Latar Belakang Optimalisasi alokasi modal portofolio pemasaran produk dengan pendekatan minimisasi risiko pada Lembaga Pertanian Sehat, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Revitalisasi pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah turut membantu perkembangan sektor pertanian di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik BPS tercatat pertumbuhan ekonomi tahun 2007 mencapai 6,5 persen, yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sumbangan tertinggi pertumbuhan ekonomi dicapai oleh sektor pertanian yaitu sebesar 1,3 persen dari total Produk Domestik Bruto PDB. Tabel 1 menunjukkan kontributor beberapa lapangan usaha terhadap laju pertumbuhan PDB sepanjang tahun 2007. Tabel 1. Kontribusi Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha Persentase Tahun 2007 Lapangan Usaha Persentase Kontributor Terhadap PDB 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Perikanan 1.3 2 Pertambangan dan Pengendalian 0.2 3 Industri Pengolahan 1.2 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.1 5 Konstruksi 0.5 6 Perdagangan, Hoteln dan Restoran 1.2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.8 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 0.7 9 Jasa-Jasa 0.5 PDB 6.5 PDB Tanpa Migas 6.4 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007 Diolah Lebih lanjut program revitalisasi pertanian semakin diperhatikan oleh pemerintah, hal ini ditunjukkan dengan dikeluarkannya program kebijakan ketahanan dan kedaulatan pangan. Hal yang sama juga dilakukan oleh Departemen Pertanian, dengan mengeluarkan program yang bertujuan untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan ecoagribusiness yaitu gerakan “Go Organic 2010”, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat dengan visi mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik terbesar dunia pada tahun 2010. Program ini seolah menemukan jalan mulus dengan terjadinya perubahan preferensi masyarakat terhadap pola hidup sehat back to nature, sehingga mendorong berkembangnya trend industri pertanian yang bersifat ramah lingkungan LPS, 2009. Pertanian Organik dipandang sebagai alternatif pengelolaan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan memperhatikan aspek pemeliharaan tanah dan kesehatan. Salah satu tujuan dari pengembangan pertanian organik adalah untuk menghasilkan pangan yang sehat, bebas dari residu obat-obatan dan zat-zat kimia yang mematikan. Citra produk pertanian organik sebagai produk sehat dan ramah lingkungan mendorong hasil pertanian organik dihargai lebih tinggi oleh konsumen premium price. Studi Departemen Sosial Ekonomi Institut Pertanian Bogor 2006 menunjukkan bahwa setelah beberapa musim, pertanian model organik dan input luar rendah LEISA lebih menguntungkan daripada pertanian konvensional 1 . Menurut staf senior Departemen Pertanian, permintaan produk organik nasional meningkat hingga 600 persen dalam tiga tahun terakhir. Ini mulai ditandai dengan pertambahan jumlah pedagang dan outletswalayan yang menjual produk organik. Hal ini dikuatkan oleh Amani Masta, salah satu trader organik besar di Jakarta, dimana mereka menyatakan pertumbuhan permintaan terus meningkat untuk produk pertanian organik 2 . Keunggulan dari produk pertanian organik 3 , yaitu 1 mampu menjaga kesehatan, dengan mengonsumsi pangan organik, tubuh akan menciptakan zat antibodi yang dapat melawan segala macam penyakit, contohnya beras, konsumsi nasi beras berkisar 60 - 70 persen dari total yang kita makan setiap hari, sehingga nasi sangatlah berpengaruh bagi kesehatan; 2 rasa produk organik lebih enak, misalnya beras organik dinilai memiliki kelebihan seperti: beras tidak berbau, bersih, licin, putih, rasanya gurih, tidak cepat basi dalam 48 jam, dan kualitas lebih baik dari beras impor; 3 produk organik sebagai terapi penyakit, karena produk ini banyak mengandung antioksidan sehingga dapat menghilangkan toksin dalam tubuh; 4 menghemat biaya untuk ke dokter; dan 5 1 www.satudunia-oneworld.net. Beras Organik, Beras Ideologis. Diakses 8 Maret 2009 2 www.organic-rice.blogspot.com. Bisnis Makanan Organik Malilea. Diakses 6 Maret 2009 3 www.kabarindonesia.com. 50 Tahun Lagi, Bali Baru Produksi Beras Organik. Diakses 6 Maret 2009 bila di konsumsi akan lebih cepat kenyang. Selain keunggulan yang dimilikinya, ada beberapa alasan mengapa harus bertani organik : 1. Melindungi kualitas air, udara dan tanah. Pertanian organik akan membantu pemulihan ekosistem yang telah rusak serta berperan serta secara aktif menjaga keseimbangan alam. 2. Melindungi kesehatan pekerja pertanian. 3. Meningkatkan taraf hidup petani. Misal, padi organik dihargai lebih mahal, “Harga beras dari bibit organik mencapai Rp 6.500,00 per kilogram sedangkan beras biasa hanya Rp 4.000,00 per kilogram. Pasar pertanian organik di Indonesia masih sangat potensial, tahun 2005 pasar produk pertanian organik masih terkonsentrasi di Jabotabek Surabaya dan Denpasar. Di Jakarta terdapat 12 supermarket, dua restoran, dua outlet khusus dan enam pedagangdistributor produk organik. Produsen produk pertanian organik terdapat di Bogor, Sukabumi, Malang, Bandung, dan Bali sayur dan buah, Sragen, Boyolali, Klaten, Jogjakarta, Mojokerto beras, Bandung susu, Lampung hingga Riau rempah-rempah, Aceh kopi, dan Flores Kacang Mete. Sebagian besar produk organik di Jawa masih didistribusikan melalui jalur alternatif, seperti model keagenan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti BSB di Bogor, pesan antar oleh MBI di Malang, SAHANI di Jogjakarta, ELSPPAT di Bogor, dan Konphalindo di Jakarta, atau juga melalui outlet khusus seperti yang dilakukan oleh ELSPPAT, SAHANI, BSB, dan Pasar Tani di Boyolali . Umumnya produk organik yang dipasarkan masih belum disertifikasi, kecuali produk BSB yang disertifikasi oleh PT NASAA, dan produk Bionic Farm dan PT Surya Ciptani Wangunharja yang disertifikasi oleh BIOCert 4 .

1.2. Perumusan Masalah