15
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut beberapa ahli di atas pada prinsipnya sama, pendidikan yaitu bagaimana seorang dewasa memberikan
bimbingan, pengarahan, atau yang lainnya, sehingga menjadikan seseorang menjadi dewasa baik jasmani maupun rohaninya.
2. Pengertian Karakter
Thomas Lickona Agus Wibowo, 2012: 32 berpendapat karakter merupakan sikap alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral.
Sifat alami itu berupa tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Lebih
lanjut Thomas Licona 2012: 77 mengungkapkan keterlibatan orangtua adalah indikator keberhasilan sekolah, rumah, dan sekolah mempunyai tanggung
jawab yang saling melengkapi dalam pengembangan karakter, keluarga merupakan pertama dan paling penting pengaruhnya terhadap karakter seorang
anak, pekerjaan sekolah adalah memperkuat nilai-nilai karakter yang positif etika kerja, sikap hormat, tanggung jawab, kejujuran, dan sebagainya yang
diajarkan di rumah. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Barnawi M. Arifin 2012: 48 karakter seseorang tidak terlepas dari bagaimana pendidikan
dan pola asuh orangtua di rumah. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 41-42 berpendapat
karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap
16
individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter juga dapat diartikan sebagai nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku baik norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.
Darmiyati Zuchdi 2011: 28 mengartikan karakter merupakan cara berfikir seseorang dalam melakukan perberbuatan maupun dalam bertindak,
sehingga menjadi ciri khas seseorang tersebut yang kemudian menjadikan kebiasaan dan ditampilkan dalam kehidupan dan bermasyarakat. Jadi proses
pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan harus mampu mengarahkan, mengembangkan, dan menanamkan niali-nilai kebaikan kepada
peserta didik, sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat yang
melakat pada diri seseorang baik dalam cara berfikir, bersikap, dan berperilaku, sehingga akan menjadi ciri seseorang tersebut.
3. Pengertian Pendidikan Karakter
Pada dasarnya pendidikan karakter merupakan segala sesuatu yang bersifat positif yang dilakukan pendidik dan akan berpengaruh kepada karakter
peserta didik yang diajarinya. Pendidikan karakter merupakan pendidikan ihwal karakter, atau pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam
ketiga ranah cipta, rasa, dan karsa Barnawi M. Arifin 2012: 22. Seperti
17
yang diungkapkan oleh Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 45 mengungkapkan pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan untuk
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan karsa. Pendidikan karakter juga dimaknai sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bertindak.
Selanjutnya Thomas Licona Saptono, 2011: 23 mengartikan pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan
mengembangkan karakter yang baik
good chara cter
berdaasarkan kebijakan- kebijakan inti
core virtues
yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Kebijakan-kebijakan inti ini merujuk pada kebajikan
fundamental
yaitu rasa hormat
respect
dan tanggung jawab
responsibility
dan kebajikan
esensial
yaitu kebijaksanaan
wisdom
, keadilan
justice
, ketabahan
fortitude
, pengendalian diri
self control
, kasih
love
, sikap positif
positive attitude
, kerja keras
hard work
, integritas
integrity
, penuh syukur
gratitude
, dan kerendahan hati
humulity
. Zubaedi 2011: 14 berpendapat pendidikan karakter adalah:
“
The deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character
development
usaha kita secara sengaja dari seluruh kehidupan sekolah untuk membantu perkembangan karakter dengan optimal”. Dalam hal ini,
pendidikan karakter diartikan sebagai suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh
18
pendidik berupa pemberian bimbingan dan juga dalam hal pengembangan potensi peserta didik, sehingga memiliki karakter yang baik.
Darmiyati Zuchdi 2011: 28 mengartikan pendidikan karakter sebagai pendidikan budi pekerti plus, hal ini mengandung arti bahwa di dalam
pendidikan karakter melibatkan 3 aspek yaitu aspek pengetahuan
cognitive
, perasaan
feeling
, dan tindakan
a ction
. Selanjutnya menurut Zubaedi 2011: 17 pendidikan karakter merupakan bentuk upaya yang dapat berupa
penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku dan sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa
yang menjadi jati dirinya dan selanjutnya diwujudkan dalam interaksi baik interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, maupun lingkungannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pokok utama pendidikan karakter ialah suatu upaya yang dilakukan dari seorang pendidik dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sistematis dengan tujuan peserta didik memiliki kepribadian yang baik, dengan
demikian pendidikan karakter ini diharapkan dapat menciptakan generasi- generasi muda yang berkualitas, dan berkepribadian baik.
4. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter