Latar Belakang Koordinasi Instansi Pemerintah dalam Pemberian Pelayanan Terhadap Mahasiswa Asing Di Universitas Sumatera Utara

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Batas – batas wilayah suatu negara bukanlah menjadi suatu kendala yang cukup berarti pada masa sekarang ini. Setiap orang dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa memandang ruang dan waktu. Globalisasi yang terjadi pada saat ini berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan yang tersebar luas ke seluruh dunia. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbukanya peluang lembaga pendidikan, mahasiswa asing, dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Akibat globalisasi yang semakin luas tersebut mengakibatkan banyaknya orang – orang yang ingin melanjutkan pendidikannya di luar negara asalnya terutama bagi orang – orang yang akan melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Tidak jarang mereka akan mencari universitas yang berkualitas dan bagus di luar negeri sebagai tempat mereka melanjutkan pendidikannya. 2 Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki universitas yang masih diperhitungkan di Asia. Institut Teknologi Bandung posisi 27, Universitas Gajah Mada posisi 42, dan Universitas Indonesia posisi 92 misalnya yang masuk ke dalam 100 besar universitas terbaik di Asia 1 . Bahkan di Indonesia, Universitas Sumatera Utara masih diperhitungkan oleh warga negara asing sebagai tempat mereka untuk melanjutkan pendidikannya 2 . Kondisi ini didukung dari data Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri BPKLN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3 . Menurut beliau, jumlah mahasiswa asing di Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan sebesar 20 persen. Dari jumlah sekitar 8.000 mahasiswa asing pada 2011 meningkat menjadi sebanyak 10.000 mahasiswa asing pada tahun 2013. Sedangkan jumlah mahasiswa asing yang terdata di kota Medan saat ini sekitar 2.158 orang 4 . Dari 2.158 mahasiswa asing tersebut, hampir 1000 mahasiswa asing berada di Universitas Sumatera Utara dan selebihnya tersebar di Universitas Negeri dan Swasta lainnya 5 . Namun, Fakultas Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara mendominasi banyaknya minat mahasiswa asing sebagai tempat menimbah ilmu. Ini terlihat pada tahun 2012, Universitas Sumatera Utara menyediakan sebanyak 180 kursi yang diterima melalui Jalur Program Internasional dan Twinning Program dengan Allianze University College of Medical Sciences Malaysia, masing-masing 100 kursi di 1 www.4icu.org diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 21.00 WIB 2 www.webometrics.infoenasiaindonesia, diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 21.10 WIB 3 http:www.pikiran-rakyat.comnode253855, diakses pada tanggal 29 Oktober 2013 pukul 21.15 4 http:www.ceritamedan.com201211mahasiswa-asing-di-medan-wajib-lapor.html, diakses pada tanggal 29 Oktober 2013 pukul 21.35 WIB 5 http:m.merdeka.comperistiwamahasiswa-asing-di-medan-akan-diberi-kartu-identitas- sementara.html, diakses pada tanggal 29 Oktober 2013 pukul 21.39 WIB 3 Fakultas Kedokteran FK dan 80 di Fakultas Kedokteran Gigi FKG, sementara untuk fakultas lainnya belum disediakan. 6 Untuk bisa menjadi salah satu mahasiswa di universitas negeri ataupun swasta, warga negara asing tersebut harus mematuhi kebijakan – kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dan universitas yang bersangkutan bagi mereka. Dasar kebijakan yang harus mereka patuhi salah satunya yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Prosedur bagi Warga Negara Asing untuk menjadi Mahasiswa pada Perguruan Tinggi di Indonesia. Kebijakan tersebut berimplikasi kepada kebijakan pemerintah lainnya yang mengharuskan mahasiswa asing mengurus dokumen keimigrasian, kependudukan dan lapor diri dari kepolisian. Kebijakan pemerintah tersebut mengakibatkan warga negara asing mengurus sejumlah dokumen sebagai syarat bagi mereka untuk bisa menjalankan pendidikannya di universitas di Indonesia. Namun, penerimaan mahasiswa asing di Indonesia tidak diikuti dengan penyediaan infrastruktur yang baik dari pemerintah yang dapat mendukung mahasiswa asing untuk merasa nyaman dalam menempuh pendidikannya di Indonesia. Mahasiswa asing harus mengurus sejumlah dokumen sebagai ijin mereka untuk menempuh pendidikan di Indonesia sebelum mereka tiba di Indonesia hingga menyelesaikan perkuliahannya dan kembali ke negara asalnya. Mahasiswa asing harus mengurus dokumen – dokumen tersebut secara berulang - ulang. Hal ini dikarenakan keterbatasan masa berlaku masing – masing dokumen 6 http:www.allianzeunicollege.edu.myportalmedia606-usu-siapkan-kursi-180-mahasiswa- asing.html diakses pada tanggal 13 Oktober 2013 pukul 09.40 WIB 4 tersebut sehingga setiap dokumen harus diperpanjang apabila masa berlakunya telah habis. Berdasarkan kebijakan tersebut, warga negara asing yang akan menjadi