menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan setiap calon debitur, maka semakin besar nilai kredit BTU yang akan direalisasikan. Pendapatan usaha sangat
berpengaruh terhadap besarnya realisasi kredit BTU yang disalurkan pada UKC cabang Karawang. Nilai kredit yang direalisasikan di sesuaikan dengan tingkat
pendapatan usaha yang dijalankan. Pihak UKC cabang Karawang tidak akan mencairkan kredit di luar batas kemampuan dari pada nasabahnya. Hal tersebut
akan mempengaruhi pada tingkat pengembalian kredit dan berdampak pada NPL dari Bank itu sendiri. Secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa faktor
pendapatan usaha per bulan menjadi penentu besaran kredit yang akan direalisasikan pada UKC cabang Karawang.
c. Sektor Usaha
Sektor usaha merupakan salah satu kriteria dari karakteristik usaha yang terpenting, karena dengan mengetahui usaha yang dijalankan maka pihak UKC
Cabang Karawang mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh setiap bulannya, sehingga mampu menilai calon nasabah mampu atau tidak dalam
memenuhi kewajibannya bila pinjamannya direalisasikan. Dengan melihat sektor usaha dari masing-masing calon debitur akan diketahui apakah usaha yang
dijalankan memiliki prospek yang bagus dikemudian hari dan memiliki risiko yang kecil atau tidak.
Usaha yang dijalankan oleh nasabah UKC Cabang Karawang sangat beragam, akan tetapi dalam penelitian ini seluruh usaha debitur dikelompokkan ke
dalam dua kelompok, yakni usaha yang bergerak di sektor agibisnis dan sektor non agribisnis. Sektor agribisnis meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan
pengusahaan tumbuhan dan hewan komoditas pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, baik dari sub sistem hulu hingga hilir usaha. Dalam hal ini
menyangkut kegiatan penyediaan sarana produksi, kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran hasil produksinya. Sedangkan sektor non agribisnis merupakan
usaha selain dari kegiatan agribisnis, seperti usaha perbengkelan atau otomotif, perhotelan atau jasa bisnis properti, dan lain sebagainya.
Tabel 11. Rata-rata Realisasi Kredit BTU Menurut Sektor Usaha 2010
Sektor Usaha Jumlah Nasabah
Orang Rata-rata Realiasi
Kredit BTU Rp Agribisnis
Non Agribisnis 14
43 128.929.000
146.628.000 Total
57 Dari Tabel 11 diketahui bahwa sebagian besar nasabah UKC BNI
Karawang selama periode 2010 berada di sektor non agribisnis dengan persentase sebesar 79 persen, jauh lebih besar dari jumlah nasabah di sektor agribisnis.
Besaran jumlah kredit yang direalisasikan untuk sektor agribisnis tergolong sangat kecil, yakni hanya sebesar 1,5 milyar rupiah dari total 8,1 milyar rupiah kredit
yang telah di realisasikan oleh UKC Cabang Karawang. Hal tersebut menandakan bahwa untuk sektor agribisnis masih minim untuk direalisasikan kreditnya.
Dilihat dari rata-rata besar kredit yang direalisasikan, sektor usaha non agribisnis lebih besar direalisasikan kreditnya dibandingkan dengan sektor
agribisnis. Sektor non agribisnis dianggap lebih kecil risikonya dibandingkan dengan sektor agribisnis. Usaha debitur yang tergolong dalam usaha agribisnis
meliputi usaha pengolahan ikan, perdagangan gabah, pedagang pupuk, dan pedagang buah-buahan. Sedangkan usaha yang tergolong non agribisnis meliputi
usaha bengkel, toko bangunan, toko kelontongan, optik dan lain sebagainya. Hasil wawancara dengan petugas UKC Karawang menerangkan bahwa pihak BNI ingin
meminimalkan risiko dalam proses penyaluran kreditnya. Kredit disalurkan kepada sektor usaha yang layak menerimanya dan memiliki prospek yang bagus
dimasa yang akan datang. Pihak Bank harus selektif dalam menyalurkan kredit BTU tersebut, dan selama periode 2010 hasil yang diperoleh usaha yang bergerak
di sektor non agibisinis lebih banyak yang direalisasikan kreditnya. Sektor agribisnis terutama untuk sub sektor produksinya memiliki risiko yang cukup
tinggi bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa sektor usaha berpengaruh terhadap realisasi kredit BTU pada
UKC Cabang Karawang.
d. Current Ratio CR