4. Prestasi
Pemberian kredit tidak hanya diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk barang atau jasa, yang dapat dinilai dalam bentuk
uang. Dalam prakteknya transaksi kredit umumnya adalah menyangkut uang. Sebagai agent of development, bank umum khususnya bank pemerintah
memiliki tujuan dalam pemberian kredit, yakni : 1. Turut
mensukseskan program
pemerintah dibidang
ekonomi dan
pembangunan. 2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin kebutuhan masyarakat. 3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu
Penyaluran kredit pada dasarnya harus melalui proses atau mekanisme yang telah ditetapkan oleh setiap masing-masing bank penyalur. Penelitian untuk
mengetahui mekanisme penyaluran kredit telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya Tarigan 2006 di BRI Unit Parung, Safitri 2007 di BRI Unit
Ciampea, Gustianti 2007 di BRI Unit Citeureup, Hutagaol 2009 di BRI Unit Cigombong, dan Mulyarto 2009 di BRI Unit Leuwiliang.
Tarigan, Gustianti, Hutagaol, dan Mulyarto menyimpulkan bahwa pada umumnya mekanisme penyaluran kredit di Bank BRI mudah. Kemudahan
tersebut didasarkan atas syarat-syarat maupun prosedur telah disesuaikan dengan keadaan masyarakat masing-masing unit. Salah satu bentuk kemudahan yang
diberikan oleh Bank BRI adalah surat keterangan usaha yang hanya cukup dari kelurahan sesuai dengan domisili masing-masing debitur. Selain itu pihak BRI
tidak membebankan kepada debiturnya untuk menyertakan sejumlah agunan untuk memperoleh kredit. Tidak diwajibkannya penyertaan agunan terkait dengan
besar kredit itu sendiri, dimana jumlah kredit yang disalurkan untuk masing- masing debiturnya tidak terlalu besar.
Mekanisme penyaluran kredit harus melewati tahapan-tahapan ataupun prosedur yang telah ditetapkan yang meliputi pendaftaraan, pemeriksaan,
pembinaan dan pengawasan. Pemeriksaan usaha calon nasabah tidak terlepas dari prinsip 5 C. Akan tetapi untuk kepemilikan agunan, tidak diwajibkan setiap
nasabah untuk menyertakannya di dalam pengajuan kredit sebagaiman telah dijelaskan sebelumnya. Mengingat kredit yang dieberikan adalah kredit untuk
sektor UMKM, prinsip character menjadi faktor terpenting yang sangat dipertimbangakn oleh pihak BRI di dalam menyalurkan kreditnya. Hal tersebut
bertujuan untuk memperoleh kredit yang berkualitas, yakni kredit yang tepat sasaran dengan meminimalkan terjadinya tunggakan dalam proses pelunasannya.
Sedikit berbeda dengan mekanisme penyaluran kredit yang dilakukan pada BRI Unit Ciampea, Safitri 2007. Terdapat kebijakan yang dilakukan oleh pihak
BRI Unit Ciampea, dimana nasabah setia dari bank tersebut dapat memperoleh waktu lebih cepat dalam proses penyaluran kredit. Hal tersebut dikarenakan pihak
dari BRI Unit Ciampea sudah cukup mengenal nasabahnya. Strategi kedekatan tersebut juga betujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan nasabah, agar
nasabah tetap loyal terhadap pihak BRI. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa pada dasarnya proses ataupun mekanisme penyaluran kredit hampir sama. BRI telah mempunyai ketetapan dan prosedur secara umum yang
harus diterapkan oleh setiap masing-masing unitnya. Hanya saja setiap unit mempunyai kebijakan-kebijakan dari pemimpinnya yang dapat membantu di
dalam mekanisme penyaluran kredit. Selain mengetahui mekanisme penyaluran kredit, juga perlu diketahui
hasil dari penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit KUR. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit
KUR telah banyak dilakukan sebelumnya, yakni perkreditan yang disalurkan oleh lembaga keuangan perbankan. Penelitian tersebut diantaranya adalah yang
dilakukan oleh Wangi 2008, Risdwianto 2004, Mulyarto 2009, Hutagaol 2009, dan Lubis 2009.