Hasil Penelitian yang Relevan
31
Hopkins 1992 menyatakan bahwa “classroom action research merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini
menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar”.
2
Untuk metode penelitian yang digunakan dalam penbelitian ini adalah dengan menggunakan metode Descriptive Research. Hadeli menjelaskan bahwa
“penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, situasi atau kejadian dan
karakteristik populasi ”.
3
Lebih lanjut, Sumadi Suryabrata dalam Hadeli mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk:
1 Mencari informasi faktual yang detail, menggambarkan gejala yang ada; 2 Mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan
dan praktek-praktek yang telah dan sedang berlangsung; 3 Membuat komparasi dan evaluasi; 4 Mengetahui apa yang dikerjakan orang lain
dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
di masa datang.
4
Dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan adanya rancangan penelitian karena penelitian tindakan kelas tidak sekedar mengungkapkan penyebab
permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas tetapi mencari cara mengatasi permasalahan tersebut. Rancangan penelitian merupakan prosedur yang akan
dilalui dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan penelitian.
Seperti yang dikatakan oleh Hadeli bahwa “rancangan penelitian berisi gambaran tentang kapan penelitian dilakukan, darimana data diperoleh,
dalam kondisi bagaimana subjek yang diteliti dan bagaimana mengolah data dan melaporkannya
”.
5
Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang masing-masing
2
Ibid., h. 26
3
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat:Quantum Teaching,2006, Cet. 1, h. 63
4
Ibid., h. 64
32
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Apabila pembelajaran siklus I sudah menunjukan indikator keaktifan siswa, maka tindakan tidak dilanjutkan, tetapi
apabila pada siklus I belum menunjukkan indikator keaktifan siswa dari tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.
Apabila pembelajaran siklus II belum menunjukkan indikator keaktifan siswa dari tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada
siklus selanjutnya. Tetapi apabila sudah menunjukkan keberhasilan indikator keaktifan siswa, maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.
Namun demikian, peneliti akan berusaha melakukan penelitian dalam dua siklus dikarenakan peneliti dan guru yang bersangkutan akan berusaha secara
optimal dengan menerapkan cara dan prosedur yang tepat sehingga dalam dua siklus tersebut dapat menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu
meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Namun perlu diperhatikan bahwa penelitian tindakan kelas bersifat situasional, kondisional
dan kontekstual. Dengan demikian, peneliti akan mengadaptasi pedoman yang disampaikan secara fleksibel, artinya peneliti akan mempertimbangkan
kelayakan waktu, sarana dan prasarana yang dapat digunakan serta permasalahan yang mana pada waktu penelitian bisa dirasakan hasilnya.