Analisis MDS Analisis Penelitian
Tabel 8. Formulasi masalah Kebutuhan
Sinergistidak sinergis
Kebijakan A. Masyarakat
Kebutuhan air terpenuhi
Sinergis Perlu kerjasama lintas wilayah,
13 sungai, BKI, 3 R. Air yang berkualitas
Sinergis Perlu teknologi dan metode
pengelolaan, pipanisasi, ultraviltasi
Suplai air stabil Sinergis
PES, dana otda, 13 Sungai, Harga murah
Tidak Sinergis Perlu subsidi pemerintah, dana
otda, B. Pemerintah Pusat
dan Pemda Kebutuhan masyarakat
ttg air tercukupi Sinergis
Perlu pengelolaan yang terpadu Kelestarian lingkungan
terjaga Sinergis
Perlu kebijakan yang berorientasi lingkungan, PES
Konservasi, dana otda
PAD Meningkat Pengelolaan air yang efisien,
peningkatan efisiensi, peningkatan kapasitas
pelayanan,
Keberlanjutan air Perlu konservasi, PES, dana
otda, 13 Sungai, desalinasi, pipanisasi tunnel,
C. PDAM Suplai air baku lancar
dan stabil Tidak Sinergis
Perlu sistem irigasi yang baik agar debit air teratur dan tidak
berkurang Air tidak tercemar
Tidak Sinergis Pipasnisasi, teknologi modern,
Suplai air stabil Tidak Sinergis
Penambahan IPA WTP, pemanfaatan BKT, 13 Sungai
Harga jual tinggi menguntungkan
Tidak Sinergis Perlu subsidi dari pemerintah
Jaringan pelayanan meningkat
Sinergis Perlu penurunan tingkat
kebocoran air di pipa distribusi dan komintmen dalam
memenuhi target MDGs
D. LSM Kelestarian
Lingkungan Sinergis
Perlu pengawasan Harga murah
Tidak Sinergis Perlu adanya subsidi
Distribusi air besih lancar dan mencukupi
Sinergis Perlu sosialisasi program 3R,
keterlibatan dalam dewan SDA Kesetaraan antara
pengguna dan PDAM Tidak Sinergis
Perlu adanya kontrol dan keterlibatan dalam penentuan
kebijakan
3. Identifikasi Sistem Hal terpenting dalam identifikasi sistem adalah mengintepretasikan semua
komponen yang berinteraksi ke dalam konsep kotak gelap black box, untuk ini diperlukan informasi-informasi yang dikatagorikan menjadi tiga yaitu peubah
input , peubah output dan parameter-parameter yang membatasi struktur sistem.
Pada penelitian ini ada tiga variabel yakni variabel state pendukung dalam membangun model konseptual, dan selanjutnya ditentukan variabel non-state
variabel lainnya yang meliputi variabel penggerak driving, variabel pembantu auxiliary, dan variabel tetap constant yang melengkapi suatu model diagram
black box .
4. Diagram sebab akibat causal loop
Setelah dilakukan identifikasi sistem, dilanjutkan dengan penyusunan diagram lingkar sebab akibat atau diagram causal loop yang mengambarkan
hubungan sebab akibat tentang pengelolaan air bersih lintas wilayah yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkar Gambar 20.
Gambar 20. Diagram lingkar sebab akibat pengelolaan air baku lintas wilayah
5. Diagam input output
Diagram input output model kebijakan pengelolaan air lintas wilayah yang bersifat holistik dan keberlanjutan pada era otonomi daerah, diagram input-output
mengambarkan beberapa permasalahan yang terkait dengan pengelolaan air baku untuk bersih baik permasalahan lingkungan global, jumlah penduduk,
pencemaran sampai kepada konflik pengelolaan sumber daya air antara PAM Jaya dan mitra serta konflik air antar pemerintah daerah. Pada Gambar 20 disajikan
diagram lingkar sebab akibat dalam pengelolaan air bersih. Kebutuhan air bersih mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk,
sedangkan produksi air bersih sangat dipengaruhi kualitas dan kuantitas sumber air baku dan seterusnya.
Gambar 21. Diagram input output pengelolaan air baku lintas wilayah
6. Rekayasa atau perancangan model
Perancangan model dilakukan berdasarkan hasil faktor-faktor penting yang harus dikelola dari hasil studi yang telah dilakukan berdasarkan kajian analisis
prospektif serta dilakukan berdasarkan hubungan sebab akibat yang akan terjadi dari faktor-faktor yang terpilih. Hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu hubungan positif dan hubungan negatif. Hubungan positif adalah hubungan sebab akibat dimana makin besar nilai faktor penyebab akan
makin besar pula nilai faktor akibat, sedangkan hubungan negatif adalah hubungan sebab akibat dimana makin besar nilai faktor penyebab akan makin
kecil nilai dari faktor akibat. Dampak atau akibat dari suatu sebab dapat mempengaruhi balik sebab tersebut, sehingga terdapat hubungan sebab akibat
yang memiliki arah berlawanan dengan hubungan sebab akibat yang lain. Dalam hal ini terbentuk suatu umpan balik tertutup, yang sering kali disebut sebagai loop.
Loop adalah suatu akibat yang dibalikkan ke penyebabnya, sehingga terbentuk
apa yang dinamakan umpan balik atau feed back loop Aminullah, dkk 2001. Umpan balik dapat dibedakan atas dua macam yaitu umpan balik positif dan
umpan balik negatif. Suatu umpan balik disebut positif bila perkalian tanda dari hubungan sebab akibat yang membentuknya adalah positif, sedangkan bila
hasilnya negatif maka umpan balik tersebut disebut umpan balik negatif. Umpan balik dapat terjadi secara alamiah maupun karena adanya suatu kebijakan yang
diterapkan pada sistemnya. Suatu umpan balik menyatakan mekanisme perubahan nilai faktor secara otomatis. Umpan balik positif memberikan penguatan terhadap
perubahan yang terjadi, sehingga nilai perubahan tersebut makin lama makin besar. Sebaliknya umpan balik negatif memberikan pelemahan terhadap
perubahan yang terjadi, sehingga nilai perubahan tersebut makin lama makin kecil dan akhirnya hilang.
7. Verifikasi, simulasi dan validasi model.
Verifikasi, yakni proses pembuktian model tanpa memasukkan data. Sedangkan validasi adalah proses penyelidikan keabsahan dari model yang dibuat
dengan menggunakan data sekunder sebagai pembandingnya sehingga model tersebut dapat dijadikan pembenaran atas sistem yang sebenarnya. Proses validasi
terdiri dari dua tahapan yakni validasi struktur dan validasi kinerja.