Kebijakan Pendidikan Kebijakan Pendidikan

14

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara Agus Wibowo, 2012: 18 pendidikan tidak hanya bertujuan membentuk peserta didik untuk pandai, pintar, berpengetahuan, dan cerdas, akan tetapi juga berorientasi untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, berpribadi, dan bersusila. Dwi Siswoyo 2007: 53 berpendapat pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap manusia yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan manusia baik dalam perkembangan fisiknya, daya jiwanya akal, rasa, kehendak, sosialnya maupun moralitasnya. Setiap manusia membutuhkan pendidikan untuk mengarahkan kehidupannya, seperti yang diungkapkan oleh Sutari Imam Barnadib 1987: 39 bahwa: “Anak itu harus dididik, karena pada hakekatnya anak itu mahkluk susila. Tanpa pendidikan ia tidak akan mencapai tin gkat kesusilaan”. Selanjutnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa: “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 15 akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Berdasarkan beberapa pengertian menurut beberapa ahli di atas pada prinsipnya sama, pendidikan yaitu bagaimana seorang dewasa memberikan bimbingan, pengarahan, atau yang lainnya, sehingga menjadikan seseorang menjadi dewasa baik jasmani maupun rohaninya.

2. Pengertian Karakter

Thomas Lickona Agus Wibowo, 2012: 32 berpendapat karakter merupakan sikap alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu berupa tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Lebih lanjut Thomas Licona 2012: 77 mengungkapkan keterlibatan orangtua adalah indikator keberhasilan sekolah, rumah, dan sekolah mempunyai tanggung jawab yang saling melengkapi dalam pengembangan karakter, keluarga merupakan pertama dan paling penting pengaruhnya terhadap karakter seorang anak, pekerjaan sekolah adalah memperkuat nilai-nilai karakter yang positif etika kerja, sikap hormat, tanggung jawab, kejujuran, dan sebagainya yang diajarkan di rumah. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Barnawi M. Arifin 2012: 48 karakter seseorang tidak terlepas dari bagaimana pendidikan dan pola asuh orangtua di rumah. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 41-42 berpendapat karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap