108
V.2. Koordinasi ketika mahasiswa asing menempuh pendidikan di Indonesia
Ketika mahasiswa asing tiba dan menjalankan pendidikan mereka di Indonesia, mahasiswa asing harus mengurus dokumen – dokumen keimigrasian
dan kependudukan mereka lainnya. Mahasiswa asing tidak bisa begitu saja menempuh pendidikannya di Indonesia. Berdasarkan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, mahasiswa asing diharuskan mengurus dokumen – dokumen mereka selama di Indonesia. Dokumen – dokumen tersebut diperlukan
sebagai ijin mereka tinggal di Indonesia. Kebijakan pemerintah tersebut yaitu
Undang – Undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian Undang –
Undang Keimigrasian yang baru yang dijalankan oleh imigrasi, Undang – Undang nomor 23 tahun 2006
tentang administrasi kependudukan yang
dijalankan oleh Dinas Kependudukan, Undang – Undang nomor 9 tahun 1992
tentang keimigrasian Undang – Undang Keimigrasian yang lama yang dijalankan oleh Kepolisian. Akibat dari kebijakan tersebut, mahasiswa asing harus
mengurus KITAS, MERPERP, SKLD, dan SKTT. Pelaksanaan kebijakan ini sangat dipengaruhi oleh stakeholder yang
menjalankan kebijakan tersebut. Pelaksanaan kebijakan tersebut harus didukung oleh personil atau sumber daya yang baik sehingga kebijakan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Sebagai ujung tombak dalam pelayanan mahasiswa asing di USU, KUI
USU memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan pelayanan dan menjalankan kebijakan sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik.
109 Untuk menjalankan suatu kebijakan sangat dibutuhkan personil atau
sumber daya manusia yang mampu menjalankan kebijakan dan mengerti akan kebijakan yang ada. Kemampuan seseorang sangat mempengaruhi pelaksanaan
suatu kebijakan. Pelayanan terhadap mahasiswa asing di USU sangat bergantung kepada
staff KUI USU. Ini dikarenakan Mahasiswa asing USU mengurus segala surat – suratnya di KUI USU bukan di Kantor Imigrasi, Dinas Kependudukan ataupun di
Kepolisian sehingga staff KUI yang mengetahui dan merasakan masalah yang terjadi berkaitan pelayanan mahasiswa asing sementara instansi pemerintah
lainnya tidak mengetahui masalah pelayanan terhadap mahasiswa asing tersebut. Ini terjadi dikarenakan instansi pemerintah yang bersangkutan hanya menerima
berkas mahasiswa asing yang telah lengkap syarat – syarat pengajuannya saja Wawancara dengan Selamet Sutarno, 30 Desember 2013.
KUI USU merupakan “pintu masuk” pelayanan mahasiswa asing sehingga staff KUI USU yang sering berhadapan langsung dengan mahasiswa asing namun
proses penyelesaiannya bukan di KUI USU. Kemampuan staff KUI USU dalam memberikan pelayanan akan menentukan penyelesaian pengurusan setiap
dokumen yang diurus oleh mahasiswa asing. Personil sumber daya manusia yang ada di KUI USU untuk melayani
1080 mahasiswa asing USU sangat minim. Staff KUI USU hanya ada 5 orang. Kelima staff tersebut tidak seluruhnya berada di kantor. Berdasarkan pembagian
tugas yang telah ditetapkan, hanya ada 3 staff yang selalu ada di kantor sementara 2 staff lainnya mengantarkan, mengurus, dan menunggu penyelesaian surat – surat
110 mahasiswa asing di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan dan Kantor Imigrasi
Polonia Wawancara dengan Partisipan 02, 14 Maret 2014. Pekerjaan staff KUI USU yang tidak sebanding dengan jumlah personilnya
menjadikan staff KUI USU ibaratnya buruh kasar yang harus mengurus 1080 mahasiswa asing di USU dengan berbagai macam dokumen yang diurus. Namun
pengurusan dokumen yang dominan dilakukan oleh mahasiswa asing adalah ERP dan Visa Observasi 2014.
Personil yang ada di KUI USU menjadi salah satu objek pengamatan dari peneliti. Jumlah personil yang sedikit untuk mengerjakan semua dokumen di KUI
USU membuat setiap staff sibuk mengerjakan semua dokumen dan menyelesaikan pekerjaannya masing - masing. Semua staff melayani mahasiswa asing yang
datang ke KUI USU untuk mengurus dokumen – dokumen mereka Observasi 2014.
Jumlah staff KUI USU yang minim tersebut juga diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala KUI USU.
“Masalah yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa asing di USU adalah masalah sumber daya
manusianya yang sangat minim kuantitasnya. Staff pegawai yang ada di Kantor Urusan Internasional USU hanya lima orang sementara
mahasiswa asing yang harus dilayani sebanyak 1080 orang. Jumlah ini tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kelima
pegawai. Sehingga sering sekali pegawai Kantor Urusan Internasional USU lembur untuk bekerja menyelesaikan surat – surat mahasiswa asing
dan kadang kala 1 orang staff bisa bisa merangkap pekerjaan kawannya apabila sedang banyak pekerjaan di KUI USU.”
Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan dalam wawancara dengan staff KUI USU yang secara langsung memberikan pelayanan kepada mahasiswa
asing. Pekerjaan yang sangat banyak tersebut membuat lelah setiap staff KUI dan
111 hampir tidak ada jam istirahat setiap harinya Wawancara dengan Partisipan 01,
02 Desember 2013. Bahkan staff tersebut berharap jumlah staff di KUI ditambah dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan yang tidak sebanding
dengan staff yang ada. Dikarenakan minimnya staff KUI yang melayani mahasiswa asing,
sementara banyak dokumen yang harus diurus, maka kepala KUI USU mengambil inisiatif agar semua pekerjaan di KUI USU dapat selesai. Mahasiswa asing hanya
dapat mengurus dokumen – dokumen mereka di KUI USU selama 4 hari yaitu Senin sampai Kamis dari jam 09.00 – 15.00 WIB sementara hari Jumat dan Sabtu
difokuskan untuk penyelesaian semua pengurusan dokumen. Hal ini dilakukan agar semua pekerjaan staff KUI USU tidak terbengkalai dan dapat terselesaikan
dengan baik sehingga dokumen tersebut dapat segera dikirim ke instansi terkait. Hal ini dikemukakan ketika mewawancarai Kepala KUI USU.
“Pegawai KUI setiap hari melayani pengurusan surat – surat mahasiswa asing termasuk mengantar surat – surat tersebut ke instansi pemerintah
terkait. Namun, apabila ada yang sangat penting saja, baru pihak dari instansi pemerintah yang mengantarkannya ke Kantor Urusan
Internasional USU. Akan tetapi hari Jumat dan Sabtu pegawai KUI tidak menerima pengurusan surat di kantor. Ini dikarenakan begitu banyaknya
pekerjaan yang harus segera dikerjakan, sehingga pada hari Jumat dan Sabtu semua pekerjaan tersebut bisa semua diselesaikan. Sehingga tidak
ada pekerjaan yang menumpuk dan terbengkalai.” Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
Personil KUI yang minim itu juga tidak diberikan pelatihan khusus sebagai
tim ketika mereka pertama sekali memulai pekerjaan mereka. Staff KUI yang mempelajari hal – hal yang menyangkut pengurusan surat – surat keimigrasian
mahasiswa asing tersebut. Akan tetapi ketika staff tersebut tidak mengetahui akan kebijakan ataupun prosedur tertentu, staff tersebut bisa berdiskusi dengan Kepala
KUI USU sebagai atasannya mengenai hal – hal yang tidak dimengerti. Diskusi
112 ini dilakukan secara rutin bersama dengan staff KUI. Seiring berjalannya waktu,
staff KUI USU sudah mengerti akan pekerjaan mereka dan melayani mahasiswa asing dengan baik.
Hal inilah yang dikemukakan melalui wawancara dengan Kepala KUI USU.
“Staff KUI kurang diberi pelatihan khusus. Staff KUI yang bekerja dapat memberikan pelayanan dilakukan dengan belajar sendiri dan bisa
dikatakan “terjun bebas”. Namun, ada dilakukan diskusi rutin dengan para staff berkaitan dengan peraturan dan masalah tertentu yang
dihadapi oleh para staff.” Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
Ketika dikonfirmasi kepada salah seorang staff KUI berkaitan dengan
diskusi ataupun rapat rutin antara para staff KUI. Staff tersebut membenarkan bahwa rapat rutin diadakan sebulan sekali dan rapat rutin tersebut diadakan di hari
sabtu. Rapat tersebut membicarakan masalah yang dihadapi, kinerja setiap staff ataupun mengenai acara yang akan diselenggarakan oleh KUI USU. Setiap
masalah dibicarakan di dalam rapat dan dicari jalan keluar dari masalah tersebut Wawancara dengan Partisipan 02, 14 Maret 2014. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya sinergi antara setiap staff dan kepala kantor untuk tetap memberikan pelayanan yang memuaskan kepada mahasiswa asing di KUI USU.
Staff KUI USU bukan hanya mengurus ketika surat – surat tersebut berada di KUI namun mengantarkan serta mengontrol surat – surat tersebut hingga
selesai di instansi terkait. Bila pengurusan awal sudah selesai dilakukan di KUI USU maka dokumen tersebut selanjutnya diurus di instansi terkait yang
berwenang mengurus dokumen tersebut. KUI USU yang mengantarkan dokumen mahasiswa asing ke instansi yang berwenang untuk mengurusnya bukan
mahasiswa asing yang mengurus dokumen mereka sendiri. Mahasiswa asing
113 hanya tinggal mengambil kembali dokumen mereka yang telah selesai diurus di
KUI USU. Pengurusan yang melibatkan banyak instansi ini membutuhkan koordinasi
antar instansi pemerintah tersebut. Hal ini terlihat jelas dari kegiatan yang dilakukan oleh instansi – instansi tersebut yang menunjukkan adanya penyesuaian
– penyesuaian antara instansi tersebut satu sama lain. Seperti pernyataan George R. Terry
55
, koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha – usaha untuk menciptakan kepantasan kuantitas, waktu, dan pengarahan pelaksanaan yang
menghasilkan keselarasan dan kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan penyesuaian, pengarahan pelaksanaan, dan kesatuan tindakan yang dilakukan instansi – instansi pemerintah tersebut menunjukkan adanya
koordinasi yang terjalin antara mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala KUI USU.
“Koordinasi yang terjadi selama ini antara KUI USU dengan instansi pemerintah lainnya berada di dalam satu jenjang dengan SOP yang
berbeda – beda antar instansi pemerintah tersebut sehingga banyak sekali yang tidak sesuai satu dengan yang lain dan banyak hal yang sering sekali
terlambat dalam hal pengurusan surat – surat tersebut. SOP yang berbeda – beda antar instansi tersebut membutuhkan penyesuaian diri antar
instansi yang satu dengan instansi yang lain tersebut, yang bermuara pada peraturan yang lebih membantu mahasiswa asing dalam pengurusan
surat – surat dan terciptanya keteraturan antara satu instansi dengan instansi lainnya. Maka dari itulah pengurusan surat – surat semuanya
difokuskan di Kantor Urusan Internasional USU.
Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013 Namun, terjadi perbedaan pendapat antara Kepala KUI USU dengan Dinas
Kependudukan Kota Medan dan Kantor Imigrasi Kota Medan mengenai koordinasi yang terjalin di antara mereka.
55
Sutarto. Dasar – Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 126
114 Berikut pernyataan salah satu staff Dinas Kependudukan Kota Medan
“Dulu memang hubungannya bersifat koordinasi namun sekarang adalah bersifat kerja sama bukan koordinasi. Ini dikatakan karena bila
melakukan koordinasi maka setiap instansi melakukan fungsinya masing – masing sedangkan hubungan sekarang bersifat bekerja secara bersama –
sama.” Wawancara dengan Arpian Saragih, 20 Desember 2013
Ketika dikonfirmasi kembali kepada staff Dinas Kependudukan tersebut berkaitan dengan pernyataannya, maka staff tersebut mengatakan bahwa kordinasi
itu lebih fokus kepada satu kepentingan instansi saja sementara instansi yang lain mendukung kepentingan instansi tersebut sehingga ada satu instansi yang
mengkoordinir semua kegiatan. Sedangkan kerja sama itu terjadi karena semua instansi yang terlibat memiliki kepentingan yang sama bukan hanya satu instansi
saja Wawancara dengan Arpian Saragih, 10 Februari 2014. Perbedaan pendapat ini juga muncul dari pernyataan salah satu staff
Kantor Imigrasi. “Kalau bicara koordinasi sangat sulit dilakukan apalagi kalau diteliti.
Karena biasanya koordinasi hanya sebatas teori. Dalam implementasinya sangat sulit untuk dilakukan koordinasi. Sebenarnya tidak pernah terjadi
koordinasi antar instansi dalam pelayanan mahasiswa asing. Yang terpenting dalam pengurusan pengajuan kepada kami adalah syarat –
syaratnya terpenuhi maka surat – surat mereka akan kami selesaikan.” Wawancara dengan Selamet Sutarno, 30 Desember 2013
Dari pernyataan tersebut, terjadi perbedaan pendapat yang dipahami oleh staff Dinas Kependudukan Kota Medan dan Kantor Imigrasi Kota Medan.
Tindakan yang mereka lakukan menunjukkan adanya koordinasi yang terjalin diantara mereka. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya oleh George R. Terry
dan Leonard D. White
56
yang menyatakan dibutuhkan penyesuaian – penyesuaian, pengarahan pelaksanaan dan kesatuan tindakan dalam suatu koordinasi. Bila KUI
56
Ibid, hal 126
115 tidak melakukan pengurusan dokumen – dokumen sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan oleh instansi terkait maka tentu saja intansi pemeritah tersebut tidak akan menerima berkas – berkas tersebut. KUI USU menyesuaikan syarat
pengurusan dan pelayanan sesuai dengan SOP Kepolisian, Imigrasi dan Dinas Kependudukan. Disamping itu, pengurusan dokumen di Kepolisian dan Dinas
kependudukan juga menunggu dokumen di Imigrasi selesai. Ini berarti terjadi penyesuaian – penyesuaian kegiatan antar instansi tersebut yang mengakibatkan
pengurusan surat – surat tersebut dapat berjalan dengan baik. Menurut Hasibuan
57
, syarat – syarat koordinasi adalah sense of coorperation perasaan untuk bekerja sama, rivalry persaingan untuk mencapai
tujuan, team of spirit saling menghargai pada setiap bagian dan espirit de corp pengikutsertaan setiap bagian. Syarat – syarat koordinasi tersebut tampak jelas
pada forum koordinasi yang dilakukan oleh keempat instansi tersebut. Forum koordinasi ini dibuat dikarenakan adanya perasaan saling membutuhkan dan
perasaan untuk bekerja sama diantara instansi tersebut. Forum koordinasi ini juga dibuat untuk mencapai tujuan dari setiap instansi agar setiap mahasiswa asing di
USU terdata baik dalam pengurusan keimigrasian maupun kependudukan di Kota Medan. Dalam forum koordinasi tersebut juga jelas adanya saling menghargai di
antara mereka dengan mengutarakan kepada instansi lainnya setiap prosedur pengurusan dan ketentuan yang harus dipatuhi dari setiap bagian terutama KUI
USU yang menjalankan prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi - instansi tersebut. KUI USU menjalankan setiap prosedur sesuai dengan yang ditetapkan
oleh instansi terkait dan satu sama lain saling menghargai SOP yang dimiliki oleh
57
Hasibuan. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara, hal 88
116 masing – masing instansi. Keterlibatan seluruh stakeholder dalam forum
koordinasi ini untuk memecahkan masalah menyangkut pelayanan mahasiswa asing juga menunjukkan terciptanya espirit de corp pengikutsertaan setiap
bagian diantara instansi pemerintah tersebut yang semakin menunjukkan sikap saling membutuhkan antar instansi tersebut.
Kondisi inilah yang dipandang peneliti sebagai bukti adanya koordinasi yang terjalin antara KUI USU, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan,
Kepolisian daerah Kota Medan, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
V.2.1. Pengurusan Alih Status Visa B ke Visa C Mahasiswa asing yang datang ke Indonesia dengan menggunakan Visa B
harus terlebih dahulu mengalihstatuskan Visa mereka ke Visa C dikarenakan Visa C yang dapat digunakan oleh mahasiswa asing untuk mengurus KITAS.
