Lanjutan Tabel 12
Karakteristik TPI
TPHT beberapa nahkoda kurang
lebih satu jam 6. Juru lelang berkeliling untuk
melihat secara umum kondisi ikan
7. Urutan proses lelang dimulai dari ikan yang cepat busuk
juru lelang biasanya sudah mengetahuinya lalu
dilanjutkan dengan ikan yang kualitasnya paling baik
8. Setelah ikan dimiliki oleh bakul. Bakul melakukan
registrasi pembayran di kantor yang tersedia, sekaligus
dilakukan penimbangan dan membayar retribusi
6. Setelah ikan dimiliki pembeli maka ikan diangkut ke tempat
parkir kendaraan. Sebelumnya pembeli melaporkan dan
membayar transaksi di meja yang disediakan pungawa
7. Pembeli melakukan sortasi ulang dan pengepakan
Peserta lelang Memberikan jaminan sejumlah
uang atas transaksi yang ingin diikuti
Pembeli bebas keluar masuk pasar Sumber : berbagai sumber 2008
5.4 Analisis Efisiensi, Biaya dan Margin
Lembaga yang terlibat dalam pemasaran bandeng di pasar lokal terdiri dari pelelangan juru lelangpungawa, pacatto, pagandeng motor dan pagandeng
sepeda. Saluran pemasaran bandeng di kabupaten pangkep terdiri dari 4 macam saluran. Pola saluran tersebut adalah sebagai berikut
Saluran 1 S1 : Petambak – Pelelangan – Pacatto Saluran 2 S2 : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pengecer Pasar
Saluran 3 S3 : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pagandeng Motor Saluran 4 S4 : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pagandeng Sepeda
Total rata-rata bandeng yang diangkut petambak ke pelelangan sebanyak 327,97 kghari. Jarak antara tambak dan kendaraan angkutan yang jauh
menimbulkan adanya biaya angkut sebesar Rp 152,45 kg. Sarana transportasi yang digunakan adalah mobil angkot pete-pete. Biaya yang dikeluarkan per rit
perjalanan adalah Rp 304,91rit. Harga bandeng tidak ditentukan oleh petambak. Penentuan harga ditingkat petambak menggunakan pendekatan pendapatan.
Pendapatan yang diterima petambak adalah 80 dari seluruh pendapatan pelelangan. Sehingga harga yang diterima petambak sebesar Rp 7084,82kg.
Jumlah rata-rata ikan yang diterima Pungawa di pelelangan dari petambak sebanyak 1967,83 kg hari 127,57 atau 128 keranjang. Setiap ikan yang dibawa
petambak ke pelelangan diangkut dan dihitung oleh anak buahnya. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 135,51kg. Biaya penanggulangan resiko untuk pembelian
es batu sebesar Rp 1082,48kg. Biaya retribusi yang dikeluarkan sebesar Rp 19,20kg. Setiap petambak mendapatkan jamuan berupa minum the susu dan
makanan ringan menimbulkan biaya sebesar Rp 33,88kg. Sama halnya dengan penentuan harga ditingkat petambak, pendekatan untuk menentukan harga di
pelelangan menggunakan pendekatan pendapatan. Pendapatan yang diterima petambak adalah 20 dari seluruh pendapatan pelelangan. Sehingga harga yang
ditawarkan petambak sebesar Rp 8856,03kg. Jumlah ikan yang tersedia di Pacatto merupakan sisa ikan dari pelelangan.
Rata-rata total ikan yang dijual sebanyak 221,38 kghari. Paccato membutuhkan 5 buah es balok untuk menjaga kesegaran ikan. Kebutuhan es batu ini menimbulkan
adanya biaya Rp 1264,79 kg. Penagihan retribusi sebesar Rp 4,52kg. Besarnya resiko penyusutan ikan adalah 6 dari total ikan, sehingga biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 1269,31kg. Harga yang ditawarkan pacatto sebesar Rp 10.389,36kg.
Pagandeng motor adalah pagandeng atau pengecer yang menggunakan sarana transportasi motor untuk menjual bandeng. Pagandeng motor dapat
menjangkau seluruh kecamatan di Pangkep bahkan luar Pangkep. Jumlah rata-rata ikan yang dibawa pagandeng motor sebanyak 110 kghari. Biaya yang dikeluarkan
adalah biaya transportasi untuk bensin sebesar Rp 163,64kg asumsi harga BBM tahun 2007, pembelian es balok sebesar Rp 109,09kg, Biaya keranjang sebesar
Rp 181,82kg dan biaya resiko penyusutan sebesar Rp 54,55kg. Harga bandeng di tingkat pagandeng motor adalah Rp 11.136kg.
