VII. KESIMPULAN DAN SARAN`
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penilaian calon debitur dalam proses penyaluran kredit BTU pada UKC Cabang Karawang telah sesuai dengan prinsip 5C, dimana dengan
penggunaan prinsip tersebut akan diperoleh kredit yang berkualitas, yakni kredit yang tepat sasaran dengan meminimalkan terjadinya tunggakan dalam
proses angsurannya. 2. Penyaluran kredit BTU sebagai kredit KUR memiliki prosedur yang berbeda
dengan prosedur penyaluran KUR pada umumnya, dimana pada dasarnya KUR tidak mewajibkan debitur untuk menyertakan agunan dalam
memperoleh kredit. Pada BNI UKC Cabang Karawang setiap calon debitur kredit BTU diwajibkan untuk menyertakan agunan minimal dari 30 persen
dari total kredit yang direalisasikan. 3. Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap realisasi kredit BTU pada UKC Cabang Karawang adalah pengalaman kredit, pendapatan usaha, lama usaha, current ratio, agunan, dan
jangka waktu pengembalian kredit. Usia nasabah, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan sektor usaha tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi
kredit BTU.
7.1 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan :
1. BNI hendaknya mengkaji kembali persyaratan yang mewajibkan setiap
calon debiturnya untuk menyertakan agunan minimal 30 persen dari total kredit yang direalisasikan. Pada dasarnya KUR diperuntukkan untuk
sektor UMKM, dimana karakteristik UMKM pada umumnya memiliki keterbatasan dalam hal kepemilikan agunan.
2. UKC Cabang Karawang hendaknya lebih memperhatikan lagi variabel
pendapatan usaha, lama usaha, pengalaman kredit, current ratio, agunan dan jangka waktu pengembalian kredit, sehingga jumlah realisasi kredit
BTU menjadi meningkat. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa enam variabel tersebut berpengaruh nyata dan signifikan terhadap realisasi kredit
BTU.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2009. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Bank Negara Indonesia 46. Laporan Keuangan UKC BNI 46 Cabang Karawang Tahun 2010. Karawang.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Bogor. Gustianti, Wulan Sari. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Kredit Umum Pedesaan KUPEDES Di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan kasus Pada BRI Unit Ciampea dan BRI Unit Citeureup.
Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hutagaol, Edinho. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencairan Pinjaman Kredit Usaha Rakyat KUR di Sektor Agribisnis. Kasus Pada
BRI Unit Cigombong-Bogor. Skripsi. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Johnson, R.A D.W. Wichern.2002. Applied Multivariate Statistical Analisys. Fift Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Juanda, Bambang. 2008. Modul Kuliah. Ekonometrika I. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Lubis, Anna Maria. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit
dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Kasus : BRI Unit Cibungbulang. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2008. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Undang-undang No 20 Tahun
2008 Tentang UMKM. Jakarta. Mankiw, NG. 2006. Principle of Economics. Pengantar Ekonomi Mikro. Salemba
Empat. Jakarta. Mulyarto, Eko Putro2009. Analisis Faktor-faktor yang Memperngaruhi Realisasi
KUR Studi Kasus Nasabah PT BRI Tbk Persero Unit Leuwiliang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Risdwianto, B. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Penyaluran Kredit Bank Rakyat Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi
Dan Studi Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Safitri, Ilwah. 2007. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besar Kredit Umum Pedesaan Kupedes pada Nasabah BRI Unit Ciampea. Skripsi.
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sartono, B. dkk. 2003. Analisis Peubah Ganda. Departemen Statistika IPB. Bogor Suyatno, Thomas, dkk. 2007. Dasar-dasar Perkreditan. Edisi Keempat. PT
Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Karmina Putri. 2006. Analsis Faktor-Faktor Yang Mempengearuhi
Permintaan Kredit Umum Pedesaan Kupedes Dalam Sektor Pertanian di BRI Unit Parung, Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Wangi, Srikandi Puspa. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pengajuan Kredit di Bank “X”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Wibowo, S. 2002. Pedoman Mengelola Pewrusahaan Kecil. Penebar Swadaya.
Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Permohonan BNI Tunas Usaha
Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Regression Analysis: Y versus USIA, PENDIDIKAN, ...