Perpanjangan izin kunjungan hanya diperbolehkan bagi orang asing yang melancong ke Indonesia. Pengurusan alih status bagi mahasiswa asing di USU
dilakukan di KUI USU.
Bagan 5.2. Perpanjangan Izin Kunjungan
Sumber: Wawancara dengan Syamsul Bahri, 06 Desember 2013 Kantor
imigrasi
Kantor wilayah Kemenkumham
Sumut tembusan
Kantor wilayah Kemenkumha
m Sumut pengecekkan
Direktorat Imigrasi
Jakarta Kantor
imigrasi terkait
117 Izin kunjungan berlaku selama 60 hari. Perpanjangan 1 – 3 bisa dilakukan
di kantor Imigrasi sedangkan perpanjangan ke – 4 dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara. Visa kunjungan digunakan untuk
masuk ke Indonesia dan bisa dikonversikan atau dialihstatuskan. Sedangkan visa tinggal terbatas digunakan untuk pelajar. Setelah masuk di Indonesia, mahasiswa
asing harus memiliki izin tinggal Wawancara dengan Syamsul Bahri, 06 Desember 2013.
Syarat pengajuan alih satus Visa 1.
Syarat dari penjamin 2.
Paspor kebangsaan yang masih sah dan berlaku 3.
Surat keterangan domisili 4.
Surat rekomendasi dari lembaga pemerintah terkait.
Berikut prosedur dalam pengalihstatusan Visa B ke Visa C.
Bagan 5.3. Prosedur Singkat Alih Status Visa
Sumber : Wawancara dengan Syamsul Bahri, 06 Desember 2013 Buat Surat
Permohonan Kantor
Imigrasi Surat alih
status
Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Ham Sumatera Utara
Imigrasi Menjawab Surat
ditangguhkan atau
dialihstatuskan
118 Pengajuan alih status tersebut akan direspon oleh Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara Kanwil Kemenkumhan Sumut melalui surat balasan. Penyuratan kepada yang bersangkutan dilakukan sesuai
dengan balasan Kanwil Kemenkumham yang menyatakan diperpanjang atau tidak dokumen mereka. Pengurusan alih status dilakukan selama 10 hari. Bila syarat –
syarat tidak dipenuhi maka dokumen mereka akan dikembalikan. Pengurusan alih status ini tidak dilakukan di KUI USU karena pengurusan
alih status yang harus segera dilakukan ketika tiba di Indonesia. Namun, bagi mahasiswa asing yang menggunakan VISA B ini harus sadar tanggal agar mereka
tidak overstay selama di Indonesia. Pengurusan alih status ini minimal 7 hari sebelum batas berlakunya VISA B tersebut habis. Bila mahasiswa asing terkena
overstay, maka akan dikenakan denda sebesar Rp 200.000hari.
V.2.2. KITAS
Kebijakan yang dijalankan oleh kantor Imigrasi dalam pengurusan KITAS yaitu Undang – Undang no. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, Peraturan
Pemerintah no. 31 tahun 2013, Peraturan Menteri Hukum HAM no. M.01- IZ.01.10 tahun 2007, dan Petunjuk Pelaksana Direktorat Jendral Imigrasi
no.F.310.IZ.01.10 tahun 1995. Dalam aturan ini diatur masalah pemegangan izin tinggal terbatas Wawancara dengan Syamsul Bahri, 06 Desember 2013 dan
Selamet Sutarno, 30 Desember 2013. KITAS itu berupa izin tinggal mahasiswa asing di Indonesia. Masa
berlaku KITAS selama dua tahun dan bisa diperpanjang sebanyak dua kali. Perpanjangan pertama masa berlakunya dua tahun dan perpanjangan kedua masa
119 berlakunya satu tahun. Ketika KITAS mereka telah diperpanjang dua kali, namun
mereka masih harus melanjutkan pendidikan, maka mereka harus kembali ke negara asalnya dahulu untuk mengurus Visa mereka kembali dan dari Visa yang
baru tersebut akan diurus kembali KITAS mahasiswa asing Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013. Namun apabila mereka masih ada urusan di
Indonesia dalam waktu yang singkat akan tetapi KITAS mereka telah mati, maka mereka tidak perlu memperpanjang KITAS mereka namun mereka hanya perlu
memakai Visa B saja. Akan tetapi, itu semua tergantung kebutuhan dari mahasiswa asing Wawancara dengan Partisipan 02, 14 Maret 2014.
Pengurusan KITAS menggunakan asas domisili. Pengurusannya harus dilakukan sesuai domisili mahasiswa asing tersebut. Berbeda halnya dengan orang
Indonesia yang bebas dimana saja mengurus surat – surat keimigrasian. Bila mahasiswa asing pindah tempat tinggal di rayon yang berbeda maka mahasiswa
asing harus mengurusnya ke kantor imigrasi di tempat tinggal yang baru, setelah itu baru melapor ke kantor imigrasi tempat tinggal sebelumnya Wawancara
dengan Syamsul Bahri, 06 Desember 2013. Pengurusan KITAS dilakukan berdasarkan permohonan yang diajukan
oleh mahasiswa asing dan berdasarkan surat Direktorat Pendidikan Tinggi DIKTI yang diajukan oleh mahasiswa asing untuk pembuatan surat ijin belajar.
Pengurusan KITAS mahasiswa asing USU dilakukan di KUI USU. Dalam mengurus KITAS dan dokumen lainnya di KUI USU, KUI USU mewajibkan
setiap mahasiswa asing untuk memiliki asuransi. Bila tidak memiliki asuransi maka mahasiswa asing tidak dapat mengurus dokumen – dokumen tersebut.
