IMF dan Semakin Kuatnya Ekonomi Utara

54 menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan yang meminjamkan dana bagi proyek-proyek pembangunan di berbagai negara untuk memajukan perekonomiannya dengan syarat-syarat lebih ringan bila dibandingkan dengan meminjam dari bank komersial, yaitu bunganya lebih rendah, masa pengembaliannya lebih lama dan sebagainya. Sedangkan IMF memberikan pinjaman bagi negara-negara yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayaran luar negerinya dengan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara peminjam, seperti keharusan bagi negara yang mengalami defisit neraca pembayaran untuk menerapkan kebijakan penghematan ekonomi yang sangat ketat dengan pemotongan belanja pemerintah secara besar-besaran seperti yang terjadi di Indonesia awal tahun 1988 ini, kebijakan fiskal dan moneter yang sangat ketat, penghapusan hambatan terhadap kebebasan perdagangan dan investasi asing. Sebenarnya IMF mempunyai fungsi yang cukup penting dalam perekonomian internasional, selain sebagai tumpuan terakhir bagi negara yang mencari pinjaman juga menjadi penjamin bagi masyarakat ekonomi internasional mengenai apakah suatu negara layak memperoleh pinjaman atau tidak, dan jaminan itu dipercaya oleh berbagai sumber kapital asing, pemerintah maupun swasta. Setelah PD II, sistem perdagangan dan moneter liberal mewarnai dunia melalui IMF dan GATT yang diprakarsai oleh Amerika Serikat. Tata ekonomi internasional liberal memerlukan arus kapital maupun barang yang bebas. Perdagangan tidak mungkin berkembang kalau arus finansial internasional dibatasi secara ketat.

a. IMF dan Semakin Kuatnya Ekonomi Utara

Kapital yang dikelola IMF merupakan kumpulan dari negara-negara anggotanya. Pada tahun berdirinya 1944 dengan 44 anggota, lembaga ini mengumpulkan dana US 8,8 milyar dan pada tahun 1985 dengan jumlah anggota 152 negara mempunyai dana kira-kira US 90 milyar. Quota dana ditentukan berdasar kemampuan ekonomi masing-masing negara yang diukur menurut produk nasional bruto, volume perdagangan, dan cadangan devisa yang dimiliki. Sebagai contoh Amerika Serikat mempunyai Quota kira-kira US 18 milyar atau 19,8nya. Biasanya 25 dari quota itu 55 dibayarkan oleh anggota pada IMF dalam bentuk emas, sedang 75 sisanya dalam bentuk mata uang nasional masing-masing. Sekarang ini anggota IMF berjumlah 182 negara, termasuk Indonesia. Kekuatan suara suatu negara anggota dalam IMF ditentukan sesuai dengan proporsi quota negara tersebut. Amerika Serikat yang mempunyai quota 19,8 dari keseluruhan menguasai 20 suara dalam pembuatan keputusan IMF. Lembaga moneter ini secara periodik melakukan penilaian kembali kebutuhan kapital IMF dan perubahan-perubahan posisi ekonomi masing-masing anggotanya. Berdasarkan penilaian inilah dilakukan penyesuaian quota dan kekuatan suara untuk masing-masing anggota. Mekanisme peminjaman ke IMF adalah jika suatu negara memerlukan mata uang asing untuk menyelesaikan kewajiban internasionalnya, ia diijinkan meminjam dari cadangan mata uang asing IMF dan pinjaman ini per tahun maksimal senilai 125 quotanya. Pada saat ini quota peminjaman Indonesia hanya sebesar 1,4 milyar US. Semakin banyak pinjaman dilakukan sehingga mendekati batas kemampuan maksimum, semakin ketat persyaratan yang dikenakan pada negara peminjam itu. Metafora Utara-Selatan menggambarkan perkembangan ekonomi yang tidak seimbang antara negara-negara Utara yang kaya dan negara-negara Selatan yang miskin. Keluhan negara-negara Selatan terhadap IMF yang kekuatannya didominasi negara-negara Utara yang menerapkan sistem perdagangan, arus barang dan jasa secara bebas, bukan hanya mengenai pembatasan dan syarat-syarat peminjaman dana dari lembaga tersebut. Negara-negara Selatan juga mengeluh akan kecilnya suara mereka dalam proses pembuatan keputusan IMF. Proses pembuatan keputusan dalam IMF didasarkan pada hak suara yang disesuaikan dengan quota masing- masing anggota, yang memiliki quota lebih besar memiliki lebih banyak hak untuk bersuara, dan begitu juga sebaliknya. Akibatnya walaupun negara-negara Selatan yang merupakan negara-negara sedang berkembang merupakan ¾ keanggotaan IMF, mereka hanya memiliki 13 suara. Amerika Serikat sendiri memiliki hampir 20 suara dalam IMF dan 5 negara Barat terbesar secara bersama-sama menguasai 40 suara dalam 56 IMF. Disamping itu, hingga dasawarsa 1960 an sebagian besar perundingan dan keputusan moneter internasional penting dilakukan dalam kelompok sepuluh, suatu badan yang didukung oleh OECD Organization for Economic Cooperation and Development di Paris, yang menjalankan semacam fungsi eksekutif bagi keseluruhan tata moneter internasional, termasuk IMF. Negara-negara Selatan tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan yang terjadi di kelompok sepuluh. Kekuatan negara-negara Selatan hanya menonjol di tahun 1970 an ketika kekuatan kartel negara penghasil minyak mampu menunjukkan pengaruhnya.

b. Negara Selatan dan UNCTAD United Nations Conference on Trade