The regression equation is Y = 41036 - 1150 USIA + 2632 PENDIDIKAN - 4354 KELUARGA
+ 1152 PENGALAMAN KREDIT + 3786 LAMA USAHA + 6.20 PENDAPATAN + 5742 SEKTOR + 14591 CR + 0.926 AGUNAN + 19430 TENOR
Predictor Coef
SE Coef T
P VIF
Constant 41036
18414 2.23
0.031 USIA
-1149.5 974.15
-1.18 0.244
2.3 PENDIDIKAN
2632 5606
0.47 0.641
1.2 KELUARGA
-4354 3161
-1.38 0.175
1.5 PENGALAMAN KREDIT
1152 505.3
2.28 0.013
1.9 LAMA USAHA
3786 1210
3.13 0.003
2.8 PENDAPATAN
6.202 1.168
5.31 0.000
4.1 SEKTOR
5742 5773
0.99 0.325
1.2 CR
14591 5718
2.55 0.014
2.7 AGUNAN
0.9262 0.1344
6.89 0.000
4.8 TENOR
19430 3338
5.82 0.000
3.8 S = 16271.0 R-Sq = 87.3 R-Sqadj = 84.5
Analysis of Variance Source
DF SS
MS F
P Regression
10 2.95E+11 2.95E+10
32.14 0.000
Residual Error 46
4.218E+10 9.17E+08 Total
56 3.37E+11
Normplot of Residuals for Y
Residual P
e rc
e n
t
50000 25000
-25000 -50000
99 95
90 80
70 60
50 40
30 20
10 5
1
Normal Probability Plot of the Residuals
response is Y
Lampiran 3. Laporan Kunjungan Setempat
Lanjutan
Lampiran 4. Daftar Angsuran Kredit Usaha Rakyat BTU
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT BNI TUNAS USAHA BTU
STUDI KASUS PADA BNI UKC CABANG KARAWANG
SKRIPSI
ARIF LESMANA H34066023
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
RINGKASAN ARIF LESMANA. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit BNI
Tunas Usaha BTU Studi Kasus Pada BNI UKC Cabang Karawang. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI.
Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan nasional. Keterbatasan modal merupakan salah satu penghambat utama bagi pengusaha skala mikro, kecil, dan menengah untuk
mengembangkan usahanya. Diperlukannya sebuah lembaga yang dapat membantu para pengusaha tersebut di dalam penyediaan modal.
Sebagai salah satu lembaga keuangan milik pemerintah, Bank Negara Indonesia Persero Tbk. ikut berperan dalam pemberdayaan usaha skala kecil dan
menengah. Melalui Kredit Usaha Rakyat KUR yang dikemas dalam bentuk kredit BNI Tunas Usaha BTU, PT BNI turut membantu pemberdayaan UMKM
sekaligus meningkatkan proporsi kredit bagi para pelaku usaha tersebut. Penyaluran kredit BTU dilakukan melalui Unit Kredit Kecil UKC yang tersebar
di seluruh Indonesia.
Mekanisme penyaluran kredit BTU pada UKC Cabang Karawang tetap berpegang teguh terhadap prinsip 5C character, collateral, capital, capacity, dan
condition of economy. Penerapan prinsip tersebut dilakukan untuk mendapatkan kredit
yang berkualitas,
yakni tepat
sasaran dan
tidak terjadi
keterlambatanpenunggakan di dalam proses penyelesaian angsurannya. Dari keseluruhan pengajuan kredit dengan total lebih dari 11 milyar yang masuk ke
UKC Cabang Karawang, hanya sebesar 8,1 milyar 71 persen yang direalisasikan. Usaha yang kurang layak, karakter yang kurang baik dan
kepemilikan agunan merupakan salah satu alasan mengapa kredit yang diajukan tidak dapat direalisasikan oleh pihak UKC Cabang Karawang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit BTU dengan menilai karakteristik dari setiap nasabah penerima
kredit BTU di UKC Cabang Karawang. Sampel yang digunakan adalah seluruh nasabah penerima kredit BTU pada UKC Cabang Karawang selama periode tahun
2010 sebanyak 57 nasabah. Alat analisis yang digunakan adalah analisis desktriptif dan menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Dalam
melakukan pengolahan data dengan alat analisis tersebut digunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab 14 for windows. Adapun
faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perealisasian kredit BTU adalah usia nasabah, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman kredit,
lama usaha, sektor usaha, pendapatan usaha per bulan, current ratio, agunan, dan jangka waktu peminjaman,
Mekanisme penyaluran kredit BTU sebagai kredit KUR memiliki prosedur yang berbeda, dimana setiap calon debitur diwajibkan untuk menyertakan agunan
minimal dari 30 persen dari total kredit yang direalisasikan. Kebijakan tersebut didasarkan pada besaran nilai kredit BTU yang dapat direalisasikan kepada calon
debiturnya sampai dengan 500 juta rupiah. KUR tidak mewajibkan debiturnya untuk menyertakan agunan dalam pengajuan kreditnya.
Dilihat dari karakteristik individu, debitur di UKC Cabang Karawang yang memperoleh rata-rata realisasi kredit paling besar berada pada kisaran usia 31 –
40 tahun dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Sementara itu untuk debitur dengan jumlah tanggungan keluarga 4 orang dan telah memiliki pengalaman
kredit memperoleh rata-rata realisasi kredit BTU terbesar.