Asuransi yang harus dimiliki mahasiswa asing adalah asuransi kecelakaan,
120 kematian, dan asuransi kesehatan sebagai salah satu syarat pengurusan dokumen –
dokumen di KUI USU. Hal ini dinyatakan dalam wawancara dengan Kepala KUI USU.
“Mahasiswa asing wajib memiliki asuransi berdasarkan surat keputusan rektor SK Rektor USU no. 1293UN5.I.RSKKPM2013. SK Rektor
untuk pembuatan asuransi masing – masing mahasiswa asing baru dijalankan sekitar bulan Juli 2013. Peraturan tersebut disosialisasikan
kepada mahasiswa asing sehingga mereka harus mengurus asuransi mereka. Mahasiswa asing diwajibkan untuk mempunyai asuransi selama
menjalankan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Adapun asuransi yang harus dimiliki oleh mahasiswa asing yaitu asuransi kesehatan,
kecelakaan, dan asuransi kematian. Hal ini sesuai dengan kebijakan rektor. Apabila tidak ada asuransi tersebut maka surat – suratnya tidak
akan diurus. Selama ini, USU yang menjadi sponsor dan yang bertanggung jawab akan mahasiswa asing. Karena semakin banyaknya
mahasiswa asing, maka USU merasa tidak sanggup untuk menjadi sponsor mereka semua. Namun bagi mahasiswa asing yang sudah mau
tamat atau selesai perkuliahannya maka mereka tidak perlu lagi mengurus asuransi mereka. Tetap USU yang menjadi sponsor mereka.”
Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013 Disamping harus memiliki asuransi, pengurusan dokumen tersebut harus
disertai dengan surat rekomendasi, surat jaminan dan Kartu Tanda Penduduk KTP kepala KUI USU. Jika tidak ada surat – surat tersebut maka KUI USU
tidak akan melayani pengurusan dokumen mahasiswa asing Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013.
Ketika asuransi telah mereka miliki dan syarat – syarat pengurusan KITAS telah mereka penuhi maka pengurus universitas yang akan membawa surat – surat
yang sesuai persyaratan yang berlaku ke instansi terkait. Maka dari itu dibutuhkan orang – orang yang tetap untuk datang ke Kantor Imigrasi ini agar mereka
mengerti dan tidak berulang kali dijelaskan kepada pengurus yang datang karena sebelumnya mereka sudah mengerti akan prosedur yang ada. Untuk itu
pengurusan dokumen – dokumen tersebut menjadi tanggung jawab KUI USU.
121 Pengurusan KITAS mulai dari KUI sampai Kantor Imigrasi membutuhkan
proses yang rumit. Prosedur pengurusan surat – surat di KUI pun berbeda dengan prosedur pengurusan di Imigrasi sehingga dibutuhkan penyesuaian dalam
pengurusan KITAS tersebut. Prosedur yang panjang inilah yang mengakibatkan dibutuhkannya waktu yang lama dalam pengurusannya.
Peneliti sempat menanyakan seperti apa prosedur pengurusan surat yang dilakukan di KUI dari salah seorang staff KUI.
“Pelaksanaan prosedur di KUI juga membutuhkan waktu. Ketika pengambilan nomor ke tata usaha Biro Rektor juga harus antri karena
banyaknya surat – surat yang harus dikeluarkan oleh tata usaha Biro Rektor USU sehingga ketika pengambilan nomor surat harus mengantri
untuk mencek nomor surat terakhir yang digunakan.” Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013
Berikut prosedur pengurusan dokumen di KUI USU yang berlaku untuk semua pengurusan dokumen di KUI USU.
Bagan 5.4. Prosedur Pengurusan Surat Mahasiswa Asing di KUI USU
Sumber: Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013 Pengetikan
dan print surat
Verifikasi data
Ke tata Usaha
pengambilan no surat
Cek kelengkapan
data Masukkan
ke dalam Map
Kirim Stempel
tanggal dan stempel
USU Tanda
tangan Kepala KUI
USU Kembali
ke KUI
122 Pengiriman dokumen KITAS ke Imigrasi baru dilakukan bila ada 10
dokumen mahasiswa asing yang akan mengurus KITAS. Walaupun begitu, dokumen tersebut dapat segera dikirimkan karena biasanya banyak mahasiswa
asing yang akan mengurus KITAS mereka ke Imigrasi. Biasanya mahasiswa asing akan mengurus dokumen mereka secara berkelompok bersama teman – temannya
ke KUI USU Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013. Ketika semua prosedur di KUI telah dilaksanakan, maka prosedur
selanjutnya dilakukan di Kantor Imigrasi. Berikut merupakan pengurusan KITAS di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.
Bagan 5.5. Prosedur Singkat Pengurusan KITAS di Kantor Imigrasi
Sumber: Wawancara dengan Selamet Sutarno, 30 Desember 2013 Pengurusan KITAS di Kantor Imigrasi dilakukan secara online ke pusat.
Pihak Imigrasi akan meng – entry data mahasiswa asing terlebih dahulu ke pusat. Pengurusan KITAS baru dan perpanjangan paling lama empat hari selesai. Itupun
jika tidak ada terjadi masalah pada sistem peng – entry – an data ke pusat. Bila terjadi kerusakan pada sistem maka pengurusan dokumen tersebut akan terhambat
dan akan memakan waktu yang lama sampai sistem bagus kembali Wawancara dengan Selamet Sutarno, 30 Desember 2013.