mahasiswa asing di salah satu universitas di Indonesia harus mengurus Surat Ijin Studi, VITAS Visa Tinggal Terbatas, KITAS Kartu Izin Tinggal Terbatas, SKLD Surat Keterangan Lapor Diri, SKTT Surat Keterangan Tempat Tinggal, ERP Exit Re-entry Permit, MERP Multiple Exit Re – entry Permit, dan EPO Exit Permit Only demi keamanan dan keselamatan mereka selama menempuh perkuliahan di Indonesia. Dokumen - dokumen tersebut harus diperoleh dengan segera dan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah bila mahasiswa asing ingin tetap menjalankan pendidikannya di Indonesia. Pengurusan dokumen – dokumen bagi mahasiswa asing tersebut melibatkan banyak instansi. Sebelum mahasiswa asing tiba di Indonesia, mahasiswa asing harus mengurus Visa ke Dirjen Imigrasi dan surat ijin studi ke DIKTI. Setelah tiba di Indonesia, mahasiswa asing harus mengurus KITAS dan MERP ERP di Kantor Imigrasi, SKLD di Kepolisian, dan SKTT di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan ketika mereka ingin meninggalkan Indonesia mereka harus mengurus EPO. Sebelum mengurus semua dokumen – dokumen mereka di Indonesia, mahasiswa asing harus terlebih dahulu mengurus surat permohonan dan surat jaminan yang berasal dari universitas tempat mahasiswa asing menjalankan pendidikannya. Pengurusan dokumen – dokumen yang panjang ini juga diberlakukan bagi mahasiswa asing di Universitas Sumatera Utara USU. Mahasiswa asing di USU harus mengurus surat ijin belajar ke DIKTI, Visa ke Dirjen Imigrasi, mengurus 5 KITAS, MERP ERP dan EPO di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan atau di Kantor Imigrasi Polonia Medan. Mengurus SKLD di Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan mengurus SKTT di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan serta mengurus surat permohonan dan surat jaminan dari USU. Pengurusan dokumen – dokumen tersebut di setiap instansi memiliki proses yang panjang dan tidak cukup pengurusannya hanya dilakukan pada satu instansi saja melainkan harus mengurusnya ke empat instansi dengan prosedur pengurusan yang berbeda pula. 7 Pengurusan dokumen tersebutpun tidak dapat dilakukan secara acak, semua harus mengikuti prosedurnya. Mahasiswa asing harus terlebih dahulu mengurus ke DIKTI dan Dirjen Imigrasi, setelah itu ke Imigrasi, kemudian ke Kepolisian dan terakhir ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Ini dilakukan karena dokumen yang diperoleh dari DIKTI dan Dirjen Imigrasi akan melengkapi syarat pengurusan di Imigrasi, dokumen dari Imigrasi akan melengkapi syarat pengurusan di Kepolisian dan dokumen dari Imigrasi dan Kepolisian akan melengkapi syarat pengurusan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Penyelesaian dokumen – dokumen tersebut mempunyai jangka waktu yang tidak sebentar. Sementara lamanya penyelesaian satu dokumen dari satu instansi akan mempengaruhi mahasiswa asing untuk mengurus dokumen di instansi selanjutnya. Ketepatan waktu instansi sebelumnya untuk menyelesaikan dokumen tersebut akan mempengaruhi pengurusan dokumen mahasiswa asing di instansi berikutnya. Sementara dari pengalaman yang pernah peneliti alami, peneliti membutuhkan waktu yang lama untuk mengurus satu dokumen di instansi 7 USU. Standard Operating Procedures International Affairs Office, hal 6-25 6 pemerintah. Setiap dokumen yang kita urus di satu instansi pemerintah tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu hari. Sementara, bila mahasiswa asing tidak mempunyai dokumen – dokumen tersebut, mahasiswa asing akan dikenakan sanksi bahkan bisa dianggap sebagai orang asing ilegal yang datang ke Indonesia dikarenakan tidak mempunyai dokumen yang jelas selama berada di Indonesia. Peraturan ini bisa dilaksanakan bila ada koordinasi yang baik antar instansi pemerintah yang bersangkutan. Koordinasi tersebut sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan pelayanan yang akan diberikan kepada mahasiswa asing sehingga satu instansi tidak menjadi penghambat bagi mahasiswa asing untuk mengurus dokumen di instansi selanjutnya. Koordinasi ini dipandang sangat sulit dikarenakan setiap instansi mempunyai Standard Operating Procedure SOP yang berbeda – beda. Apalagi tidak adanya suatu instansi yang mengkoordinir semua instansi tersebut untuk melaksanakan tugas mereka. Semua instansi berada pada jenjang yang sama dan saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga satu instansi tidak dapat menuntut instansi yang lain mengenai pelayanan yang akan diberikan oleh instansi terkait. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana koordinasi antar instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa asing terkait pada pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah tersebut, maka dari itu penulis mengambil judul tentang “Koordinasi Instansi Pemerintah dalam Pemberian Pelayanan terhadap Mahasiswa Asing di Universitas Sumatera Utara .” 7

I.2. Fokus Masalah