Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Indonesia

27 dibawa oleh seseorang. Dengan kata lain, kondisi alam ini ikut “mencetak” akhlak manusia yang dipangkunya. 2 Lingkungan Pergaulan Manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya, itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat, dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan ini di antaranya adalah lingkungan dalam rumah tangga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan organisasi jamaah, lingkungan kehidupan ekonomi perdagangan, dan lingkungan pergaulan yang bersifat umum dan bebas.

8. Karakter Dasar Anak Usia Dini

Muhammad Fadlillah Lilif Mualifatu Khorida 2013: 82-84 ada beberapa karakter dasar yang dimiliki oleh anak usia dini yaitu: a. Bekal Kebaikan Pada dasarnya anak telah diberikan bekal kebaikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya lingkunganlah yang berperan aktif dalam mempengaruhi dan mengembangkan bekal kebaikan tersebut. Bekal kebaikan ini dimiliki anak sejak lahir. Oleh karena itu pada saat usia dini anak harus dibiasakan dengan hal-hal yang positif atau baik, supaya potensi kebaikan anak dapat berkembang sebagaimana mestinya. b. Suka Meniru 28 Anak suka meniru baik ucapan, gerakan, perilaku dan perbuatan kedua orangtuanya atau lingkungan di sekitarnya. Apa yang anak lihat dan rasakan akan senantiasa diikutinya, maka dari itu anak harus diperlihatkan dan didengarkan dengan hal-hal yang positif dengan memberikan teladan- teladan yang baik terutama bagi anak usia dini. c. Suka Bermain Bermain merupakan kesukaan setiap anak usia dini. Dalam konteks pendidikan karakter, bermain harus dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran melalui konsep belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar karena dengan konsep tersebut setiap pembelajaran dibuat menyenangkan dan mengasikan, sehingga anak tidak melupakan masa bermainnya dan juga tidak lupa meninggalkan pentingnya belajar pengetahuan. d. Rasa Ingin Tahu Tinggi Anak usia dini memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi, ia akan bertanya pada kepada siapa saja yang ia hadapi. Dalam konteks ini, orangtua atau pendidik tidak boleh melarang anak untuk bertanya atau bahkan memarahinya karena seringnya bertanya, orangtua atau pendidik seharusnya mampu memberikan jawaban yang baik.

C. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini ada beberapa hasil penelitian yang relevan dan telah dilakukan dan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, di bawah ini: 29 1. Penelitian yang dilakukan oleh Amin 2012 yang berjudul Penerapan Kebijakan Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN Babarsari Depok Sleman Yogyakarta . Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, dan Siswa. Adapun hasil penelitian adalah: a Kegiatan yang dilakukan di sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Babarsari yaitu: a pada awal dan akhir kegiatan belajar mengajar selalu berdoa; b adanya pre test atau tanya jawab yang diberikan diawal pertemuan dan memberikan tugasPR diakhir pelajaran; c menumbuhkan sikap kedisiplinan di dalam kelas; d setiap seminggu sekali siswa belajar di laboratorium untuk mata pelajaran bahasa, IPA, dan komputer; e pada hari Senin dan Selasa menggunakan bahasa Indonesia, Rabu dan Kamis berbahasa Inggris, Jumat dan Sabtu diusahakan menggunakan bahasa Jawa baik bagi di luar kelas maupun di dalam kelas; f memberikan jam tambahan pelajaran bagi siswa kelas VI dalam menghadapi UASBN. Di bidang non akademik, penerapan pendidikan karakter diterapkan pada: a kegiatan pramuka yang diadakan 2 minggu sekali; b kerja bakti dan gerakan penghijauan di sekolah sebulan sekali; c kebersihan kelas menjadi tanggung jawab siswa. b Faktor pendukung penerapan pendidikan karakter di SDN Babarsari yaitu: a kepala sekolah sudah faham konsep pendidikan karakter; b