IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Lembaga Pertanian Sehat di Kelurahan Harja Sari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa LPS merupakan perusahaan yang melakukan diversifikasi
dalam memasarkan produk ramah lingkungan, sehingga data yang diperlukan untuk analisis cukup memadai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan bulan Agustus 2009.
4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara langsung dengan
pimpinan dan staf LPS yang memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan manajemen LPS maupun
dari Badan Pusat Statistik BPS, buku, majalah, internet, dan literatur lain yang relevan dengan permasalahan penelitian.
4.3. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data diolah secara manual dan dikelompokkan menurut jenis kegiatan dan kebutuhan analisis data. Data penerimaan penjualan dikelompokan ke dalam
kelompok produk yang diteliti, kemudian penerimaan penjualan dari kelompok tersebut dirata-ratakan dari portofolio perbulan. Analisis korelasi dilakukan
terhadap masing-masing data penerimaan untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi. Kemudian dilanjutkan dengan analisis Single-Index portofolio untuk
menduga nilai risiko masing-masing produk, melalui analisis model Ordinary Least square untuk menduga nilai risiko sistemik dan nonsistemikya, analisis
optimalisasi menggunakan Linear Programming untuk menduga tingkat risiko dan keuntungan optimal, Analisis Primal untuk menduga optimasi penggunaan
sumberdaya yang digunakan perusahaan, dan menggunakan Analisis Kepekaan untuk menduga pengaruh perubahan nilai ruas kanan kendala terhadap kondisi
optimal.
4.3.1. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dilakukan terhadap kelompok produk, estimasi dilakukan terhadap data penerimaan kelompok untuk mendapatkan koefisien korelasinya.
Koefisien korelasi berguna untuk mengetahui tingkat kebebasan dua variabel acak. Rumus koefisien korelasi untuk dua produk adalah sebagai berikut Husnan,
2003
Dimana C
A,B
= Koefisien korelasi antara penerimaan dua produk. E
A
= Hasil bersih rata-rata pemasaran produk beras SAE perbulan. E
Ai
= Hasil bersih rata-rata pemasaran produk beras SAE pada bulan ke-i. E
B
= Hasil bersih rata-rata pemasaran produk OFER dan Top Soil perbulan. E
Bi
= Hasil bersih rata-rata pemasaran produk OFER dan Top soil pada bulan ke-i.
n = Jumlah pengamatan. Dimana hasil perhitungan nilainya koefisien korelasi adalah berkisat antara 1
sampai dengan -1. C = 1, Perubahan hasil A berhubungan secara proporsional dengan perubahan
hasil B dengan arah yang sama. C = 0, Perubahan hasil A tidak ada hubungannya dengan hasil B.
C = -1, Perubahan hasil A berhubungan secara proporsional dengan perubahan hasil B dengan arah yang berlawanan.
Data penerimaan sebelumnya harus diiuji normalitasnya, hal ini penting untuk mengetahui apakah data menyebar secara normal atau tidak dan analisis
regresi bisa dilanjutkan atau tidak. Kegunaan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan actual observed
cumulitive frequency distribution sesuai dengan frekuensi kumulatif yang diharapkan expected cumulative frequency distribution. Hipotesis nihil H
yang akan diuji menyatakan bahwa jika distribusi frekuensi hasil pengamatan sesuai dengan distribusi frekuensi yang diharapkanteoritis berarti data menyebar
normal, sedangkan hipotesis bandingan H
1
menyatakan sebaliknya Djarwanto, 1999.
4.3.2. Analisis Risiko dengan Model Single-Index Portofolio
Analisis tingkat risiko portofolio dilakukan dengan menghitung nilai beta suatu investasi atau disebut juga nilai beta portofolio. Nilai beta diestimasi dengan
meregresikan penerimaan aktual masing-masing produk sebagai variabel dependen R
i
dan penerimaan seluruh investasiportofolio diasumsikan sebagai penerimaan pasar sebagai variabel independen R
m
. Nilai R
m
diperoleh dengan menjumlahkan setiap bagian penerimaan portofolio perusahaan tiap bulan dan
membaginya dengan jumlah produk yang didiversifikasikan. Hal ini dilakukan agar variasi penerimaan total perusahaan hanya dipengaruhi oleh bagian-bagian
penerimaan tersebut. Tingkat keuntungan investasi terhadap indeks pasar dapat dituliskan ke
dalam persamaan sebagai berikut : R
i
= a
i
+
i
R
m ..................................................................................................................
1 Dimana :
R
i
= Penerimaan penjualan beras SAE. a
i
= Tingkat keuntungan penjualan beras SAE yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel acak.
