70
Selanjutnya, setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan, peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam dalam lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan,
terdapat data yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.
Diagram 4.4 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II
Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus II, terdapat 80,53 siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan
lembar observasi penelitian, sehingga hanya tersisa 18,13 siswa yang belum aktif. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran
Index Card Match yang dilakukan sudah berjalan dengan baik karena guru membimbing siswa pada kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik pula.
Siswa tidak lagi canggung dalam melaksanakan permainan kartu melainkan sangat antusias dalam kegiatan pembelajaan.
Keadaan tersebut membuat kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan
pembelajaran sehingga siswa penuh semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa
pada kegiatan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa
tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.
71
Diagram 4.5 Persentase perbandingan keaktifan siswa
Pada kegiatan pembelajaran siklus I dengan siklus II
Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I dengan kegiatan pembelajaran siklus II. Pada
diagram tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan
pembelajaran siklus I. Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan siklus I hanya sebesar 48,27, kemudian setelah dilakukan penyempurnaan
kegiatan pembelajaran pada siklus II meningkat sebesar 33,60, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sebesar
81,87. Dengan demikian, persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan siklus II termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga tidak
diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya karena kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan
penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index card match.
Selanjutnya, berikut
adalah diagram
keberhasilan penelitian
berupa meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari pelaksanaan
pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II.
72
Diagram 4.6 Persentase perbandingan keaktifan siswa
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dengan siklus II
Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pra siklus,
hanya sebesar 17,30 siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 82,70 siswa yang belum
aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I keaktifan siswa meningkat sebesar 30,97, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa
pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 48,27. Selanjutnya pada kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali
meningkat sebesar 33,60, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 81,87.
Dengan demikian, berdasarkan diagram tersebut ditunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dimulai dari
kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal tersebut menandakan keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index card match. yang peneliti lakukan pada mata pelajaran IPS terhadap siswa kelas
IV MI Fathurrahman tahun pelajaran 20132014 yang berjumlah 25 orang dengan rincian 10 siswa dan 15 siswi.
73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap penelitian yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV MI Fathurrachman Tahun Pelajaran
20132014, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaraan kooperatif tipe index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan
pembelajaan pra siklus, persentase keaktifan siswa hanya sebesar 17,30, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I meningkat sebesar
30,97 sehingga persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 48,27, bahkan pada penyempurnaan pembelajaran yang dilakukan
pada siklus II meningkat lagi sebesar 33,60 dari siklus I sehingga persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 81,87. Dengan
demikian, perbaikan pembelajaran yang dilakukakan sudah mencapai indikator penelitian yaitu meningkatkan keaktian siswa dalam pembelajaran.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa, meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui strategi pembelajaraan kooperatif tipe
index card match. Dengan demikian, implikasi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru
untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran index card match dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengajar.
Selain itu implikasi praktis bagi siswa yaitu diharapkan siswa tidak malu-malu lagi dalam mengeluarkan argumen yang dimiliki dan turut serta dalam kegiatan
pembelajaran dengan aktif berinteraksi dengan teman dan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menambah pengalaman siswa dan meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Sedangkan implikasi praktis bagi
74
sekolah yaitu diharapkan kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan dukungan dalam pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe
index card match untuk perbaikan pembelajaran. Selain itu juga, melalui berbagai metode pembelajaran terutama index card match dapat menimbulkan
variasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan penelitian, peneliti memberikan saran agar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran tipe index card match dapat menarik perhatian siswa sehingga
siswa memiliki semangat dan antusias dalam kegiatan belajarnya.
1. Guru harus lebih memahami prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Index Card Match sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar dan siswa tidak lagi merasa kebingungan.
2. Guru memberi penjelasan dengan jelas kepada siswa mengenai langkah-
langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match agar siswa paham apa yang harus mereka lakukan nantinya.
3. Guru harus membimbing siswa dengan baik dalam pelaksanaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match agar siswa tidak lagi merasa kebingungan.
4. Kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan dukungan dalam
pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match untuk perbaikan pembelajaran guna meningkatkan keaktifan siswa
dalam kegiatan belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Basrowi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.
Budimansyah, Dasim. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. PT. Ganesindo, 2009.
Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching, 2006. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 199
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: 2009. Munadi, Yudhi. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2010. Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010.
Sapriya. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006.
Sapriya. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006. Sapriya. Pendidikan IPS. Bandung: UPI PRESS, 2008.
Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta, 2010
Supriatna, Nana. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2010.
KISI KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH
No. Aspek
Indikator Nomor
pernyataan Jumlah
butir
1. Keaktifan siswa
berinteraksi dengan guru 1.
Merespon apersepsi yang diberikan guru 2.
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru 3.
Menyimak penjelasan yang sampaikan guru 4.
Melaksanakan intruksi yang diberikan guru dengan antusias 5.
Mengajukan argumen yang dimiliki dengan penuh semangat 6.
Mengajukan pertanyaan yang belum dipahami 1
2 3
4 5
6 1
1 1
1 1
1 2.
Keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain
1. Membuat kelompok dengan penuh semangat
2. Melakukan pembagian kerja dalam kelompok
3. Mengemukakan pendapat dalam kelompok
4. Mendiskusikan kesimpulan kerja kelompok
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan semangat
6. Mendengarkan dengan baik ketika kelompok lain presentasi
7. Memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain
7 8
9 10
11 12
13 1
1 1
1 1
1 1
3. Keaktifan siswa
terhadap materi pelajaran 1.
Membuat catatan-catatan kecil terhadap penjelasan guru 2.
Menyimpulkan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri 14
15 1
1