Gambar 1. Model penetapan agenda menurut Rogres dan Dearing diadaptasi dari McQuail dan Windhl, 1993
2.2 Pengelolaan Sumber daya Air
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, pemantauan, mengevaluasi penyelenggaraaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air. Pola pengeloaaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makluk
hidup yang akan datang UU Nomor 7 Tahun 2004. Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan,
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Sumber daya air dikelola secara menyeluruh,
terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras UU Nomor 7
2004, pasal 2 sampai pasal 5.
Pengalaman personal dan komunikasi antar personal
Agenda media
Agenda publik
Agenda kebijakan
Indikator arti penting dari kejadian atau isu agenda di dunia nyata
Pengertian sumber daya air menurut UU Nomor 7 Tahun 2004 adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang
terdapat pada, di atas, ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di
darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah.
2.2.1 Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sumber daya Air
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus menerus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber
daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Hal ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. Permasalahan air adalah ketidakseimbangan antara permintaan atau
kebutuhan dan ketersediaan, serta kualitas air yang ada semakin menurun akibat pencemaran lingkungan. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air
catchment area, tingginya erosi dan ancaman banjir. Telah terjadi krisis air yang melanda beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.
Sejak tahun 1970-an degradasi SDA yang berupa lahan gundul tanah kritis, erosi pada lereng-lereng curam baik yang digunakan untuk pertanian
maupun untuk penggunaan lain seperti permukiman dan pertambangan, sebenarnya telah memperoleh perhatian pemerintah Indonesia. Namun proses
degrasi SDA tersebut terus berlanjut, karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan dari sektor atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan
SDA. Pendekatan menyeluruh pengelolaan SDA secara terpadu menuntut suatu manajemen terbuka yang menjamin keberlangsungan proses koordinasi antara
lembaga terkait.