Dari karakteristik usaha diperoleh hasil bahwa sebagian besar debitur BTU adalah pelaku usaha yang bergerak di sektor non agribisnis yang memperoleh
rata-rata realisasi terbesar. Semakin besar pendapatan debitur maka akan memperoleh realisasi kredit yang lebih besar. Lama usaha memberikan pengaruh
positif terhadap realisasi kredit BTU, semakin lama usaha berjalan maka akan memperoleh realisasi kredit BTU lebih besar. Dari karakteristik kredit, seluruh
debitur BTU diwajibkan memiliki agunan minimal 30 persen dari total kredit yang direalisasikan. Jangka waktu pengembalian kredit 5 tahun memperoleh rata-
rata realisasi kredit lebih besar.
Dari hasil analisis regresi diperoleh bahwa variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap realisasi kredit BTU adalah tingkat pendidikan,
pendapatan usaha, lama usaha, pengalaman kredit, sektor usaha, current ratio CR, agunan, dan jangka waktu peminjaman. Akan tetapi variabel hanya variabel
pendapatan usaha, pengalaman kredit, lama usaha, agunan, current ratio, dan jangka waktu peminjaman yang berpengaruh nyata terhadap realisasi kredit BTU
pada UKC Cabang Karawang. Variabel usia nasabah dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif terhadap realisasi kredit BTU. Akan tetapi kedua
variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap realisasi BTU.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan nasional. UMKM sanggup memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, khususnya dalam menyediakan lapangan pekerjaan
dan juga merupakan sebagai salah satu sumber yang cukup besar bagi penerimaan pendapatan negara
1
. Peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor UMKM semakin nampak khususnya sejak krisis tahun 1997. Ketika
proses restrukturisasi sektor korporat dan BUMN berlangsung lamban, sektor UMKM telah
menunjukkan perkembangan yang terus meningkat dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Banyak terdapat usaha-usaha besar
yang gagal akibat ketidaktahannannya terhadap terpaan krisis ekonomi, akan tetapi usaha di sektor UMKM mampu bertahan dan terus berkembang hingga
sekarang. Selama periode 2008-2009 nilai Produk Domestik Bruto PDB UMKM
jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai PDB yang dihasilkan oleh sektor usaha besar. UMKM menjadi pemasok jumlah kebutuhan barang dan jasa
sebanyak 58 persen atau lebih dari separuh kebutuhan barang dan jasa nasional. Nilai tersebut jauh lebih besar dari pada PDB yang dihasilkan oleh sektor usaha
besar yang hanya 42 persen dari total secara keseluruhan Tabel 1. Hal tersebut membuktikan bahwa keberadaan UMKM di Indonesia tidak dapat diabaikan.
Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto PDB Menurut Skala
Usaha Tahun 2008 – 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000
NO Skala Usaha
Jumlah Perkembangan
2008 2009
Jumlah 1
Usaha Kecil dan Menengah UMKM
1.099.301,1 58
1.165.257,5 58
65.956,4 6,00
2 Usaha Besar
783.012,4 42
832.468,3 42
49.455,9 6,32
Jumlah 1.882.313,5
100 1.997.725,8
100 115.412,3
6,13 Sumber: Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI 2010
1
Google searchkompas-online.co.idartikel di akses tgl 23 Desember 2010
Pertumbuhan dan peran sektor UMKM di dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya dalam menghadapi
berbagai kejutan ekonomi, tetapi juga kemampuannya yang lebih besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan. UMKM memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, yakni mampu menyerap sebesar 96,95 persen dari total tenaga kerja di Indonesia Tabel 2. Selama periode 2008 -
2009, usaha mikro, kecil dan menengah telah mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi 2,1 juta orang dan menciptakan lebih dari dua juta unit usaha
baru. Jumlah tersebut mendominasi dari total keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia 99,9 persen. Ini merupakan bukti bahwa UMKM merupakan katup
pengaman, dinamisator, dan stabilisator perekonomian di Indonesia. Pada sisi lain, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja untuk sektor usaha besar, kurang lebih
sebanyak 12.000 tenaga kerja selama periode 2008 - 2009. Hal tersebut merupakan akibat dari menurunnya jumlah unit usaha di sektor usaha besar.
Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja UMKM, Usaha Besar 2008- 2009
NO Skala Usaha
Tenaga Kerja Unit Usaha
2008 2009
2008 2009
1 Usaha Kecil dan
Menengah UMKM
88.739.744 96,95
90.896.270 96,8
49.824.123 99,9
51.257.537 99,9
2 Usaha Besar
2.788.518 3,05
2.776.214 3,2
4.463 0,1
4.372 0,1
Jumlah 91.528.262
100 93.672.484
100 49.828.586
100 51.261.909
100 Sumber: Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI 2011
Sebagai salah satu potensi yang besar, pada kenyataannya UMKM juga menghadapi berbagai masalah. Permasalahan yang paling sering timbul dalam
usaha pengembangan UMKM ini berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM itu sendiri. Beberapa karakteristik yang paling melekat pada
sebagian besar UMKM antara lain: 1. Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan
struktur modal tersebut. 2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM yang bekerja pada sektor
UMKM. 3. Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya gaji dan
upah.