67
C. Pembahasan
Kondisi kegiatan pembelajaran pra siklus merupakan keadaan siswa sebelum tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan. Kegiatan pembelajaran pra
siklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Setelah
kegiatan pembelajaran pra siklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.
Diagram 4.1 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus
Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran pra siklus, hanya sebesar 17,30 siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai
dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 82,70 siswa yang belum aktif. Rendahnya keaktifan siswa tersebut dipengaruhi oleh rasa bosan
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung sangat monoton sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. Sehingga tingkat
keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus termasuk ke dalam kategori rendah, maka diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.
Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam dalam lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, terdapat data
yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.
68
Diagram 4.2 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I
Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus I, terdapat 48,27 siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan
lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 51,73 siswa yang belum aktif. Masih rendahnya keaktifan siswa tersebut dapat dipengaruhi karena
metode pembelajaran index card match belum pernah diterapkan sehingga masih terdapat siswa yang bingung saat mengikuti pembelajaran dengan metode index
card match, untuk itu guru banyak memberikan pengarahan kepada siswa sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih lama. Guru pun terlihat sedikit
bingung karena kondisi kelas pada saat itu terlihat ramai. Namun, pada akhirnya guru dapat mengelola dan mengendalikan keberlangsungan proses pembelajaran
dengan cara meminta siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu untuk segera membuat kelompok sehingga tidak mengganggu iklim belajar.
Walaupun demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan
kegiatan pembelajaran pra siklus. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan siswa merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran karena tidak
mengharuskan siswa untuk selalu duduk di tempat duduknya melainkan dapat berpindah untuk berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan
pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa
tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.