R
m
= Tingkat keuntungan portofolio. Variabel ini merupakan variabel acak.
i
= Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada penerimaan beras SAE jika terjadi perubahan tingkat keuntungan portofolio
.
Karena a
i
=
i
+
i,
apabila nilai a
i
disubtitusikan ke dalam persamaan 1, maka pengembalianpenerimaan dari suatu investasi dan penerimaan seluruh
investasi dapat dituliskan ke dalam persamaan 2. Variabel a
i
adalah komponen penerimaan yang independen dari penerimaan seluruh investasi produk,
sehingga variabel ini merupakan risiko nonsistematis, dimana risiko ini hanya dapat ditekan dengan melakukan diversifikasi penambahan variabel investasi
Husnan, 2003: R
i
=
i
+
i
R
m
+
i..........................................................................................................
2 Dimana
R
i
= Penerimaan penjualan beras SAE. i = 1,....,k.
R
m
= Rata-rata penerimaan portofolio.
i
= Intersep.
i
= Koefisien perubahan penerimaan beras SAE yang diharapkan karena perubahan rata-rata penerimaan portofolio single index.
i
= Elemen galat.
Syarat variabel R
i
dan variabel R
m
harus memenuhi distribusi normal. Dikarenakan R
m
dan
i
adalah variabel random, maka covariance
i
, R
m
= 0, kemudian diasumsikan Ordinary Least Square bahwa
i
independen terhadap
j
untuk setiap nilai i dan j, atau secara formal bisa dinyatakan bahwa E
i j
= 0. Maka varians dari R
i
dapat dituliskan ke dalam persamaan berikut ini Husnan, 2003:
Var R
i
=
i 2
m 2
+
i. 2
.....................................................................................
3 Dimana
i 2
m 2
= Risiko sistematis beras SAE non diversifiable risk.
i. 2
= Risiko unsistematis beras SAE diversifiable risk. Risiko individu adalah
i 2
m 2
+
i. 2
. Karena
i. 2
adalah risiko sistematis dimana risiko bisa dikurangi jika portofolio terdiri dari banyak investasi
diversifiabbel risk. Sedangkan
i 2
m 2
adalah risiko unsistematis yang sifatnya tidak bisa dikurangi non diversifiabbel risk . Karena diversifiabbel risk bisa
dihilangkan dengan memperbesar jumlah investasi dalam portofolio, maka
i
sering dipakai untuk mengukur risiko portofolio. Beta portofolio
p
merupakan rata-rata tertimbang dari beta investasi- investasi produk-produk yang membentuk portofolio. Apabila risiko sistematis
diasumsikan mendekati nol tidak dimasukan dalam analisis, maka risiko portofolio dapat dinyatakan dalam model linear berikut Husnan, 2003 :
p
= X
1 1
m.................................................................................................................
5 Karena
m
nilainya telah tertentu pada suatu perusahaan, sehingga investasi apapun yang dianalisis, maka ukuran kontribusi risiko suatu investasi
terhadap risiko portofolio akan tergantung pada
i
.
4.3.3. Optimalisasi dengan Model Linear Programming
Optimalisasi bertujuan untuk mendapatkan kombinasi alokasi modal terbaik dengan minimisasi risiko sehingga mampu memberikan pendapatan yang
optimal bagi perusahaan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi adalah metode Linear Programming
Soekartawi, 1992. Optimalisasi dilakukan terhadap parameter-parameter fungsi tujuan yang
merupakan nilai koefisien beta portofolio yang diperoleh dari metode single-
index. Optimasi dilakukan dengan meminimumkan variasi penerimaan untuk masing-masing kelompok produk.
4.3.3.1. Fungsi Tujuan
Tujuan optimalisasi risiko portofolio dalam penelitian ini adalah bagaimana meminimumkan tingkat risiko yang terjadi pada diversifikasi yang
dilakukan oleh LPS. Sehingga perlu untuk menganalisis bagaimana pengalokasian modal yang dimiliki LPS untuk masing-masing produk agar mencapai risiko
minimum, yang sekaligus menjadi fungsi tujuannya atau tingkat risiko optimal. Fungsi yang ingin dicapai adalah meminimumkan tingkat risiko
keseluruhan yang masing-masing produk diwakili oleh besarnya nilai Single- Index portofolio
X
i i
beta portofolio Husnan, 2003. Nilai ini didapat dengan mengatur proporsi alokasi modal dari investasi yang digunakan untuk masing-
masing produk, dimana nilai keseluruhan proporsi diharapkan bernilai 1, artinya keseluruhan modal dari investasi Supranto, 2005. Berdasarkan rumus umum
model Linear Programming, maka secara lengkap fungsi tujuan model optimalisasi risiko portofolio dapat dinyatakan sebagai berikut Supranto, 2005:
Minimum Z =
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
Dimana Z = Risiko.
