26 seseorang  ini  akan  timbul  suatu  persepsi.  Dengan  demikian,  persepsi
ditimbulkan dari  proses penarikan sesuatu objek, dan objek bergerak akan lebih banyak menarik perhatian seseorang dibandingkan dengan objek yang diam.
f  Baru dan familiar; prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal
yang  baru  maupun  yang  sudah  dikenal  dapat  dipergunakan  sebagai  penarik perhatian.  Objek  atau  peristiwa  baru  dalam  tatanan  yang  sudah  dikenal,  atau
objek atau peristiwa yang sudah dikenal dalam tatanan yang baru akan menarik perhatian pengamat.
Berdasarkan uraian penjelasan dari para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  proses  pembentukan  persepsi  yaitu
faktor  fungsional,  faktor  struktural,  faktor  yang  terletak  dalam  diri  pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, dan dalam konteks situasi di
mana  persepsi  tersebut  dibuat.  Semua  faktor  yang  dapat  mempengaruhi persepsi tersebut, harus mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan, dalam
memahami  suatu  peristiwa  dan  meneliti  fakta-fakta  secara  struktural  agar  kita dapat  mempersepsikan  dengan  benar  sesuai  stimulus  atau  pesan  yang
disampaikan baik verbal maupun nonverbal.
2.  Konsep Hubungan Interpersonal a.  Pengertian hubungan interpersonal
Setiap  orang  secara  kodrati  merupakan  mahkluk  sosial  yang  saling membutuhkan satu sama lain. Setiap orang selalu melakukan hubungan dengan
orang  lain  disegala  bidang  kehidupannya.  Hubungan  yang  dijalin  antar  pribadi seseorang  akan  membentuk  suatu  ikatan  perasaan  yang  timbal  balik,  sehingga
menimbulkan perasaan
yang menyenangkan
maupun menjengkelkan.
Seseorang  dengan  perasaan  yang  senang  maupun  sebaliknya  akan
27 mempengaruhi cara bersikapnya, baik sikap yang menguntungkan ataupun tidak
menguntungkan. Hubungan  interpersonal  menurut  Suranto  2011:  27  merupakan
karakteristik  kehidupan  sosial  yang  mewajibkan  setiap  individu  untuk membangun  sebuah  relasi  dengan  yang  lain,  sehingga  akan  terjalin  sebuah
ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubungan tersebut. Dalam  arti  luas  hubungan  interpersonal  adalah  interaksi  yang  dilakukan  oleh
seseorang  kepada  orang  lain  dalam  segala  situasi  dan  dalam  semua  bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua
belah pihak. Jalaluddin  Rakhmat  2003:  119  mengatakan  bahwa  setiap  kali  kita
melakukan  komunikasi,  kita  bukan  hanya  sekedar  menyampaikan  isi  pesan, tetapi  juga  menentukan  kadar  hubungan  interpersonalnya.  Misalnya,  pada
kalimat  berikut  isinya  sama  tetapi  kadar  hubungan  interpersonal  di  dalamnya berbeda.
“Sebut nama kamu ; Siapa nama Anda ?, Bolehkah saya tahu nama Bapak ?, Sudi kiranya Bapak berkenan m
enyebutkan nama Bapak?’’ Berdasarkan  kalimat-kalimat  di  atas  menunjukkan  bahwa  isi  yang
disampaikan  adalah  sama  yaitu  menanyakan  nama  Anda  tetapi  dalam  kalimat- kalimat  tersebut  juga  mendefinisikan  hubungan  interpersonalnya.  Sejalan
dengan pernyataan di atas Arnold 1975 dalam Jalaluddin Rakhmat 2003:120 mengembangkan apa yang disebut sebagai “relationship-enchanment methods”
metode  peningkatan  hubungan  dengan  merumuskan  metode  ini  dengan  tiga prinsip:  makin  baik  hubungan  interpersonal,  1  makin  terbuka  pasien
mengungkapkan  perasaannya;  2  makin  cenderung  ia  meneliti  perasaannya secara  mendalam  beserta  penolongnya  psikolog;  dan  3  makin  cenderung  ia
28 mendengar  dengan  penuh  perhatian  dan  bertindak  atas  nasihat  yang  diberikan
penolongnya. Berdasarkan  uraian  penjelasan  di  atas  maka  dapat  dinyatakan  bahwa
dalam  segi  psikologi  komunikasi,  makin  baik  hubungan  interpersonal,  makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang
orang  lain  dan  persepsi  dirinya,  sehingga  makin  efektif  komunikasi  yang berlangsung  diantara  komunikan.  Anita  taylor,  et  al.  1977:1987  dalam
Jalaluddin  Rakhmat  2003:119  mengatakan  bahwa  banyak  penyebab  dari rintangan  komunikasi  berakibat  kecil  saja  bila  ada  hubungan  baik  diantara
komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang buruk.
Hubungan  interpersonal  didefinisikan  sebagai  hubungan  yang  dijalani antara  dua  individu,  memiliki  karakteristik  yang  khas  berdasarkan  tingkat
kontinuitas,  berbagi  pengalaman,  dan  interaksi  saling  ketergantungan berdasarkan  latar  belakang  keadaan  dan  aktivitas.  Definisi  ini  diperluas  dalam
ranah kualitas hubungan interpersonal, yang diperkuat oleh tingkat kepercayaan, keakraban,  dan  rasa  saling  berbagi;  adanya  pengaruh  positif,  kedekatan,  dan
affective tone; serta isi dan kualitas komunikasi Collins  Repinski, 1994; Laible Thompson, 2007 dalam Theo Wubbels, et al., 2012: 20.
Berdasarkan  beberapa  penjelasan  dari  para  ahli  di  atas  maka  dapat disimpulkan  bahwa  hubungan  interpersonal  antara  guru  dan  siswa  adalah
interaksi  yang  dilakukan  oleh  guru  dan  siswa  sehingga  terjalin  sebuah  ikatan perasaan  yang  bersifat  timbal  balik  dalam  pola  hubungan  tersebut,  yang
menentukan  cara  pesan  atau  informasi  dapat  dipahami  oleh  keduanya  tanpa adanya  kegagalan  komunikasi.  Interaksi  antara  guru  dengan  siswa  ini  didasari
29 oleh  rasa  saling  berbagi,  saling  ketergantungan  dan  didukung  oleh  adanya
pengaruh positif, kedekatan, serta bentuk kerja sama yang saling membutuhkan dan menguntungkan diantara keduanya.
b.  Teori-teori hubungan interpersonal