Retribusi dan Pembiayaan Pelelangan Distorsi dalam pelelangan

d. Kegiatan Penunjang Pelelangan

Kegiatan penunjang di pelelangan dimaksudkan sebagai aktivitas para pelaku usaha yang tidak terkait langsung dengan aktivitas pelelangan di wilayah kerja pelelangan. Para pelaku tersebut ada sejak kedatangan ikan hingga proses lelang selesai. Penyedia jasa yang berpengaruh adalah keberadaan pada penjual minuman dan makanan dan penyedia es balok. Biasanya pungawa menyediakan fasilitas khusus bagi pembudidaya dengan menyediakan minuman teh susu. Adapun keberadaan penyedia es balok sangat dibutuhkan oleh pembeli pada umumnya. Jumlah penyedia es balok yang dekat dengan pelelangan hanya terdapat satu unit.

5.2.12 Retribusi dan Pembiayaan Pelelangan

Salah satu sumber Penerimaan Asli Daerah PAD Kabupaten Pangkep adalah retribusi daerah. Sumber retribusi Tabel 10 diantaranya Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Kebersihan, Pasar, Terminal, Pasar Grosir dan Pertokoan, Izin Gangguan, dan Tempat Pendaratan Kapal. Tabel 11. Retribusi Jasa Pasar Grosir dan atau Pertokoan No Jenis Retribusi 1 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Bumi - Pasar Palampang Palampang II - Pasar Labakkang - Pasar Siloro - Pasar Segeri - Pasar Mandalle 2 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Ikan Bandeng Palampang I 3 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Ikan Laut - Palampang I - Maccini Baji - Limbangan - Kalibone - Bawasalo -Toli-Toli Sumber : Dipenda Kab. Pangkep 2006 Retribusi Pelelangan Bandeng Pangkep merupakan bagian dari kategori Pasar Grosir dan Pertokoan. Pungutan retribusi dibebankan pada Pungawa. Retribusi pelelangan diatur oleh Perda No.22 Tahun 2000 Pasal 8d dimana untuk setiap jasa pelayanan pelelangan bandeng dipungut sebesar 2 dari nilai ikan yang masuk ke Pungawa. Retribusi ditarik oleh bagian penagihan