X
1
= Proporsi alokasi modal pada pemasaran produk beras SAE. X
2
= Proporsi alokasi modal pada pemasaran produk OFER dan Top Soil. X
3
= Proporsi alokasi modal pada pemasaran produk PASTI dan Bio Mentari. X
4
= Proporsi alokasi modal pada pemasaran produk VIR Vitura dan Virexi.
1
= Besarnya risiko produk beras SAE yang diperoleh dari analisis single index.
2
= Besarnya risiko produk OFER dan Top Soil yang diperoleh dari analisis single index.
3
= Besarnya risiko produk PASTI dan Bio Mentari yang diperoleh dari analisis single index.
4
= Besarnya risiko produk VIR Vitura dan Virexi yang diperoleh dari analisis single index.
4.3.3.2. Kegiatanaktivitas
Kegiatan yang akan ditelaah dalam penelitian ini meliputi kegiatan produksi dan pemasaran, yang kemudian kesatuan kegiatan ini akan diukur
dengan satuan rupiah, rupiahliter, rupiahbotol, sesuai dengan kondisi dilapang.
4.3.3.3. Fungsi Kendala
Faktor-faktor yang akan menjadi kendala dalam meminimumkan tingkat risiko dalam penelitian ini meliputi biaya yang dikeluarkan perusahaan dan
penyesuaian alokasi modal. Kendala yang dihadapi LPS dalam pencapaian tingkat risiko optimal
adalah pengaruh alokasi modal tersebut terhadap : 1 Kendala pengalokasian seluruh modal yang tersedia untuk memproduksi
dan memasarkan produk. Pengalokasian modal merupakan rata-rata modal LPS yang digunakan untuk seluruh jenis produk, sedangkan total modal
yang dialokasikan pada masing-masing kelompok produk dibuat sama dengan satu 1.
2 Kendala gross margin merupakan selisih dari rata-rata penjualan terhadap harga pokok penjualan dari masing-masing produk. Koefisien fungsi
kendala merupakan hasil olahan nilai selisih tersebut, dimana hasil tersebut dapat menunjukan pengaruh alokasi modal terhadap perubahan
nilai gross margin dari total seluruh kelompok produk yang bernilai sama dengan satu 1.
3 Kendala beban operasional penjualan dan biaya administrasi dan umum, ditunjukkan oleh koefisien, yang merupakan rata-rata biaya perbulan yang
dikeluarkan oleh LPS untuk masing-masing kelompok produk, sehingga dapat menunjukan pengaruh perubahan pengalokasian modal. Sedangkan
nilai ruas kanan masing-masing kendala adalah total rata-rata biaya tersebut perbulan yang bernilai sama dengan satu 1.
Lebih lanjut fungsi kendala dapat di uraikan menjadi beberapa bagian berikut ini :
1. Kendala pengalokasian seluruh modal yang tersedia X
1
+ X
2
+ X
3
+ X
4
= a = 1 2. Kendala gross margin
m
1
X
1
+ m
2
X
2
+ m
3
X
3
+ m
4
X
4
b 1 m
1,
...,m
4
= koefisien teknologi gross margin masing-masing kelompok produk.
b = total gross margin aktual.
3. Kendala beban operasional penjualan P
1
X
1
+ P
2
X
2
+ P
3
X
3
+ P
4
X
4
c 1 P
1,
...,P
4
= koefisien beban operasional penjualan. c = total beban operasional penjualan produk aktual.
4. Kendala biaya administrasi dan umum a
1
X
1
+ a
2
X
2
+ a
3
X
3
+ a
4
X
4
d 1 a
1,
...,a
4
= koefisien teknologi penggunaan biaya administrasi dan umum.
d = total biaya administrasi dan umum.
4.3.4. Analisis Sumberdaya dengan Analisis Primal dan Dual
Berdasarkan analisis primal akan diperoleh nilai kombinasi investasi produk yang terbaik yang menghasilkan tujuan yang optimal pada tingkat risiko
minimum. Nilai ini diperoleh dengan membandingkan antara kombinasi optimal dengan kombinasi aktual, sehingga dapat diketahui apakah kombinasi yang
selama ini sudah optimal. Sedangkan dari analisis dual akan diperoleh nilai slacksurplus dan nilai dualnya. Nilai yang diperoleh akan sangat membantu
dalam penentuan apakah ada sumberdaya yang masih bisa dihemat atau tidak Taha, 1982.
