Aspek Keterampilan Berbahasa Keterampilan Berbahasa

15 meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap menolak menjadi sikap menerima. 5 Menggerakkan Di dalam berbicara menggerakkan yaitu pendengar berbuat, bertindak atau beraksi seperti yang dikehendaki pembicara. Dalam pembicaraan untuk menggerakkkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, dan penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya. Sabarti Akhadiah, dkk. 1992: 160 menyatakan bahwa seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain tentu ingin mendapatkan respons atau reaksi tertentu. Respons atau reaksi tersebut merupakan suatu hal yang menjadi harapan pembicara. Apa yang menjadi harapan pembicara itu disebut sebagai tujuan pembicaraan. Tujuan pembicaraan sangat tergantung pada keadaan dan keinginan pembicara. Secara umum, pembicaraan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1 mendorong atau menstimulasi, 2 meyakinkan, 3 menggerakkan, 4 menginformasikan, dan 5 menghibur. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan dari berbicara terdiri dari lima hal utama yaitu: 1 menghibur, 2 menginformasikan, 3 mendorong atau menstimulasi, 4 meyakinkan, dan 5 menggerakkan. 16

c. Jenis-Jenis berbicara

Menurut Haryadi dan Zamzani 1996: 59 berbicara dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, antara lain arah pembicaraan, tujuan pembicaraan, dan suasana. 1 Arah pembicaraan Berdasarkan arah pembicaraan, berbicara dibedakan menjadi dua yaitu berbicara satu arah pidato dan ceramah dan berbicara dua multi arah diskusi. 2 Tujuan Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam berbicara persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, rekreatif. 3 Suasana Berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam berbicara formal dan nonformal. Menurut Djado Tarigan 1990: 176, paling sedikit ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara. Kelima landasan tersebut adalah situasi, tujuan, metode penyampaian, jumlah penyimak, dan peristwa khusus. 1 Situasi Aktivitas berbicara selalu terjadi atau berlangsung dalam suasana, situasi dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat informal atau tal formal.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101776 SAMPALI.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101776 SAMPALI T.A 2014/2015”.

0 2 19

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV-A SD NEGERI 104202 BANDAR SETIA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.

0 5 36

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON PROGO.

0 5 210

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOROBAYAN SANDEN BANTUL.

1 32 197

PENGARUH MODEL ACTIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SD NEGERI GEDONGKIWO YOGYAKARTA.

0 0 191

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9