5.2.13 Distorsi dalam pelelangan

Permasalahan dtimbulkan oleh ketidakpuasan antara petambak dan pembeli. Petambak mengalami ketidakpuasan pendapataan yang diterima karena adanya distorsi proses perhitungan jumlah ikan. Sedangkan pembeli mengalami ketidakpuasan dalam produk yang diterima dari hasil pembelian melalui mekanisme lelang. Distorsi jumlah ikan dan bandeng yang diterima akan merugikan pihak terlibat di pelelangan. Kecurangan yang dilakukan juru hitung ikan. Biasanya juru hitung memalsukan hitungan dengan menyimpan ikan pada hitungan ke sebelas, bukan pada hitungan ke sepuluh. Sistem penghitungan ikan di Pelelangan bandeng pangkep dilakukan secara manual dengan perhitungan per ekor. Setiap kali bongkar muat, juru hitung akan menghitung ikan per sepuluh ikan dan menyimpan satu ikan sebagai tanda bahwa sepuluh ikan yang sudah berada dalam keranjang sama dengan satu ikan yang berada diluar keranjang. Bila juru hitung memasukan sebelas ikan dalam keranjang dan menyimpan satu ikan diluar keranjang maka akan terdapat kelebihan ikan dalam keranjang. Jumlah kelebihan biasanya sekitar 50-100 bandeng dalam basket. Pada pasca lelang dan pengangkutan, juru hitung ikan akan mengambil ikan miliknya saat pembeli keluar dari pelelangan. Tetapi hal tersebut apat diketahui bila petani tambak sebelumnya menghitung total ikan yang akan dilelang. 5.3 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang di Tempat Pelelangan Ikan TPI dan Tempat Pelelangan Hasil Tambak TPHT Tempat Pelelangan Ikan TPI adalah salah bentuk kelembagaan pasar dalam usaha perikanan tempat berlangsungnya transaksi jual beli antara nelayan dan bakul ikan sebagai pembeli dengan sistem penawaran tertinggi. TPI melaksanakan lelang ikan hasil tangkapan. Adanya persaingan antar bakul pembeli dalam mendapatkan ikan hasil tangkapan nelayan yang terbatas menyebabkan adanya mekanisme pembentukan harga dengan sistem lelang. Proses pembentukan harga dengan mekanisme lelang akan menguntungkan pelaku pelelangan, karena adanya teori kesamaan pendapatan.. Keuntungan tersebut terutama dirasakan nelayan didapat karena hasil tangkapan nelayan dalam waktu singkat dapat dijual pada pembeli. Beberapa contoh TPI yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah TPI Muara Angke, TPI TPI Beba Kecamatan Galesong Utara, TPI Brondong, TPI Pelabuhan Muncar dan TPI Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, dan TPI dari Koperasi Unit Desa KUD Mina Fajar Sidik..Umumnya lokasi TPI berada di sekitar pelabuhan, seperti yang terdapat di TPI Muara Angke, Jakarta Utara dan TPI Paotere, Makassar. Biasanya sarana dan prasarana yang terdapat di TPI diantaranya dermaga, gedung TPI, tower air tawar, toilet, ruang jaga, parkir, cold storage , dan gedung pengolahan. Seperti halnya di TPI Paotere, Makassar. Setiap sarana dan prasarana pelelangan dikelola oleh Dinas Perikanan Sulawesi Selatan. Dana yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana berasal dari Anggaran Pemerintah dan Belanja Negara APBN serta dana dari luar negeri. Pelaksana operasional TPI biasanya diatur oleh suatu peraturan pemerintah daerah Perda. Seperti pelaksana TPI Paotere, sumberdaya manusia di pelelangan terbagi menjadi 3 bagian yaitu Koperasi Nelayan yang berjumlah 520 orang, Dinas Perikanan berjumlah 4 orang, dan Dinas Pendapatan Daerah berjumlah 25 orang 7 staf kedinasan, 5 orang kolektor retribusi, 4 orang tenaga kebersihan, dan 9 orang tenaga keamanan. Pelaksanaan lelang di TPI diawali dengan sortasi berdasarkan jenis ikan. Objek lelang di TPI memiliki variasi jenis ikannya.Setelah sortasi berdasarkan jenis, langkah selanjutnya adalah penimbangan. Biasanya ikan ditimbang dengan alat standar kg lalu diberikan tanda khusus seperti catatan berat dan milik, biasanya nelayan menyebutnya dengan tagging. Setelah pemberian tanda lalu setiap ikan dalam jumlah tertentu diurutkan berdasarkan waktu masuk ke pelelangan, lalu dilakukan penjualan dengan mekanisme lelang.. Proses pelelangan objek lelang biasanya diumumkan oleh juru lelang dengan penawaran harga meninggi. Penawaran harga berupa pengumuman pada peserta lelang bakulpembeli sebanyak 3 kali pengumuman. Jika peserta lelang menerima tawaran harga tertinggi, maka peserta itu pemenangnya. Para pemenang lelang harus melakukan administrasi pengambilan dan pembayaran objek lelang yang telah ditawar di tempat registrasi yang tersedia. Petugas yang berada di bagian registrasi akan mengukur kembali berat ikan dan menghitung pembayaran serta retribusi yang dikenakan. Pelaksanaan lelang ini yang terjadi di Pelelangan Rajawali, Makassar. Seperti halnya di TPI Rajawali, Sulawesi Selatan, pada TPI yang