4.3.5. Analisis Kepekaan
Kondisi optimal yang telah diperoleh dapat mengalami perubahan sebagai akibat adanya perubahan-perubahan nilai kendala yang terdapat dalam model
optimalisasi. Untuk itu perlu dilakukan analisis kepekaan untuk mengetahui pengaruh perubahan-perubahan tersebut. Hasil analisis ini akan sangat membantu
tindakan penyesuaian-penyesuaian dalam alokasi modal pada masing-masing produk, yang kemudian bisa direkomendasikan kepada pihak LPS.
4.3.6. Rekomendasi Hasil Optimalisasi Terhadap Kondisi Perusahaan
Implementasi dari hasil optimalisasi sangat tergantung pada sikap pihak manajemen LPS dalam menghadapi risiko yang mereka terima.
4.4. Definisi Operasional
1. Proporsi penggunaan modal, merupakan prosentase penggunaan modal suatu jenis produk terhadap total modal yang tersedia.
2. Gross margin, merupakan selisih harga jual dikurangi harga pokok penjualan.
3. Penerimaan penjualan, merupakan penerimaan dari produk yang dijual yang dikuantifikasi ke dalam rupiah Rp.
4. Beban operasional penjualan merupakan seluruh biaya yang diperlukan untuk menjual produk, seperti honor sales, sewa kantor dan gudang,
advertensi, angkut dan BBM, akomodasi pengiriman, penagihan, dan akomodasi marketing, perawatan kendaraan, administrasi kendaraan,
komunikasi marketing dan distribusi, komunikasi sales, transportasi sales, dan lain-lain.
5. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya rumah tangga kantor, beban gaji, perlengkapan kantor, listrik, telepon, PDAM, gas, administrasi,
penjamuan dan rapat, akomodasi umum, benda-benda pos, dan beban lainnya.
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Lembaga Pertanian Sehat LPS pada awalnya didirikan tahun 1999 di Desa Cibanteng Kelurahan Darmaga Kabupaten Bogor. Lembaga ini berbentuk
Laboratorium Biologi Dompet Dhuafa Republika dengan tugas utama mengembangkan dan memproduksi biopestisida berbahan aktif NPV nuclear
polyhedrosis virus yang ramah lingkungan. Produk biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama. LPS merupakan produsen pertama di
Indonesia yang menghasilkan biopestisida dengan nama VIR-L, VIR-X dan VIR- H. Selain itu dari perluasan program tahun 2000, juga telah dikembangkan pupuk
organik OFER dan pestisida nabati PASTI yang ramah lingkungan. Adanya perubahan tugas dan reposisi kelembagaan dalam kegiatan
jejaring asset reform Dompet Dhuafa Republika, maka sejak tahun 2002 LPS berubah menjadi sebuah lembaga otonom yang memiliki tugas dan fungsi lebih
luas di bidang pertanian. LPS saat ini ditangani oleh tenaga ahli peneliti dan tenaga ahlitrainer pertanian organik yang berpengalaman di bidangnya yang
memiliki visi dan misi sebagai berikut: •
Visi : Menjadi lembaga yang mandiri dan profesional dalam bidang penelitian, pembinaan dan usaha pertanian sehat agro-sehat yang memberikan manfaat
ekonomi secara langsung bagi kesejahteraan petani dhuafa dan masyarakat secara keseluruhan.
• Misi
1. Meneliti dan mengembangkan teknologi-teknologi sarana produksi pertanian yang menggunakan bahan baku lokal, murah dan ramah lingkungan secara
mandiri maupun menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta. 2. Merakit teknologi sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan yang berbasis
pada potensi sumber daya alam lokal yang bermanfaat bagi petani dhuafa. 3. Membina kemandirian dan menjalin kemitrausahaan dengan para petani alam
bidang kegiatan produksi sarana pertanian sehat berskala home industry dan produk-produk pangansayuran organik yang menguntungkan dan
memberikan dampak ekonomi dan kesehatan secara langsung bagi petani maupun masyarakat secara umum.
4. Mensosialisasikan dan melakukan kegiatan bisnis saprotan dan produk-produk sehat mitra jejaring asset reform yang memiliki nilai tambah, daya saing, halal
dan thoyib serta berkelanjutan. Penelitian dan pengembangan teknologi saprotan yang dilaksanakan oleh
LPS yang bertujuan menghasilkan saprotan yang alami dan tepat guna, telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang menggunakan bahan baku lokal,
mudah diperoleh dan bardaya saing serta dapat diproduksi secara mandiri oleh petani. Selain itu LPS juga memiliki program kegiatan yang diperuntukkan bagi
petani dhuafa dan masyarakat secara umum dan juga dalam rangka mewujudkan pertanian sehat dan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
5.2. Aktivitas Lembaga Pertanian Sehat