Permohonan
Tanda Tangan
Foto dan sidik jari
Cetak Penerapan
Cap Tanda
Tangan
Penerapan Cap Buku
Biru
Loket Belakang
Selesai Kasir
Loket
123 Karena proses pengurusan yang sangat panjang dan berbeda – beda, maka
surat – surat tersebut akan selesai tergantung jenis dokumen yang mahasiswa asing urus. Bisa tiga hari, satu minggu, bahkan bisa sampai satu bulan
penyelesaiannya. Terlambat dalam pengurusan setiap dokumen maka mahasiswa asing akan mengalami overstay dan akan dikenakan sanksi. Pengurusan surat –
surat tersebut selalu dibuat rangkap dua. Dokumen yang bermaterai ada di masing – masing instansi namun dokumen final dikembalikan ke KUI USU sebagai
pertinggal dan dokumentasi KUI USU Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013.
Pengurusan KITAS dan surat – surat lainnya yang difokuskan di KUI sudah sangat memudahkan mahasiswa asing dalam mengurus dokumen –
dokumen mereka. Mahasiswa asing tidak lagi mengurusnya ke masing – masing instansi. Mereka hanya perlu datang mengurus surat – surat tersebut di KUI
dengan membawa syarat - syarat yang diperlukan untuk mengurus surat – surat tersebut. Nantinya staff KUI yang akan mengurus surat – surat tersebut ke instansi
pemerintah yang berwenang untuk mengurusnya. Pernyataan ini diperkuat dari hasil wawancara dengan Kepala KUI USU
“Pengurusan surat – surat semuanya dilakukan di KUI USU dikarenakan untuk mengefisienkan pelayanan terhadap mahasiswa asing. Jika semua
mahasiswa asing datang langsung ke instansi pemerintah khususnya kantor imigrasi tidak akan bisa melayani mereka dengan maksimal karena
banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pihak imigrasi dan padatnya masyarakat yang mengurus dokumen di Imigrasi. Apalagi jika
mahasiswa asing tidak mengetahui prosedur dalam pengurusan dokumen mereka, maka akan semakin sulit bagi mahasiswa asing tersebut untuk
mengurus dokumen mereka. Jadi, pegawai KUI yang mengurus ke instansi pemerintah tersebut, kecuali melakukan foto yang dilakukan di Kantor
Imigrasi. Itupun dilakukan setelah semua surat – surat di kantor Imigrasi telah siap diurus. Namun, tahap awal pengurusan tetap dilakukan di KUI
USU.” Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
124 Hal ini didukung juga melalui wawancara dengan staff KUI.
“Semua pengurusan surat – surat dilakukan di Kantor Urusan Internasional USU dikarenakan di kantor – kantor pemerintah yang lain
sudah padat orang dan banyak yang harus dilayani sehingga lebih optimal bila semua pengurusan berada di KUI USU.”
Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013 Hal ini menunjukkan bahwa prosedur pengurusan dokumen - dokumen
yang harus dijalankan oleh mahasiswa asing di USU telah dipotong. Mahasiswa asing hanya perlu 2 kali datang yaitu ketika mengantarkan dokumen yang akan
diurus dan mengambil dokumen mereka yang telah selesai di KUI USU. Kondisi ini sangat berbeda dengan yang dihadapi oleh warga negara Indonesia yang ingin
mengurus dokumen di instansi pemerintah. Warga negara Indonesia harus berhadapan dengan instansi pemerintah dengan mekanisme yang panjang, berbelit
dan melelahkan. Namun, mahasiswa asing di USU tidak perlu merasakan pengurusan yang
berbelit dan melelahkan tersebut. Mereka tidak perlu antri lama – lama dan menunggu sampai dokumen mereka selesai di instansi tempat mereka mengurus
dokumen tersebut. Mereka tinggal menunggu kabar dari staff KUI bila dokumen mereka telah selesai atau sudah waktunya bagi mereka untuk melakukan foto di
Imigrasi. KUI akan menginformasikannya melalui facebook KUI USU. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Kepala KUI USU.
“Staff KUI yang bolak – balik untuk mengurus surat – surat mahasiswa asing ke instansi pemerintah terkait. KUI USU memberitahukan apabila
surat – surat yang mereka urus telah selesai ataupun waktunya bagi mereka untuk foto melalui facebook. Sehingga mereka bisa langsung
melihat di facebook tanpa harus datang ke KUI dan apabila ada informasi terbaru akan segera diberitahukan kepada mahasiswa asing melalui
facebook.“ Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
125 Pelayanan yang diberikan oleh KUI USU dalam pengurusan KITAS
tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Kantor Imigrasi. Dengan adanya koordinasi tersebut, pihak KUI dapat mengetahui status penyelesaian setiap
dokumen diurus di Imigrasi. Ketika terjadi suatu masalah yang penting maka semakin diperlukan koordinasi antara KUI USU dengan pihak Imigrasi.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan staff KUI yang peneliti wawancarai.
“Tahap akhir pengurusan KITAS ada dilakukan foto di kantor imigrasi. Foto dilakukan setelah pengurusan KITAS selesai. Dari kantor Imigrasi
tidak ada diberitahukan KITAS nya telah selesai atau belum atau sudah waktunya foto atau tidak juga tidak ada diberitahukan. Staff KUI yang
meng – follow up ke Imigrasi. Staff imigrasi menanyakan apakah surat yang bersangkutan sudah selesai atau belum. Sudah waktunya foto atau
belum. Staff KUI yang menanyakan informasinya. Mahasiswa tinggal nunggu kabar apakah waktunya foto atau tidak. Bila sudah waktunya foto,
staff KUI akan memberitahukan informasi melalui facebook. Namun jarang sekali mahasiswa asing melihat facebook. Padahal sudah
diberitahukan bahwa informasi semua ada di facebook. Namun, mahasiswa asing lebih suka untuk datang langsung ke KUI. Mereka
maunya dilayani sendiri secara langsung, padahal informasi selalu up to date di facebook.”
Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013 Walaupun begitu, mahasiswa asing lebih suka datang langsung ke KUI
USU untuk menanyakan mengenai ketentuan tertentu, apakah berkasnya telah selesai diurus atau tidak daripada menunggu kabar yang dibuat di facebook.
Padahal facebook tersebut dibuat untuk memudahkan pelayanan bagi mahasiswa asing agar mereka tidak berulang kali datang ke KUI USU. Kedatangan
mahasiswa asing yang berulang kali ke KUI USU membuat pekerjaan staff di KUI semakin banyak karena harus berulang kali membuka berkas, sementara
banyak pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan. Belum lagi mereka harus
126 melayani pertanyaan mereka satu persatu berkaitan penyelesaian surat – surat
mereka Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013. Hal ini juga diakui oleh mahasiswa asing melalui kuesioner yang
dibagikan kepada mahasiswa asing berkaitan dengan frekuensi mahasiswa dalam melihat facebook IAO USU.
Tabel 5.1. Frekuensi Mahasiswa Asing Melihat Facebook IAO USU NO Frekuensi
melihat facebook
Jumlah Frekuensi
1 Kadang - kadang
4 13,33
2 Tidak pernah karena langsung ke KUI
26 86,67
Jumlah 30 100
Sumber: Kuesioner 2014 Mahasiswa asing mengatakan bahwa mereka kadang - kadang melihat
facebook 13,33. Bahkan lebih banyak mahasiswa asing mengatakan bahwa mereka akan datang langsung ke KUI USU dan tidak melalui facebook untuk
menanyakan informasi yang ingin mereka ketahui 86,67. Padahal semua informasi secara jelas diberitahukan di facebook dan dari kuesioner yang peneliti
bagikan, semua mahasiswa asing mengetahui adanya akun facebook yang dibuat oleh KUI USU untuk memudahkan mereka dalam mencari tahu informasi
mengenai pengurusan dan status penyelesaian dokumen mereka. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada facebook
International Affairs Office of USU yang dibuat oleh KUI USU untuk meningkatkan pelayanan KUI USU kepada mahasiswa asing, dari 1080
mahasiswa asing yang ada di USU hanya 749 orang yang bergabung dalam page facebook ini sementara yang aktif dalam page facebook ini hanya 18 orang.
127 Padahal segala informasi jelas diberitahukan kepada mahasiswa asing melalui
akun tersebut. Hal ini jelas menunjukkan bahwa mahasiswa asing memang lebih suka
dilayani secara langsung dan personal. Kondisi ini tentu menambah beban kerja staff KUI yang harus melayani pertanyaan mahasiswa asing secara personal
berkaitan dengan pengurusan surat – surat mereka. Pelayanan yang KUI USU berikan kepada mahasiswa asing masih saja
dianggap merupakan suatu pelayanan yang buruk oleh mahasiswa asing dikarenakan penyelesaian dokumen mahasiswa asing yang tidak tepat waktu.
Tabel 5.2. Ketepatan Waktu Penyelesaian Dokumen Mahasiswa Asing No Waktu
Penyelesaian Jumlah Frekuensi
1 Tepat waktu
6 20
2 Kadang – kadang
6 20
3 Tidak tepat
waktu 18
60 Jumlah 30
100 Sumber: Kuesioner 2014
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa asing mengeluhkan penyelesaian dokumen mahasiswa asing yang tidak tepat waktu 60 sementara
yang mengatakan penyelesaian dokumen mereka dengan tepat waktu hanya 20. Kondisi ini yang membuat staff KUI yang berhadapan langsung dengan
mahasiswa asing merasa kesal dan marah terhadap mahasiswa asing. Mahasiswa asing sering mengeluh dikarenakan dokumen yang mereka urus masa berlakunya
hampir habis sehingga mahasiswa asing ingin dokumen mereka segera selesai. Apabila dokumen mereka tidak selesai maka dokumen mereka akan overstay.
Menurut staff KUI USU, mahasiswa asing seharusnya tidak perlu melakukan
128 komplain dikarenakan mahasiswa asing yang terlambat untuk memperpanjang
dokumen mereka. Dalam mengurus dokumen mereka pun, mahasiswa asing juga baru mengurus dokumen mereka mendekati tanggal waktu kepulangan mereka ke
negara asalnya dan mendesak staff KUI untuk segera menyelesaikan dokumen tersebut. Pengurusan dokumen tersebut tidak mungkin bisa dengan cepat diproses
oleh staff KUI dikarenakan penyelesaian dokumen tersebut bukan dilakukan di KUI USU dan instansi pemerintah terkait tidak bisa dipaksa juga karena semua
pengurusan ada prosedurnya. Hal ini dikemukakan oleh salah satu staff KUI.
“Mahasiswa menekan KUI USU karena mereka menganggap sudah membayar sehingga harus segera selesai surat – suratnya. Tetapi
imigrasikan tidak bisa di paksa. Di imigrasi juga punya jam – jam pengurusan tidak bisa semuanya sekaligus dilakukan. Ada jam bayar dan
jam pengantaran berkas. Stambuk tua yang lebih sadar akan peraturan tetapi stambuk muda lebih tak sadar peraturan. Agar tidak terjadi
overstay maka seharusnya mereka mengurusnya sebulan sebelum surat – surat mereka tidak berlaku lagi.”
Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013
Namun, walaupun begitu banyak komplain dari mahasiswa asing, dari observasi yang peneliti lakukan staff KUI USU masih melayani mahasiswa asing
dengan ramah dan baik. Lebih ramah jika dibandingkan dengan birokrat – birokrat pemerintah dalam memberikan pelayanan. Padahal kesalahan berada pada
mahasiswa asing yang tidak tahu waktu pengurusan dokumen mereka. Hal ini terlihat jelas bahwa KUI USU telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada
mahasiswa asing yang ada di USU. Selain masalah lama waktu penyelesaian dokumen mereka, mahasiswa
asing juga beranggapan bahwa biaya dalam pengurusan dokumen mereka selama di Indonesia sangat mahal .
129 Tabel 5.3. Respon Mahasiswa Asing mengenai Biaya Pengurusan Dokumen
NO Respon mahasiswa
asing Jumlah
Frekuensi 1
Biaya pengurusan dokumen yang mahal 19
63,33 2 Tidak ada masalah dengan biaya
pengurusan dokumen 11 36,67
Jumlah 30 100
Sumber: Kuesioner 2014 Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Staff KUI.
“Mahasiswa asing menganggap surat – surat yang mereka urus harus selesai tiga sampai empat hari dan ketika mereka sudah membayar maka
surat – surat tersebut harus segera selesai. Hal ini yang sering membuat kesal staff KUI USU. Padahal uang yang mereka berikan standart bahkan
untuk Polri dan Staff pegawai Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan kita kasi ongkos. Padahal sama kita aja gak ada di kasi uang
ongkos atau uang minum kami. Bahkan penggunaan materai juga dikomplain oleh mahasiswa asing.”
Wawancara dengan Partisipan 01, 02 Desember 2013 Dari observasi yang peneliti lakukan di KUI USU, biaya pengurusan surat
– surat tersebut sudah tergolong murah. Untuk KITAS 2 tahun biayanya hanya Rp. 1.267.000 dan membayar biaya operasional Rp. 50.000semester. Biaya ini
sudah murah jika di – kurs – kan ke Ringgit Malaysia hanya 366 RM2 tahun .
Jika dirata – ratakan maka biaya untuk mengurus KITAS itu hanya Rp. 52.792bulan
15 RMbulan dan biaya operasional hanya Rp. 8.333bulan 2,5 RMbulan. Biaya ini sudah murah untuk biaya izin tinggal mereka selama di Indonesia
dikarenakan keberadaan mereka selama di Indonesia selalu diawasi serta dijamin oleh pihak imigrasi.
Pertentangan lainnya mengenai pelayanan yang diberikan KUI USU kepada mahasiswa asing ini terlihat dari hasil kuesioner yang peneliti bagikan
kepada mahasiswa asing. Mereka mengatakan pengurusan semua surat – surat di KUI sangat membantu mereka karena mereka tidak perlu lagi pergi ke Kantor
130 Imigrasi untuk mengurus surat – surat mereka. Namun kemudahan pelayanan di
satu tempat ini hanya dirasakan oleh mahasiswa stambuk tua 2009 dan 2010 tetapi stambuk baru 2012 dan 2013 merasa pengurusannya sangat rumit. Mereka
juga menggangap bahwa pelayanan di KUI USU kurang sistematik dan tidak teratur. Sehingga mereka menganggap pelayanan staff KUI kepada mereka kurang
memuaskan dan tidak fleksibel. Padahal KUI USU telah memberikan sosialisasi kepada mahasiswa asing
berkaitan pengurusan surat – surat tersebut. Sosialisasi yang diberikan kepada mahasiswa asing untuk memberitahukan hasil koordinasi yang telah KUI lakukan
dengan instansi pemerintah terkait. Seperti hasil wawancara dengan Kepala KUI USU
Setelah kita melakukan rapat koordinasi, hasilnya diberitahukan kepada mahasiswa asing. KUI USU memberitahukan informasi tersebut kepada
mahasiswa dua kali setahun enam bulan sekali.” Wawancara dengan Asima Yanty, 02 Desember 2013
Sosialisasi yang telah diberikan kepada mahasiswa asing ini juga dikatakan oleh staff Kantor Imigrasi.
“Sosialisasi ke kampus yang sering kita lakukan kepada mahasiswa asing. Sosialisasi ini biasanya dari pihak kampus yang mengundang dan dari
pihak Imigrasi juga yang mengadakannya. Itupun kalau ada anggaran untuk melakukan sosialisasi. Biasanya sosialisasi ini dihadiri oleh
perwakilan mahasiswa dan pengurus kampus. Tidak ada jangka waktu dilakukan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan jika dibutuhkan dan jika
diperlukan.” Wawancara dengan Selamet Sutarno, 30 Desember 2013
Berikut agenda sosialisasi pelayanan keimigrasian, kependudukan dan
kepolisian bagi mahasiswa asing yang diadakan oleh KUI USU.
131
AGENDA SOSIALISASI PELAYANAN KEIMIGRASIAN, KEPENDUDUKAN
DAN KEPOLISIAN BAGI MAHASISWA ASING TA. 20132014 Jumat, 6 September 2013
Ruang Senat Akademik, Biro Rektor Lt. 3
13.30 – 14.00 Registrasi 14.00 – 14.15 Sambutan sekaligus Pembukaan oleh Pembantu Rektor IV
Universitas Sumatera Utara
14.15 – 14.30 Informasi Administrasi Mahasiswa Asing di Lingkungan Universitas Sumatera Utara