Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

170 siswa mempunyai hubungan linier dengan variabel prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. Pembuktian perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terdapat dalam penelitian. Teknik korelasi Product Moment digunakan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini. Dalam penelitian ini terdiri dari dua macam hipotesis yaitu hipotesis nol Ho yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada korelasi positif dan tidak signifikan antara hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 20132014, dan hipotesis alternatif Ha yaitu hipotesis yang menyatakan ada korelasi positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 20132014. Tabel 58. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Product Moment X – Y Koefisien Kesimpulan r R² p Tidak Signifikan 0,196 0,04 0,091 Berdasarkan rangkuman tabel hasil hipotesis yang diuji dengan menggunakan korelasi Product Moment menggunakan bantuan program perangkat lunak SPSS Statistical Product Service Solutions 17.0 for windows, diperoleh koefisien korelasi r sebesar 0,196 lebih kecil dari pada r t el =0,227, yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan hubungan interpersonal guru- siswa dengan prestasi belajar siswa, disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. 171 Koefisien determinasi R² sebesar 0,04 berarti prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh hubungan interpersonal guru-siswa menurut persepsi siswa sebesar 4 yang termasuk pada kriteria tabel interpretasi nilai r sangat rendah tak berkorelasi Suharsimi Arikunto, 2010: 319. Nilai probabilitas p=0,091 α 0,05 yang berarti hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar tidak signifikan dan berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t hitung =1,708t tabel pada taraf kesalahan 5 yaitu sebesar 1,99. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara Hubungan interpersonal guru- siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 20132014. Maka hipotesis nihil Ho yang berbunyi: tidak ada korelasi positif dan tidak signifikan antara hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 20132014 diterima. Dan hipotesis kerja Ha yang berbunyi: ada korelasi positif dan signifikan antara hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XII Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 20132014 ditolak. Hasil analisis deskriptif hubungan interpersonal guru-siswa menurut persepsi siswa berada dalam kategori baik ditunjukkan dengan hasil perhitungan nilai rerata 147,71 atau 76,93 dalam skala 100. Prestasi belajar siswa yang diukur dengan nilai rapor berada dalam kategori cukup ditunjukkan dengan nilai rerata 7,78 atau 77,80 dalam skala 100. Jika terdapat korelasi antara hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan hubungan interpersonal guru-siswa yang baik prestasi belajar siswa tinggi, tetapi pada kasus ini hubungan interpersonal guru-siswa sudah baik tetapi 172 prestasi belajar siswa cukup. Hubungan interpersonal guru siswa bukanlah satu- satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tidak di analisis pada penelitian kali ini. Hubungan interpersonal antara guru-siswa lebih berpengaruh pada perilaku siswa secara langsung. Hubungan interpersonal dapat membentuk sikap siswa dan pada gilirannya memotivasi siswa dalam belajar selanjutnya, meningkatkan prestasi belajar siswa. Jika hubungan interpersonal guru-siswa baik maka siswa akan menyenangi gurunya dan siswa juga akan menyenangi mata pelajaran yang diajarkan gurunya. Siswa akan berusaha belajar dengan giat mempelajari mata pelajaran tersebut dengan sebaik-baiknya, lebih rajin, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Secara khusus dapat dianalogikan bahwa mengajar adalah kegiatan yang berproses yang melibatkan interaksi antara guru-siswa. Interaksi yang baik adalah interaksi yang dapat mentransfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Bagian interaksi guru-siswa adalah hubungan interpersonal yang dapat membentuk sikap siswa dan pada gilirannya memotivasi siswa selanjutnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis di atas terbukti secara statistik bahwa hubungan interpersonal guru-siswa tidak memiliki hubungan terhadap prestasi belajar siswa yang diukur melalui nilai rapor siswa. Koefisisen korelasinya 0,196 termasuk dalam kategori sangat rendah tak berkorelasi dan nilai probabilitas hitung 0,091 0,05 artinya tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan Levy, et al. 1992 dan Van Amelsvoort 1999 dalam Perry den Brok, et al. 2004: 414 mengatakan bahwa jika nilai rapor digunakan sebagai ukuran hasil, hubungan interpersonal 173 dengan perilaku tidak dapat disimpulkan. Tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentang perilaku interpersonal dengan nilai rapor siswa, penelitian yang menyelidiki hubungan antara perilaku interpersonal guru-siswa dan hasil afektif, menampilkan pola yang jauh lebih konsisten dari pada penelitian yang menyelidiki hubungan perilaku interpersonal guru-siswa dengan hasil kognitif. Semua studi menunjukkan hubungan yang positif dari kedua dimensi pengaruh influence dan kedekatan proximity dengan hasil tindakan afektif siswa, biasanya diukur dalam hal motivasi-subjek tertentu. Umumnya efek dari kedekatan proximity jauh lebih kuat dari efek pengaruh influence. Dalam sebuah penelitian antara guru Fisika dengan siswanya, Brekelmans, et al. 1990 dalam Perry den Brok, et al. 2004: 415 menemukan hubungan yang jelas antara kedekatan proximity dan motivasi belajar siswa pada Fisika, semakin tinggi persepsi siswa tentang kedekatan proximity semakin tinggi motivasi siswa.

D. Pembahasan 1. Hubungan Interpersonal Guru-Siswa