Lingkungan Hidup Materi Pembelajaran 1.

18 demikian tidak dapat dilepaskan dari cara dan bentuk adaptasi mereka terhadap lingkungannya. Dalam perkembangannya, manusia mempunyai kecenderungan social untuk meniru guna membentuk diri dalam kehidupan masyarakatnya, diantaranya meniru dalam hal penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan yaitu menerima bentuk- bentuk pembaruan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan. Meniru dalam hal penghematan tenaga sehingga tidak banyak menggunakan tenaga manusia dan kinerjanya akan lebih efektif dan efisien. Proses meniru ini dapat dicontohkan misalnya anak meniru perilaku orang tuanya, pribumi meniru pendatang, masyarakat tradisional meniru masyarakat modern. Dari gambaran tersebut jelas manusia itu membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sebagai pribadi individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. 1. Menurut Tumanggor, secara garis besar factor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari 3 hal, yaitu : 2. Tekanan emosional, kondisi psikologis seseorang sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain, apakah sedang bahagia, senang, atau sedih, berduka dan seterusnya. 3. Harga diri yang rendah, ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi yang direndahkan, maka ia akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain. Karena ketika seseorang merasa direndahkan dengan secara spontan ia membutuhkan kasih saying dari pihak lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi psikologis kembali seperti semula.

2. Lingkungan Hidup

Isolasi sosial, orang yang merasa atau dengan sengaja terisolasi oleh komunitasnya atau pihak-pihak tertentu, maka ia akan berupaya melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis. Konsep lingkungan hidup atau lingkungan berasal dari konsep yang dikembangkan pada ekologi. Tetapi karena konsep ini besar sekali manfaatnya dalam mengungkapkan kehidupan sosial manusia, maka diadaptasikan pada ilmu- 19 ilmu sosial. Sedangkan ekologi dapat diartikan sebagai suatu studi mengenai cara bagaimana makhluk hidup menghubungkan diri atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya Ecology is the study of the way living things relate adjust themselves to their environment , Sumaatmadja, 2000, 62. Penerapan ekologi pada ilmu-ilmu sosial baru pada tahun 1950 oleh ahli sosiologi Amarika Serikat bernama A.W. Hawley. Ekologi manusia adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Disini manusia berlaku baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Pada konsep ekologi ini terdapat dua komponen yang tidak dapat dipisahkan yaitu konsep makhluk hidup dan konsep lingkungan. Yang termasuk lingkungan adalah sangat luas yaitu segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan karakter makhluk hidup, meskipun demikian, lingkungan dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok sesuai dengan tinjauannya. Berdasarkan tinjauan Biologi, terdapat lingkungan biotik biotic or erganic environment dan lingkungan abiotik abiotic or inorganic environment. Ke dalam lingkungan biotik termasuk semua organisme di sekitar suatu makhluk tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan karakter suatu organism. Seluruh gejala alam yang bukan makhluk hidup termasuk lingkungan abiotik. Udara, air, tanah, batuan dan sebangsanya adalah lingkungan abiotik. Berdasarkan tinjauan ekologi manusia, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, lingkungan alam natural environment, lingkungan sosial social environment, dan lingkungan budaya cultural environment. Yang termasuk lingkungan alam yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara dan lain-lain yang belum kena pengaruh budaya atau pengaruh budaya yang belum berarti. Lingkungan sosial ini dapat berbentuk perorangan maupun dalam bentuk kelompok. Keluarga, teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga kota, bangsa dan seterusnya termasuk lingkungan sosial bagi seseorang atau suatu kelompok. Sedangkan lingkungan budaya adalah segala hasil karya cipta manusia dan segala hasil perbuatan serta tingkah laku manusia yang ada di sekitar seseorang atau suatu kelompok. Lingkungan budaya ini tidak terbatas kepada hasil 20 karya cipta manusia yang berupa benda konkret saja, melainkan juga yang berupa gagasan, teori, peraturan, pranata, bahasa, kepercayaan dan seterusnya. Diantara manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya terdapat interaksi sesamanya, yang kita kenal sebagai interaksi ekologi. Pada proses interaksi ekologi ini manusia dan lingkungan saling mempengaruhi. Kerangka dan jaringan interaksi ekologi ini berlangsung pada ruang atau tempat tertentu sehingga membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Pada ekosistem inilah terjadinya interaksi ekologi. Akibat interaksi ekologi yang berbeda-beda, baik yang berkenaan dengan kerangka kerjasama dan persaingannya, maupun karena jumlah komponennya yang berbeda-beda, maka ekosistem itu sangat bervariasi. Ditinjau dari ekologi manusia, desa, kota, kawasan industri, daerah pertanian, perkebunan dan lain-lain merupakan bentuk-bentuk ekosistem. Jika manusia tidak memiliki daya adaptasi yang kuat, apabila terjadi perubahan ekosistem, maka akan terjadi kegoncangan mental psikologis pada dirinya. Sebagai contoh, pindah tempat tinggal, pindah lingkungan kerja dapat mempengaruhi kondisi mentalnya. Pada proses interaksi ekologi, manusia memiliki daya adaptasi dan seleksi terhadap lingkungan yang berbeda dengan makhluk lainnya. Daya adaptasi dan seleksi tadi sangat dipengaruhi oleh perkembangan akal budinya, pengetahuannya, pengalaman budayanya dan alat interaksi ekologi yang digunakannya. Dengan menggunakan akal budi, pengetahuan dan pengalamannya, manusia dapat memanfaatkan lingkungan bagi kepentingan dan kelangsungan hidupnya. Manusia dapat memperalat, menyeleksi dan menciptakan lingkungan yang serasi bagi kepentingan hidupnya. Manusia telah dapat mengubah bentang alam natural landscape menjadi bentang budaya cultural landscape, telah dapat menjinakkan tumbuh-tumbuhan dan binatang liar menjadi pertanian dan peternakan. Jadi manusia telah dapat mendayagunakan lingkungan bagi kepentingan hidupnya. Pengaruh lingkungan, terutama lingkungan sosial dan budaya secara terbuka, tidak hanya berdampak positif tetapi juga berdampak negatif. Ketimpangan lingkungan dalam bentuk kenakalan remaja, kriminalitas, merosotnya kewibawaan, makin rendahnya rasa tanggungjawab dan lain-lain diakibatkan oleh adanya pengaruh dan perkembangan lingkungan yang tidak serasi dengan kondisi masyarakat yang menerimanya. Sedangkan masalah erosi, banjir, kekeringan, 21 lebih dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku manusia yang tidak rasional terhadap lingkungan alam disekitarnya. Pengusahaan lingkungan alam yang meningkat dengan menerapkan produk teknologi secara tidak rasional, dapat dikatakan memperkosa kemampuan lingkungan alam untuk menjamin kehidupan manusia. Setelah melampaui batas kritisnya, lingkungan alam tersebut akan menjadi timpang sehingga terjadi berbagai bencana. Dengan demikian penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya pada pengusahaan lingkungan alam melainkan harus diarahkan pada proses pengelolaannya, termasuk pula perlindungan bagi kepentingan hidup manusia.

3. Kepribadian