Perubahan Sosial Materi Pembelajaran 1.

23 pembentukan kepribadiannya adalah lingkungan alam. Udara yang segar, tanah yang subur, air yang melimpah, besar pengaruhnya terhadap kepribadian individu yang menikmatinya. Sebaliknya suhu udara yang tinggi, tanah gersang akan berpengaruh terhadap temperamen, reaksi emosional.

4. Perubahan Sosial

Pada hakikatnya tidak ada yang tidak mengalami perubahan di duniaini, yang abadi hanyalah Tuhan dan perubahan itu sendiri. Perubahan itu abadi adanya, sampai kapanpun perubahan itu akan tetap terjadi. Kelompok manusia yang berkembang dari waktu ke waktu, baik cepat maupun lambat akan mengalami perubahan. Pertumbuhan demografi, akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya. Pertumbuhan dan pertambahan penduduk akan mendorong pertumbuhan kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan adalah kebutuhan ekonominya. Dalam memanfaatkan sumberdaya atau lingkungan telah mengalami perubahan, mulai dari cara meramu simple food gathering ke bercocok tanam simple agriculture sampai ke pertanian dan peternakan advance agriculture and pastoralism, dan akhirnya sampai mencapai tingkat industry modern manufacturing industry. Perubahan cara memenuhi kebutuhan tadi sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya. Ke dalam perubahan-perubahan tadi termasuk perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma. Kalau perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai aspek organisasi, struktur, nilai dan norma, kelembagaan dan telah didukung dan diakui oleh sebagian besar anggota kelompok, maka pada kelompok itu telah terjadi perubahan sosial. Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan, perubahan sosial yang dialami masyarakat merupakan hal yang wajar. Kebalikannya, masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggotanya yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya. Interelasi dan interaksi sosial manusia di masyarakat, mendorong perkembangan berfikir dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan sesuai dengan suasana tadi. Perkembangan kuantitas dan kualitas anggota masyarakat juga menjadi pendorong 24 terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan sosial itu terjadi karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar kelompok. 1. Faktor perubahan yang berasal dari dalam kelompok. Pikiran dan aspirasi manusia sebagai anggota kelompok, selalu berkembang. Perkembangan akal budi dan daya kreasi pribadi yang mendukung suatu kelompok, dapat membawa perubahan dalam kelompok tersebut. Rekaan invention dan penemuan discovery yang terjadi dalam kelompok baik yang berupa benda dan alat, maupun gagasan, dapat membawa perubahan pandangan dan penilaian terhadap apa yang terdapat dalam kelompok tersebut. Perubahan pandangan penilaian terhadap kelompok sebelum dapat diterima oleh anggota kelompok harus melalui proses yang panjang dan lama. Rekaan dan penemuan sebagai factor perubahan, baru dapat diakui dan diterapkan dalam kelompok atau masyarakat,kalau telah menjadi inovasi innovation. Terjadinya inovasi sebagai faktor perubahan didukung oleh a adanya kesadaran pribadi pendukung kelompok, b adanya kualitas pribadi dalam kelompok yang kreatif, c adanya suatu kebiasaan memberi penghargaan atau insentif dari kelompok ke pribadi yang mencapai prestasi atau mendapatkan inovasi untuk perubahan sosial dan kemajuan kelompok, d adanya suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota kelompok untuk mencapai prestasi yang tinggi. Sumaatmadja, 2000: 82. Jika keempat gejala diatas hidup subur dalam kelompok, inovasi akan tumbuh subur pula, sehingga perubahan sosial yang merupakan tuntutan dinamika kehidupan manusia dan dorongan pertumbuhan demografi, dapat berjalan lancar dan pesat. 2. Faktor perubahan yang berasal dari luar kelompok. Faktor dari luar kelompok yang besar pengaruhnya terhadap perubahan sosial yaitu akulturasi, asimilasi, dan difusi unsur-unsur kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengansuatu kebudayaan yang tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda, sehingga kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Berdasarkan pengertian diatas, akulturasi atau disebut juga kontak kebudayaan merupakan 25 proses pengambilan dan pemberian unsur-unsur kebudayaan tertentu dari dua jenis kebudayaan, sebagai akibat adanya pertemuan kelompok-kelompok yang bersangkutan dalam jangka waktu yang lama, sehingga menyebabkan perubahan sosial. Contoh dari perubahan sosial sebagai hasil akulturasi dalam kehidupan ekonomi, misalnya proses produksi pertanian, kerajinan, pertenunan, bukanlah merupakan proses ekonomi Indonesia semata-mata, melainkan merupakan hasil akulturasi yang berasal dari kebudayaan Tiongkok, India. Perubahan proses produksi tadi, diikuti oleh perubahan aspek-aspek lainnya, yang akhirnya lebih meningkatkan kehidupan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi atau pembaharuan unsur kebudayaan dapat terjadi, apabila : a kelompok-kelompok manusia yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda bercampur satu sama lain, b individu-individu dari berbagai kelompok tadi bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama, c akibat dari a dan b, kebudayaan atau setidak-tidaknya unsur-unsur kebudayaan tadi masing- masing berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu. Proses asimilasi yang nyata dalam kehidupan dapat kita amati pada, gaya bentuk bangunan, corak pakaian, adat kebiasaan, bahasa dan lain-lain. Perpaduan gaya, corak dan bentuk unsur kebudayaan tadi, karena proses asimilasi yang baik, tidak canggung lagi dan dapat dihayati sebagai unsur kebudayaan sendiri. Baik disadari atau tidak disadari proses asimilasi ini akan tetap berlangsung di masyarakat.

5. Modernisasi