dikelola olek KUD Mina Fajar Sidik, Subang, Jawa Barat, setelah kapal ditambatkan di dermaga, nakhoda kapal harus melapor kepada petugas keamanan yang merangkap sebagai petugas pencatatan kedatangan kapal. Nakhoda harus memberikan keterangan berupa data-data yang terdiri dari nama kapal, asal daerah, nama pemilik kapal, dan nama nakhoda. Berbeda halnya dengan Anak Buah kapal ABK, para ABK melakukan pembongkaran ikan tangkap dan disimpan dalam palka kapal. Pembongkaran ikan dimulai dengan mengeluarkan ikan dari dalam palka untuk memudahkan proses sortasi, pembersihan, pengepakan, hingga pendaratan. Proses sortasi dilakukan dengan memisahkan ikan berdasarkan jenis, ukuran, dan keadaan fisik atau mutu ikan. Pengaturan dalam proses sortasi dilakukan olegh petugas KUD dan dikoordinir oleh manajer TPI. Setelah dilakukan sortasi, biasanya juru lelang berkeliling dan memeriksa keadaan ikan yang akan di lelang. Hal ini dilakukan untuk mendapat gambaran umum dalam penentuan harga ikan. Para pembeli atau peserta lelang disebut juga bakul. Untuk menjadi peserta lelang, calon peserta harus mendaftar kepada Manajement TPI dan diwajibkan menyerahkan jaminan berupa uang. Lelang akan dimulai dari ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cepat mengalami penurunan mutu. Setelah ikan tersebut habis dilelang maka akan dilanjutkan dengan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dan ikan dengan mutu rendah. Lelang dimulai dengan melakukan penawaran terbuka atas ikan yang dijual. Penawaran dibuka pada suatu tingkat tertentu untuk sejumlah ikan yang ditunjuk oleh juru lelang. Harga yang ditawarkan akan berubah mengikuti respon para bakul. Pada harga tertentu bakul akan melakukan sautan tanda tertentu kepada juru lelang yang menunjukan bahwa ia berani menawar komoditi yang dilelang. Kegiatan lanjutan setelah bakul mendapat ikan adalah melakukan penyortiran, pembersihan, pengepakan, dan pengiriman. TPI yang merupakan salah satu unit usaha KUD Mina Fajar Sidik. TPI memiliki usaha penunjang yang secara tidak langsung membantu dalaam kelancaran penyelenggaraan lelang. Usaha penunjang tersebut diantaranya adalah penyedia jasa penyewaan cepon, penyedia jasa pasar tenaga kasar, penyedia jasa tenaga terampil, dan pejnyedia tenaga terampil. Berbeda halnya dengan Tempat Pelelangan Hasil Tambak TPIHT. TPIHT adalah salah satu jenis TPI dengan objek lelang berupa ikan hasil tambak. Istilah TPIHT disebut juga Tempat Pelelangan Hasil Tambak TPHT umumnya digunakan di Kabupaten Karawang dan Tempat Penampungan Hasil Tambak TPHT digunakan di Kabupaten Bekasi. Jumlah TPI pada tahun 2004 di Karawang berjumlah 11 unit sedangkan jumlah TPHT berjumlah 13 unit. Jumlah TPHT di Karawang lebih banyak daripada TPI. Keberadaan dan aktivitas TPHT dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau, umumnya aktivitas lelang di Karawang hanya terjadi di tujuh TPHT, diantaranya yang berada di Kecamatan Cimalaya Wetan dan Kulon seperti TPHT Muara, Timbul Jaya, dan Satar, di Kecamatan Pedes seperti TPHT Ciparage, Mekar Jadi, dan Sungai Buntu, serta di Kecamatan Cibuaya, TPHT Cikilong. TPHT di Karawang mulai dikembangkan pada tahun 1974 di kampung Mangun Jaya, Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Istilah TPHT di atas banyak digunakan di beberapa wilayah seperti Karawang, Jawa Barat. Tempat pelelangan hasil tambak pun ada yang dinamai sesuai dengan objek yang di lelang, misalnya pelelangan bandenglelang bandengpasar bandeng. Pelelangan Bandeng digunakan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Istilah Pasar BandengLelang Bandeng digunakan di Kabupaten Sidorjo dan Gresik. Perbedaan Pelelangan Bandeng dan Pasar BandengLelang Bandeng pada pembentukan harga objek lelang yang lebih bersifat hiburan dan tradisi. Pelaksanaan lelang pun dilakukan setiap tahun. Berbeda dengan Pelelangan Bandeng Pangkep yang pelaksanaan lelangnya dilakukan setiap hari. Jumlah varian objek lelang hasil tambak biasanya satu jenis komoditas. Namun ada pula yang terdiri dari berbagai jenis ikan hasil tambak seperti halnya di Karawang. Ikan yang udang, mujaer, dan bandeng. Namun terkadang terlihat beberapa ikan hasil tangkapan seperti ikan sembilang, kakap merah, cumi, pari, dan rajungan. Lokasi TPHT tidak mesti berdekatan dengan pelabuhan. Fasilitas yang terdapat di TPHT diantaranya gedung lelang, los lelang. Luas lahan yang dimilki TPHT Karawang misalnya, seluas 25 x 25 m2 dengan besarnya gedung lelang seluas 7 x 15 m2. Sedangkan di Pelelangan Bandeng Pangkep luas gedung lelang seluas 30 x 10 m2. Gedung lelang di Pelelangan Bandeng Pangkep berada di kawasan utama perdagangan kabupaten yaitu di Pasar