Analisis Retribusi Pelelangan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat efisiensi terbesar berdasarkan Bakri 2004 adalah yang memiliki indeks yang paling kecil. Nilai efisiensi ditentukan oleh total biaya pemasaran yang digunakan dan besarnya nilai produk yang dipasarkan. Tingkat efisiensi pemasaran berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa saluran pemasaran 1 dengan nilai indeks sebesar 34,35 merupakan nilai yang terkecil. Saluran pemasaran 1 merupakan saluran pemasaran yang lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya. Berdasarkan duia alat analisis untuk menentukan efisiensi menunjukan bahwa semakin pendek saluran pemasaran akan semakin efisien saluran pemasaran tersebut. Tabel 14. Efisiensi Pemasaran Bandeng di Kabupaten Pangkep Saluran Total Biaya Pemasaran Rp Nilai Produk yang dipasarkan Rpkg Indeks Efisiensi 1 2997,74 8700,82 34,45 2 3065,50 8750,31 35,03 3 3429,56 8773,80 39,09 4 3506,84 8924,26 39,30 Sumber : Data Primer 2008 diolah

5.5 Analisis Retribusi Pelelangan

Jumlah ikan yang berada di pelelangan sebanyak 4.436.553 ekor. Asumsi setiap basket berisi 125 ekor ikan. Jumlah basket yang terdapat di pelelangan sebanyak 35.492,42 basket. Besarnya retribusi yang ditarik dari pelelangan berdasarkan jumlah basket sebesar Rp 1000basket sehingga total retribusi yang diterima pemerintah sebesar Rp 35.492.424. Berbeda halnya dengan perhitungan yang disesuaikan Perda No.22 tahun 2000. Besarnya retribusi yang dikenakan sebesar 2 dari total nilai jual ikan pendapatan pelelangan. Besarnya pendapatan pelelangan sebesar Rp 8.497.952.150 bulan. Besarnya retribusi yang diterima pemerintah sesuai Perda No.22 Tahun 200 sebesar Rp 169.959.043. Berdasarkan total penerimaan retribusi perhitungan per basket dan perhitungan sesuai Perda menunjukan selisih sebesar Rp 134.466.619. Jadi, perhitungan retribusi bedasarkan basket menyebabkan kerugian bagi pendapatan retribusi pemerintah daerah. Target penerimaan retribusi pelelangan bandeng berdasarkan Data Dipenda 2007 cenderung tetap per tahun 2004-2006, namun realisasi penerimaan belum memenuhi target dari tahun 2003-2006. Target penerimaan retribusi pelelangan bandeng tahun 2003 sebesar Rp 97.200.000, tetapi realisasi penerimaan sebesar Rp 86.485.000 atau baru tercapai 88,98 . Jika realisasi penerimaan retribusi pelelangan bandeng ini dibandengkan dengan total penerimaan retribusi pasar grosir dan pertokoan, maka pelelangan bandeng memberikan sumbangan penerimaan sebesar 71,99 dari total realisasi penerimaan retribusi pasar grosir dan pertokoan. Tabel 15. Kontribusi Retribusi Pelelangan Bandeng terhadap Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan dan Pendapatan Asli Daerah Tahun Pelelangan Bandeng Jasa Pasar Grosir dan Pertokoan Pendapatan Asli Daerah PAD Target Realisasi BA x100 Realisasi BC x100 Realisasi BD x100 A B C D 2003 97.200.000 86.485.000 88,98 120.142.000 71,99 25.462.930.943 0,34 2004 99.849.600 87.100.000 87,23 115.204.000 75,61 26.904.296.671 0,32 2005 99.849.600 92.835.000 92,97 124.899.000 74,33 30.024.149.132 0,31 2006 99.849.600 72.280.000 72,39 101.755.000 71,03 36.941.846.883,35 0,20 Sumber : Data Primer diolah Posisi retribusi pelelangan bandeng pun dapat dibandengkan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD Pangkep. Jika realisasi penerimaan retribusi pelelangan bandeng tahun 2006 sebesar Rp 72.280.000, maka pelelangan bandeng mampu memberikan sumbangan bagi PAD sebesar 0.2 . Sumbangan penerimaan retribusi pelelangan bandeng bagi PAD masih dianggap terlalu kecil. Tujuan penagihan retribusi pada pungawa di pelelangan oleh para penagih retribusi Dipenda merupakan upaya untuk peningkatan jasa pelayanan yang diberikan pemerintah pada pelelangan. Jenis pelayanan yang diberikan pemerintah pada pelelangan menimbulkan adanya pembiayaan pelelangan. Beberapa pembiayaan yang dikeluarkan pemerintah sebagai bentuk jasa pelayanan pelelangan Bandeng diantaranya biaya keamanan, biaya kebersihan, pembuatan karcis retribusi, dana intensifikasi penagih retribusi gaji bagi penagih retribusi dan biaya parkir. Biaya keamanan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga keamanan seperti Satpam atau Hansip. Biaya kebersihan dikeluarkan untuk menggaji tenaga yang membersihkan pelelangan. Kebersihan pelelangan pun dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Biaya pembuatan karcis retribusi per tahun dikeluarkan biaya sebesar Rp 400.000tahun. Penagihan retribusi membutuhkan SDM penagih. Penagih mendapatkan dana intensifikasi penagih sebesar Rp 3.504.000 tahun. Besarnya pembiyaan pengelolaan pelelangan dibandengkan dengan penerimaan retribusi pelelangan menghasilkan rasio efisiensi retribusi terhadap biaya pengelolaan pelelangan. Berdasarkan Tabel 14 besarnya penerimaan retribusi pelelangan tahun 2006 sebesar Rp 72.280.000 dan besarnya biaya pengelolaan pelelangan sebesar Rp 8.704.700 menghasilkan rasio efisiensi sebesar 12,04 . Besarnya nilai rasio efisiensi retribusi ini menunjukan bahwa perhatian pemerintah dalam pengelolaan pelelangan masih kecil karena besarnya penerimaan retribusi belum sebandeng dengan biaya pengelolaan yang dikeluarkan. Semakin banyak PAD suatu daerah berdasarkan Adil 2003 maka semakin dimungkinkan untuk melakukan pelayanan publik yang seluas-luasnya. Berikut ini pembiayaan pengelolaan pelelangan yang dikeluarkan pemerintah. Tabel 16. Rasio Efisiensi Biaya Pengelolaan Retribusi Pelelangan Tahun 2006 Jenis Pengelolaan Biaya Pengelolaan 1. Keamanan jaga Malam 1.600.000 2. Kebersihan 2.200.000 3. Retribusi 400.000 4. Dana intensifikasi Penagih Retribusi 3.504.000 5. Parkir 1.000.700 Total Biaya Pengelolaan 8.704.700 Penerimaan Retribusi Pelelangan Bandeng 72.280.000 EBR Efisiensi Biaya Pengelolaan 12,04 Sumber : Data Primer data diolah 5.7 Analisis Faktor Eksternal dan Internal 5.7.1 Analisis Faktor Internal