Analisis Faktor Eksternal dan Internal .1 Analisis Faktor Internal

menggaji tenaga yang membersihkan pelelangan. Kebersihan pelelangan pun dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Biaya pembuatan karcis retribusi per tahun dikeluarkan biaya sebesar Rp 400.000tahun. Penagihan retribusi membutuhkan SDM penagih. Penagih mendapatkan dana intensifikasi penagih sebesar Rp 3.504.000 tahun. Besarnya pembiyaan pengelolaan pelelangan dibandengkan dengan penerimaan retribusi pelelangan menghasilkan rasio efisiensi retribusi terhadap biaya pengelolaan pelelangan. Berdasarkan Tabel 14 besarnya penerimaan retribusi pelelangan tahun 2006 sebesar Rp 72.280.000 dan besarnya biaya pengelolaan pelelangan sebesar Rp 8.704.700 menghasilkan rasio efisiensi sebesar 12,04 . Besarnya nilai rasio efisiensi retribusi ini menunjukan bahwa perhatian pemerintah dalam pengelolaan pelelangan masih kecil karena besarnya penerimaan retribusi belum sebandeng dengan biaya pengelolaan yang dikeluarkan. Semakin banyak PAD suatu daerah berdasarkan Adil 2003 maka semakin dimungkinkan untuk melakukan pelayanan publik yang seluas-luasnya. Berikut ini pembiayaan pengelolaan pelelangan yang dikeluarkan pemerintah. Tabel 16. Rasio Efisiensi Biaya Pengelolaan Retribusi Pelelangan Tahun 2006 Jenis Pengelolaan Biaya Pengelolaan 1. Keamanan jaga Malam 1.600.000 2. Kebersihan 2.200.000 3. Retribusi 400.000 4. Dana intensifikasi Penagih Retribusi 3.504.000 5. Parkir 1.000.700 Total Biaya Pengelolaan 8.704.700 Penerimaan Retribusi Pelelangan Bandeng 72.280.000 EBR Efisiensi Biaya Pengelolaan 12,04 Sumber : Data Primer data diolah 5.7 Analisis Faktor Eksternal dan Internal 5.7.1 Analisis Faktor Internal a. Kekuatan Pelelangan Bandeng 1. Bandeng Pangkep Memenuhi Kriteria Bandeng Kualitas Bandeng yang berasal dari Kabupaten Pangkep merupakan bandeng berkualitas. Kualitas bandeng yang dihasilkan diketahui dengan pengecekan kriteria kualitas. Kriteria bandeng berkualitas berdasarkan SIPUK 2007 dapat dilihat dari beberapa cara berikut: a. Rupa : cemerlang sampai kotor b. Bau : amis spesifik sampai busuk c. Tekstur : elastis kompak sampai lunak sekali d. Mata : cembung, transparan, pupil hitam sampai kornea putih, kotor, pupil putih tenggelam e. Insang : merah cerah, filamen teratur, amis segar, tidak berlendir sampai memutih kotor, bau, filamen menyempit f. Daging : pinfish agak transparan, bening, cemerlang sampai elastis kompak tak berair lengket dan mudah membubur. Bandeng Pangkep memiliki kekhasan dalam aspek bau dan rasa. Petani tambak menyakini penyebabnya bahwa Perairan Sulawesi yang relatif belum banyak tercemar. Hal ini menyebabkan bandeng tidak berbau lumpur. Kekhasan lainnya yaitu rasa khas keju dari bandeng bakar. Jika ikan disajikan melalui pembakaran, maka bandeng akan mengeluarkan lelehan minyak seperti keju yang dipanaskan. Hal ini menyebabakan rasa yang berbeda dengan bandeng lainnya. Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Nessa 1982 merupakan pelopor pertambakan di Indonesia. Hal ini mengakibatkan kualitas bandeng pangkep yang berbeda dengan bandeng lainnya. 2. Waktu transaksi lelang mendukung rantai dingin pemasaran bandeng Rantai pemasaran bandeng melalui transaksi pelelangan mampu menjaga tingkat kesegaran ikan. Hal ini dipengaruhi oleh waktu transaksi lelang. Waktu transaksi pelelangan bandeng yang terjadi di Kabupaten Pangkep telah mengalami perubahan beberapa kali. Awalnya transaksi pelelangan, dilakukan pada pagi hari, lalu berubah menjadi sore hari dan saat ini dilakukan pada malam hari. Transaksi lelang dimalam hari membuat ikan yang dibawa ke berbagai daerah dalam keadaan segar. Transaksi di pasar lokal pangkep maupun berbagai kota di Provinsi Sulawesi Selatan diselenggarakan pada pagi hari. Waktu transaksi di malam merupakan faktor strategis untuk mendistribusikan ikan segar. 3. Sarana dan prasarana lelang telah tersedia Lokasi Pelelangan Bandeng Pangkep disediakan oleh pemerintah melalui Developer Swasta PT Wahana pada tahun 2000. Pelelangan ini dibangun di atas tanah seluas 30 x 10 m 2 memanjang dan terbagi menjadi 6 los besar di deretan terdepan dan 6 los besar di deretan belakang. Setiap pungawa memiliki luas los yang berbeda-beda. Umunya setiap pungawa menempati satu los pelelangan, kecuali Haji Baha yang memiliki 2 los bagian depan dan belakang. Selain lokasi tempat pelelangan, terdapat area parkir khusus. 4. Pungawa sudah lama dan berpengalaman Pungawa telah terlibat lama dalam pelelangan. Akses harga, jumlah ikan dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Status Pungawa ini merupakan status yang turun menurun. Pungawa mengajak anggota keluarga dalam penyelenggaraan transaksi lelang Pungawa membagi tugas anggota keluarga sebagai juru tulis, juru lelang, juru keuangan. Pungawa tergolong pengusaha besar yang mempergunakan modal diatas Rp 500 juta. Pungawa berperan sebagai penghubung petambak dan pembeli bandeng. Peranannya ini sebagai penanggung jawab pelaksanakan lelang. Dalam proses penyelenggaraan transaksi lelang, pungawa memberikan kesempatan bekerja bagi penduduk di sekitar pelelangan.

b. Kelemahan Pelelangan Bandeng