Sentral Pangkajene. Mekanisme lelang yang terjadi di TPHT Karawang biasanya diawali dengan petambak datang membawa bakul-bakul tempat ikan berisi udang segar untuk segera ditimbang. Setelah ditimbang lalu dikumpulkan seperti gundukangunungan. Setelah ikan terkumpul lalu dilelang kepada para pedagang erecan ataupun perusahaan pengolahan ikan. Adapun mekanisme yang terjadi di pelelangan bandeng, hampir sama. Aktivitas pelelangan diawali dengan berdatangannya petambak membawa bandeng. Petambak memilih juru lelang pungawa sebagai tempat untuk melelang bandeng yang dibawa. Petambak datang dengan alat transportasi yang berbeda-beda tergantung dari jumlah bandeng yang dibawa. Petambak memilki kebebasan dalam menentukan tempat untuk menjual bandeng dalam mekanisme lelang. Pada pelelangan bandeng tidak terkoordinasi oleh satu juru lelang, tetapi terdiri dari 16 juru lelang. Juru lelang ini dinamakan pula pungawa. Jumlah pungawa di pelelangan berjumlah 16 orang. Pungawa memilki los tempat melelang sendiri. Setelah menentukan pungawa, selanjutnya petambak melakukan pembongkaran, penghitungan serta penyortasian ikan berdasarkan ukuran. Tabel 12 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang TPI dan TPHT di Indonesia Karakteristik TPI TPHT Objek Lelang ikan hasil tangkapan dan ikan yang dilelang bervariasi Ikan hasil tambak dan ikan yang dilelang biasanya satu jenis. Misalnya Pelelangan Bandeng. Lokasi Berdekatan dengan laut dan pelabuhan. Lokasi telah memiliki batas yang jelas dengan adanya pagarpembatas sehingga arus masuk dan keluar barang semakin jelas Berdekatan dengan sungai atau berdekatan dengan pasar. Lokasi terbuka dan belum memilki pembatas. Hal ini menyebabkan akses pembeli maupun peneliti pasar bebas keluar masuk pasar. Sarana dan Prasarana Umumnya memiliki gedung lelang, dermaga, tower air tawar, toilet, ruang jaga, parkir, cold storage , dan gedung pengolahan. Telah memilki kantor untuk tenaga pengelola TPI dan pembayaran transaksi lelang. Umumnya memilki gedung lelang, tempat parkir. Belum memiliki kantor khusus pengelola lelang. Waktu lelang Umumnya dilaksanakan pada pagi hari Umumnya pagi hari, namun ada pula yang dilaksanakan pada malam hari. Pengelolaan Dilakukan oleh Koperasi, Swasta, dan Pemerintahan Daerah DKP dan Dipenda. Bila dikelola olek KUD maka TPI sebagai salah satu unit usaha utama koperasi. Secara operasional pengelolaan pelelangan diserahkan pada juru lelang. Pemerintah daerah memberikan fasilitas berupa gedung lelang dan melakukan pemeliharaan dengan menarik retribusi. Retribusi Pembagiannya jelas untuk pengelola TPI, pembeli, dan kesejahteraan nelayan Semua retribusi diakumulasi ke Dipenda dan dijadikan input bagi Pendapatan Asli Daerah. Pelaku lelang Nelayan, juru lelang, manajer TPI, Bakul pembeli. Dinas Perikanan berjumlah 4 orang, dan Dinas Pendapatan Daerah berjumlah 25 orang 7 staf kedinasan, 5 orang kolektor retribusi, 4 orang tenaga kebersihan, dan 9 orang tenaga keamanan. Pembudidaya, pungawa, pacatto pembeli. Pihak lainnya yang terlibat adalah penagih retribusi. Alus Proses Pelelangan 1. Nahkoda melaporkan identitas kapal dan ikan hasil tangkapan pada petugas keamanan yang merangkap sebagai petugas pencatatan. 2. ABK melakukan pembongkaran ikan yang berada di palka untuk dimasukan dalam cepon tempat ikan 3. Ikan masuk ke tempat pelelangan 4. sortasi ikan berdasarkan jenis dan kualitas ikan 5. setelah ikan terkumpul dari 1. Pembudidaya memilih pungawa untuk melelang ikan 2. Setelah penentuan pungawa petambak dibantu oleh juru hitung dan sortasi melakukan pembongkaran ikan 3. Sortasi dilakukan bedasarkan ukuran ikan 4. setelah terkumpul dari beberapa petambak ikan siap untuk dilelang 5. Setiap pungawa memilki kebebasan memulai transaksi lelang. Biasanya setelah ada 2 pembeli berkumpul Lanjutan Tabel 12 Karakteristik TPI TPHT beberapa nahkoda kurang lebih satu jam 6. Juru lelang berkeliling untuk melihat secara umum kondisi ikan 7. Urutan proses lelang dimulai dari ikan yang cepat busuk juru lelang biasanya sudah mengetahuinya lalu dilanjutkan dengan ikan yang kualitasnya paling baik 8. Setelah ikan dimiliki oleh bakul. Bakul melakukan registrasi pembayran di kantor yang tersedia, sekaligus dilakukan penimbangan dan membayar retribusi 6. Setelah ikan dimiliki pembeli maka ikan diangkut ke tempat parkir kendaraan. Sebelumnya pembeli melaporkan dan membayar transaksi di meja yang disediakan pungawa 7. Pembeli melakukan sortasi ulang dan pengepakan Peserta lelang Memberikan jaminan sejumlah uang atas transaksi yang ingin diikuti Pembeli bebas keluar masuk pasar Sumber : berbagai sumber 2008

5.4 Analisis Efisiensi, Biaya dan Margin