampaikan hasil diskusi dari kelompok asal. Dalam diskusi kelompok ahli siswa saling
melengkapi LKS mereka sesuai dengan hasil diskusi. Dalam kegiatan ini guru memberikan penekanan terhadap hal-hal penting
dalam materi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas.
Diskusi kelompok ahli berjalan sekitar 30 menit. Setelah waktu habis, masing-masing
anggota kelompok kembali berkumpul dengan anggota kelompok asal. Setiap anggota
menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli secara bergantian. Setelah setiap anggota kelompok selesai menyampaikan hasil
diskusinya, siswa dan guru membahas hasil diskusi. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah didiskusikan. Guru
memberikan konfirmasi
mengenai jawaban
siswa. Guru
memberikan penekanan terhadap materi yang penting. Guru memberikan umpan balik yang positif kepada kelompok yang telah
bekerja dengan sungguh-sungguh. Hal ini dimaksudkan agar kelompok yang lain lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik.
87 Siswa menuliskan cerita pengalaman bermain salah satu
permainan tradisional yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa. Siswa menceritakan pengalaman tersebut secara bergantian. Siswa
mendapatkan konfirmasi dari guru mengenai cerita siswa. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru mengenai salah
satu permainan tradisional yaitu wayang yang dapat dibuat menggunakan bahan sederhana yang dapat diperoleh di lingkungan
sekitar. Salah satu anggota kelompok maju untuk mengambil alat dan bahan dalam membuat wayang. Siswa bersama kelompoknya
membuat wayang dari bahan yang telah disediakan sesuai petunjuk dari guru. Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru. Setelah selesai membuat wayang dan mengerjakan LKS, siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
menunjukkan wayang yang telah dibuat. Siswa mendapatkan konfirmasi dari guru mengenai hasil pembuatan wayang.
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa pada kegiatan akhir. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Setelah
siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa kemudian meminta untuk mengumpulkan
hasil pekerjaannya. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Guru memberikan tindak lanjut
berupa tugas untuk membaca materi pelajaran berikutnya. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa
88 secara bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran dan menutup
pembelajaran dengan salam penutup. Adapun tes berbicara yang dilaksanakan pada akhir siklus I
bertujuan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa. Hasil tes keterampilan berbicara dapat dinyatakan dalam bentuk persentase ,
sehingga akan diperoleh persentase perolehan tes keterampilan berbicara pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Persentase Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I No
Nilai Frekuensi
Persentase Keterangan
1 ≥ 70
12 60
Tuntas 2
70 8
40 Belum Tuntas
Jumlah 20
100 Jumlah Nilai
1405 Nilai Rata-Rata
70,25 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tes keterampilan
berbicara pasca tindakan siklus I diikuti oleh 20 siswa. Hasilnya adalah siswa yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 12 siswa atau sebesar 60,
dan siswa yang belum memenuhi kriteria yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 40. Nilai rata-ratanya yaitu 70,25. Dari data tersebut dapat
dsimpulkan terdapat 12 siswa yang sudah tuntas dan 8 siswa yang belum tuntas.
Hasil tes keterampilan berbicara pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pra siklus. Akan tetapi
peningkatan tersebut belum dinilai baik karena dalam kriteria keberhasilan 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah
mencapai taraf keberhasilan lebih dari atau sama dengan 70 belum
89 tercapai. Adapun peningkatan keterampilan berbicara siswa Kelas IV SD
Negeri Jlaban Sentolo dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Perbandingan Tes Keterampilan Berbicara pada Pra Siklus dan
Siklus I No
Kategori Pra Siklus
Siklus I f
Persentase f
Persentase 1
Tuntas 6
30 12
60 2
Belum Tuntas 14
70 8
40 Jumlah
20 100
20 100
Nilai Rata-Rata 42,70
70,25 Kriteria
Kurang Baik
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui terdapat peningkatan keterampilan berbicara siswa. Data awal sebelum adanya tindakan
diperoleh hasil dengan rata-rata kelas yaitu 42,70 dengan ketuntasan sebesar 30 dan ketidaktuntasan 70. Sedangkan pada siklus I diperoleh
rata-rata kelas yaitu 70,25 dengan ketuntasan sebesar 60 dan ketidaktuntasan 40. Berdasarkan tes pada siklus I terjadi peningkatan
sebesar 30 dari 30 menjadi 60. Sementara pada tes siklus I siswa telah mencapai taraf keberhasilan 60, sehingga dalam penelitian
tindakan kelas siklus I belum dikatakan berhasil.