Berbeda halnya dengan pagandeng sepeda, setiap harinya pagandeng sepeda membawa ikan sebanyak 17,60 kghari. Biaya yang dikeluarkan untuk
permbelian es balok sebesar Rp 34,09kg dan pembelian keranjang ikan sebesar Rp 113,64kg. Biaya resiko penyusutan sebesar Rp 284,09kg. Harga bandeng di
tingkat pagandeng sepeda sebesar Rp 10.909kg.
Lembaga lainnya yang berada di pasar lokal adalah pengecer pasar. Biasanya pengecer membawa bandeng di pacatto dengan jumlah 44,00 kghari.
Biaya yang ditimbuolkan hanya penangggulangan resiko sebesar Rp 271,03kg. Adapun harga yang berlaku di pasar lokal melalui pengecer ikan rata-rata Rp
10.500kg. Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa setiap saluran pemasaran memiliki
margin tersendiri. Margin pemasaran merupakan selisih harga jual dan harga beli. Saluran pemasaran 4 memiliki nilai margin dan biaya pemasaran terbesar. Margin
pemasaran terbesar yaitu sebesar Rp 4.051,54kg dan besarnya biaya Rp 3.506,84kg. Sedangkan saluran pemasaran yang memiliki nilai margin dan biaya
pemasaran terkecil yaitu saluran pemasaran 1 sebesar Rp 3.304,53kg dan biaya pemasaran sebesar Rp 2.997,74kg. Hal ini menunjukan bahwa semakin panjang
saluran pemasaran suatu barang atau jasa maka akan semakin besar nilai margin yang dihasilkan. Besarnya margin yang dihasilkan dipengaruhi harga jual dan
harga beli bandeng. Sedangkan besarnya biaya pemasaran dipengaruhi oleh upaya mempertahankan kesegaran ikan.
Penentuan harga di tingkat pagandeng dipengaruhi oleh harga di tingkat pelelangan dan besarnya biaya pemasaran. Sifat produk perikanan yang mudah
busuk menuntut adanya rantai dingin untuk mempertahankan kualitas ikan. Untuk menjaga kesegaran ikan salah satunya dibutuhkan es balok. Besarnya biaya es
balok yang dikeluarkan merupakan penyebab perubahan harga yang besar Harga es balok di pelelangan sebesar Rp 12.000balok. Kebutuhan es setiap box ikan
tergantung dari jangkauan pemasaran. Tetapi pada umumnya es balok yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran ikan adalah ½ es balok untuk setiap box.
Tabel 13. Keuntungan, Biaya dan Margin Pemasaran Bandeng Ukuran 3 serta
Farmer’s Share di Kabupaten Pangkep Bulan Juli 2007 Rp per kg
S1 S2
S3 S4
Total Margin 3.304,53
3.415,18 3.824,27
4.051,54 Total Keuntungan
764,15 807,03
852,06 1.002,05
Total Biaya 2997,74
3065,50 3429,56
3506,84 Farmers Share
68,19 67,47
64,94 63,62
Sumber : Data Primer 2008 diolah
Tingkat efisiensi terbesar berdasarkan Bakri 2004 adalah yang memiliki indeks yang paling kecil. Nilai efisiensi ditentukan oleh total biaya pemasaran
yang digunakan dan besarnya nilai produk yang dipasarkan. Tingkat efisiensi pemasaran berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa saluran pemasaran 1 dengan nilai
indeks sebesar 34,35 merupakan nilai yang terkecil. Saluran pemasaran 1 merupakan saluran pemasaran yang lebih efisien dibandingkan dengan saluran
pemasaran lainnya. Berdasarkan duia alat analisis untuk menentukan efisiensi menunjukan bahwa semakin pendek saluran pemasaran akan semakin efisien
saluran pemasaran tersebut.
Tabel 14. Efisiensi Pemasaran Bandeng di Kabupaten Pangkep
Saluran Total Biaya
Pemasaran Rp Nilai Produk yang
dipasarkan Rpkg Indeks Efisiensi
1 2997,74
8700,82 34,45
2 3065,50
8750,31 35,03
3 3429,56
8773,80 39,09
4 3506,84
8924,26 39,30
Sumber : Data Primer 2008 diolah
5.5 Analisis Retribusi Pelelangan