Dengan demikian, secara keseluruhan proses pembelajaran yang seharusnya terdapat partisipasi berupa keaktifan siswa hanya berupa kegiatan
mendengar dan mencatat materi yang guru sampaikan, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimilikinya. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan pembelajaran, karena siswa yang mampu beradaptasi dengan baik akan semakin cerdas sedangkan siswa
yang kemampuan berpikirnya kurang akan semakin terperosok disebabkan ketidakpahaman materi yang di sampaikan guru. Keadaan tersebut
merupakan sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan, seolah guru hanya mengerjakan tugas pendidikan sebagai kegiatan formalitas semata. Sehingga,
upaya untuk mengerjakan tugas pendidikan sebagai alat untuk mencerdasksan kehidupan bangsa masih sebatas retorika.
Apabila masalah tersebut terus dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka kualitas mutu pembelajaran akan semakin menurun bahkan tidak akan
meningkat ketaraf yang lebih baik. Padahal, perbaikan mutu pendidikan harus terus diupayakan demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena melalui
peningkatan kualitas pembelajaran, potensi siswa dapat tergali dengan baik sehingga dapat menuju keberhasilan pendidikan. Untuk itu, salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran agar siswa terlibat secara aktif adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif.
Wina Sanjaya mengatakan bahwa, “pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda heterogen
”.
5
Sedangkan Rusman mengemukakan bahwa, “cooperative
learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya
terdiri dari 4-5 orang ”.
6
Lebih lanjut, Johnson dalam Hasan, 1996
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. 7, h.242
6
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed. 2, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Cet. 5, h. 204
menjelaskan bahwa “belajar cooperative adalan pemanfaatan kelompok kecil
dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok
tersebut ”.
7
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar yang mengarahkan siswa harus mampu
mencapai tujuan bersama secara kelompok. Dalam situasi ini, akan tumbuh rasa kebersamaan dan memiliki sikap kooperatif dengan sesama anggota
kelompok, sehingga pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang untuk menghargai satu sama lain.
Sedangkan salah satu jenis strategi pembelajaran kooperatif yang peneliti terapkan dalam penelitian ini adalah tipe Index Card Match. Menurut
Mel Silberman, “pembelajaran Index Card Match adalah cara menyenangkan
lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.
8
Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu topik dalam suasana menyenangkan, sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dengan pembelajaran yang biasanya mengharuskan siswa
duduk ditempat duduknya melainkan dapat berinteraksi secara aktif selama proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran kooperatif tipe index card match dapat dijadikan strategi yang efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran.
Sehingga peneliti perlu mengambil tindakan melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan menerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index
card match dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV MI. Fathurrachman pada pelajaran IPS.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Dari situasi pembelajaran yang telah diuraikan, maka kondisi pembelajaran yang menjadi fokus penelitian ini dapat dijabarkan dalam 2 aspek, yaitu:
7
Ibid.
8
Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:Pustaka Insan Madani:2009 Cet. 6 h. 240
1. Fokus siswa
a. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran karena metode pembelajaran yang digunakan guru meminimalkan keterlibatan siswa.
b. Tidak adanya kesempatan siswa untuk mengembangkan argumen yang dimilikinya karena guru terlihat lebih aktif dibandingkan siswa.
c. Kegiatan siswa hanya sekedar mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan meskipun mereka tidak mengerti apa yang disampaikan.
d. Sebagian besar siswa takut dan malu bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang dipahami.
2. Fokus guru
a. Guru ketika melakukan proses belajar mengajar masih mengandalkan metode ceramah sehingga kondisi belajar belum kondusif.
b. Rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan persoalan lain yang menambah kemacetan dalam pembelajaran.
c. Perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum mampu digarap secara serius sehingga semakin memperparah proses pembelajaran..
d. Pembelajaran didomisasi oleh guru yang secara aktif mengajarkan materi sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat materi.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah yang diteliti dibatasi pada keaktifan siswa berinteraksi dengan guru,
keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain serta keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran.
D. Perumusan Masalah Peelitian
1. “Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card
Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS ?”
2. “Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dapat
meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IP S?”
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Hasil Penelitian
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS yang selama ini bersifat konvensional dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif
tipe Index Card Match. b. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match
sehingga siswa dapat berpartisipasi dengan guru maupun dengan siswa lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Bagi guru 1.1 Menjadikan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan siswa
melalui pemilihan dan penggunaan model pembelajaran untuk digunakan pada saat proses belajar mengajar.
1.2 Memberikan masukan dalam menentukan strategi belajar yang tepat, yang bisa menjadi alternatif lain dalam mata pelajaran IPS.
1.3 Memberikan pengalaman bagi guru dalam penerapan metode Index Card Match pada mata pelajaran IPS.
b. Bagi siswa 1.1 Meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe index card match. 1.2 Meningkatkan
pemahaman materi
pelajaran dengan
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe index card match. c. Bagi sekolah
1.1 Sebagai masukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran aktif yang bermuara pada peningkataan hasil belajar siswa.
1.2 Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di MI Fathurrachman.
8
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda heterogen
”.
1
Sedangkan menurut Rusman, “cooperative learning adalah
teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5
orang ”.
2
Lebih lanjut, Johnson dalam Hasan, 1996 menjelaskan bahwa “belajar cooperative adalan pemanfaatan kelompok kecil dalam
pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut ”.
3
Senada dengan pendapat tersebut, Artzt Newman 1990:448 menyatakan bahwa
“dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap angggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya
”.
4
Dalam hal ini, Trianto menegaskan bahwa,
“tujaan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar ”.
5
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, Jakarta: Kencana, 2010, Cet.7, h.242
2
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Cet.5, h.204
3
Ibid.
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, Jakarta:Kencana, 2010, Cet.4, h.56
5
Ibid.