VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA BTU PADA UKC CABANG KARAWANG
Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha BTU adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. BNI sebagai salah satu bank milik Pemerintah ditunjuk sebagai salah
satu penyalur Kredit Usaha Rakyat KUR yang merupakan fasilitas kredit untuk sektor UMKM. Oleh BNI, KUR tersebut dituangkan dalam bentuk produk kredit
BNI Tunas Usaha BTU. BTU adalah kredit modal kerja atau investasi yang diberikan untuk usaha produkif yang feasible namun belum bankable. Usaha yang
feasible adalah kemampuan debitur dalam mengembalikan bunga pokok pinjaman tepat waktu, sedangkan bankable adalah kondisi debitur dilihat dari sisi
persyaratan administrasi dan agunan yang masih kurang. Sumber pendanaan untuk kredit BTU ini berasal dari dana komersial BNI.
Mekanisme penyaluran kredit BTU diharapkan dapat memenuhi persyaratan dan prosedur yang benar, sehingga nantinya akan lebih mengenal
karakteristik dari setiap debiturnya secara menyeluruh dan menghasilkan kredit yang berkualitas. Maksud dari berkualitas adalah kredit yang tepat sasaran dan
tidak terjadi keterlambatantunggakan dalam proses penyelesaian angsurannya. Secara umum prosedur perealisasian kredit BTU harus melewati beberapa tahap,
yakni kelengkapan berkas, pengajuan permohonan, dan penilaian kredit apakah layak atau tidak untuk mendapatkan kredit BTU.
Pola penyaluran kredit BTU dilakukan langsung ke end user dan tidak langsung Channeling melalui Linkage Program. Penyaluran kredit BTU tidak
terlepas dari prinsip 5 C, yaitu character, capacity, capital, dan condition of economy. Penerapan prinsip 5 C dituangkan di dalam aplikasi permohonan
pengajuan kredit BTU Lampiran 1. Setiap calon nasabah wajib melengkapi pengisian formulir permohonan tersebut secara lengkap dan benar.
Proses perealisasian kredit BTU UKC Karawang membutuhkan waktu lebih kurang 10 hari kerja. Untuk lebih prosedur penyaluran kredit BTU yang
dilakukan oleh UKC Karawang adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan kelengkapan berkas
Pemenuhan kelengkapan berkas merupakan syarat awal yang harus dipenuhi oleh setiap calon nsabah. Kelengkapan berkas diperiksa oleh petugas
sales. Adapun syarat dan berkas yang harus dilengkapi oleh calon nasabah dalam pengajuan kredit BTU berdasarkan Surat USK22683 tanggal 23 Oktober 2007
adalah sebagai berikut : a. Warga Negara Indonesia WNI.
b. Usaha telah berjalan minimal 1 tahun. c. Kredit digunakan sebagai tambahan modal kerja atau Investasi.
d. Fotokopi KTP suami + isteri jika sudah menikah dan kartu keluarga. e. Fotokopi Surat Nikah bagi yang telah menikah.
f. Foto diri 3 x 4 suami + isteri jika sudah menikah
g. Surat ijin usaha SIUP, TDP, HO dan SITU atau surat keterangan kelurahan kecamatan.
h. NPWP untuk kredit di atas 50 juta rupiah. i.
Jaminan. Setelah seluruh kelengkapan berkas terpenuhi, selanjutnya dilakukan
proses pendaftaran dan melengkapi formulir pengajuan kredit BTU yaang dibutuhkan sebelum dilakukan penilaian oleh RO. Calon nasabah dapat
menentukan jumlah dan jangka waktu pengembalian kredit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan dapat disesuaikan berdasarkan tabel angsuran yang
telah dibuat sebelumnya. 2.
Penilaian calon nasabah
Penilaian nasabah untuk dapat memperoleh fasilitas kredit BTU melalui dua tahap, yakni pemeriksaan administrasi yang dilakukan oleh sales dan
selanjutnya penilaian kelayakan secara finansial yang dilakukan oleh RO. Pemeriksaan terhadap aspek-aspek usaha calon nasabah sangat diperlukan untuk
meminimalkan risiko terjadinya penunggakkan apabila pinjaman direalisasikan. Pemeriksaan awal yang dilakukan oleh sales meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Menilai apakah usaha yang dijalankan sesuai dengan surat keterangan yang sudah dilengkapi
b. Mengetahui apakah alamat nasabah sesuai dengan dengan alamat pada KTP c. Menilai apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah memiliki prospek
yang baik d. Mengetahui karakteristik nasabah baik melalui wawancara langsung dengan
nasabah, wawancara dengan tetangga atau relasi e. Kebenaran agunan yang dijaminkan di bank.
Setelah proses penyaringan selesai dilakukan, tahap selanjutnya calon nasabah direkomendasikan kepada RO untuk dinilai kelayakannya secara
finansialnya. Prinsip 5 C harus diperhatikan dalam pemeriksaan ini, yakni collateralagunan, capital dan capacity dari calon debitur. Oleh karena itu RO
harus dapat mengamati dan memeriksa dengan tepat, guna mendapatkan data yang akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis calon nasabah.
Untuk prinsip collateral atau agunan, penilaiannya berdasarkan dari nilai kredit yang akan direaliasikan oleh pihak UKC Cabang Karawang. Setiap nasabah
wajib memiliki agunan yang dijaminkan kepada pihak BNI. Besar nilai agunan tersebut minimal 30 persen dari total kredit yang direaliasikan. BNI bekerjasama
dengan Perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT Asuransi Kredit Indonesia dalam pemberian penjaminan kreditpembiayaan untuk membatu usaha MKM
sebesar 70 persen dari maksimum kredit yang direalisasikan. Pemeriksaan agunan dari calon debitur dicatat dan dilaporkan di dalam
Capacity atau kapasitas nasabah merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan didalam proses penyaluran kredit BTU. Pemeriksaan aspek
kapasitas dari calon nasabah untuk mengukur sejauh mana kemampuan nasabah tersebut untuk membayar angsuran kredit dikemudian hari. Pengukuran kapasitas
dari nasabah dapat dilihat dari pendapatan usaha bersih per bulan yang diperoleh. UKC cabang Karawang menerapkan kebijakan batas maksimum penggunaan
pendapatan usaha per bulan sebagai angsuran untuk pembayaran kredit adalah 40 – 50 persen.
Penilaian terhadap modal usaha capital dari calon nasabah juga perlu diperhatikan. Pada dasarnya pemberian kredit BTU bertujuan sebagai tambahan
modal usaha dalam upaya pengembangan usaha. Pemeriksaan modal usaha bertujuan apakah usaha yang akan diberikan pinjaman tersebut dalam keadaan
sehat, artinya dimana usaha tersebut memiliki harta lancar yang lebih banyak dibandingkan dengan hutangnya atau sering disebut sebagai current ratio CR.
Yang termasuk sebagai harta lancar adalah kas, persediaan dan piutang usaha. Nilai CR minimal yang ditetapkan oleh BNI untuk usaha yang layak memperoleh
kredit BTU adalah 1,0. Apabila nilai CR tidak dapat dipenuhi maka pengajuan kredit BTU tidak dapat diteruskan dan berkas dikembalikan kepada calon debitur.
Pemeriksaan terhadap usaha nasabah dapat dilihat dari aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek sosial ekonomi. Aspek pemasaran
dianalisis untuk mengetahui prospek usaha dan laba untuk menjamin bahwa usaha tersebut akan terus berkembang. Aspek ini meliputi keadaan pasar, baik
permintaan maupun penawaran yang sudah ada untuk jenis usaha yang direncanakan dan diproduksi untuk dijual.
3. Pembinaan dan pengawasan nasabah
Kelancaran dalam pembayaran pinjaman merupakan hal yang sangat diinginkan oleh bank terhadap seluruh nasabah peminjan kredit BTU. Diharapkan
melalui pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah dapat mengurangi terjadinya risiko tunggakan dalam pembayaran angsuran. Pembinaan kredit BTU
dapat dilakukan
terhadap tunggakan
yang dibedakan
menjadi lima
kelompoktingkatan berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Bank BNI, yakni :
a. Lancar kolektibilitas 1, yaitu kredit dengan pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan sesuai dengan
persyaratan kredit. b. Dalam perhatian khusus kolektibilitas 2, yaitu pembiayaan yang terdapat
tunggakan pokok dan atau margin sampai dengan 90 hari dan jarang mengalami cerukan.
c. Kurang lancar kolektibilitas 3, yaitu pembiayaan yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau margin yang telah melampaui 120 hari, terdapat
cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
d. Diragukan kolektibilitas 4, yaitu pembiayaan yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau margin yang telah melampaui 120 hari hingga
180 hari. Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
e. Macet kolektibilitas 5, yaitu pembiayaan dengan tunggakan pokok dan atau margin yang telah melampaui 180 hari.
Adapun ketentuan umum pengajuan kredit BTU berdasarkan Surat USK22683 tanggal 23 Oktober 2007 adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Calon Debiturterjamin :
a. Merupakan debitur individu, kelompok, perusahaan dan koperasi yang melakukan usaha produktif pada semua sektor usaha yang feasible
namun belum bankable. Kriteria debitur yang dapat dibiayai adalah Usaha Mikro, Kecil dan menengah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia. b. Pemohon kredit tidak sedang menikmati fasilitas kredit produktif dari
Bank Lain. c. Sektor yang dapat dibiayai : Sektor Pertanian, Sektor Kehutanan,
Sektor Kelautan dan Perikanan, Koperasi, Sektor Perindustrian dan Perdagangan.
2. Jenis Kredit dan Jangka Waktu : BTU ini dapat diberikan untuk keperluan
Kredit Modal Kerja sampai KMK sampai dengan 5 tahun dan kredit investasi KI 10 tahun.
3. Besar Kredit
a. Besarnya kredit yang diberikan kepada calon debitur disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan pelunasan dengan
maksimum sampai dengan Rp. 500.000.000,- limaratus juta rupaih per debitur.
b. Penetapan besarnya maksimum kredit ditentukan atas dasar besarnya angsuran setiap bulan maksimal 70 persen dari Laba bersih EAT.
c. Lebih dari 150 juta harus memiliki SIUP. 4.
Suku Bunga a. Suku bunga maksimum 14 persen efektiftahun.
b. Apabila terdapat perubahan suku bunga akan disampaikan dengan surat tambahan tersendiri.
5. DendaPenalty : Terhadap tunggakan dikenakan denda sebesar 5 persen
p.a. lima persen pertahun atas saldo yang tertunggak. 6.
Biaya Administrasi dan Provisi Kredit tidak dipungut. 7.
Debitur BTU tidak diasuransikan jiwa. 8.
Pelunasan sebelum jatuh tempo. a. Pelunasan sebelum jatuh tempo untuk kredit yang menggunakan
bunga Efektif flat dikenakan denda 0,5 persen dari outstanding kredit. b. Besarnya kewajiban yang harus dilunaskan adalah : Outstanding
kredit + bunga berjalan + denda 0.5 persen dari outstanding + biaya penutupan rekening
9. Pola angsuran sesuai ketentuan yang berlaku.
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT BTU PADA UKC CABANG KARAWANG