69 Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT Bina Usaha Flora, tanaman
gloxinia tidak dapat bertahan lama dibandingkan dengan ketiga tanaman lainnya. Bunga pada tanaman ini hanya mampu berbunga selama satu sampai dua bulan
setelah panen. Sedangkan para konsumen tertarik membeli tanaman ini karena bunganya yang indah. Selain itu kegunaan dari tanaman ini hanya sebatas pada
tanaman pot tidak seperti ketiga tanaman lainnya yang juga bisa sebagai tanaman lanskap. Sehingga pembelian tanaman gloxinia biasanya dalam jumlah lebih
sedikit dibandingkan dengan komoditas lainnya. Berbeda dengan tanaman hias vinca yang memiliki nilai coefficient
variation terendah yakni sebesar 0,603. Hal ini dikarenakan selera konsumen pada
tanaman ini lebih stabil terlihat dari nilai penjualan yang setiap bulannya. Tanaman vinca biasanya dibeli oleh konsumen dalam jumlah sedikit atau banyak.
Dalam jumlah sedikit untuk dijadikan tanaman hias pot atau hiasan parcel, sedangkan dalam jumlah besar digunakan untuk membuat taman.
Selain menghitung analisis risiko pada masing-masing komoditas untuk mengetahui nilai risiko dari setiap pengusahaan kelompok tanaman hias,
dilakukan juga perhitungan pada kegiatan diversifikasi dari keempat komoditas sehingga dapat diketahui kombinasi yang tepat yang dapat mengurangi risiko
penjualan yang dihadapi oleh perusahaan.
6.2.2. Analisis Risiko pada Kegiatan Diversifikasi
PT Bina Usaha Flora melakukan kombinasi dari dari kegiatan produksinya yang dinamakan dengan diversifikasi. Diversifikasi merupakan strategi investasi
dengan mengalokasikan berbagai kegiatan usaha untuk meminimalkan risiko. Kegiatan diversifikasi ini dilakukan oleh perusahaan untuk menghadapi adanya
fluktuasi penjualan terhadap tanaman hias yang diusahakan. Penilaian risiko pada kegiatan diversifikasi dilihat berdasarkan penerimaan
yang diperoleh dari gabungan komoditas yang diteliti. Perhitungan risiko pada kegiatan diversifikasi yang dilakukan meliputi gabungan dari dua komoditas, tiga
komoditas, dan empat komoditas. Pengukuran risiko portofolio ini diawali dengan menghitung bobot portofolio atau fraction portfolio. Bobot portofolio diperoleh
berdasarkan luas lahan yang digunakan pada masing-masing komoditas. Pada tanaman vinca dibudidayakan 36 potm
2
, setiap bulannya diproduksi sebanyak
70 1.375 pot sehingga diperlukan luas lahan sebesar 38,19 m
2
. Pada tanaman gloxinia dibudidayakan 36 potm
2
, setiap bulannya diproduksi sebanyak 605 pot sehingga diperlukan luas lahan sebesar 16,8 m
2
. Pada tanaman petunia dibudidayakan
25potm
2
, setiap bulannya diproduksi sebanyak 550 pot sehingga diperlukan luas lahan sebesar 22 m
2
. Pada tanaman pentas dibudidayakan 100 polybagm
2
, setiap bulannya diproduksi sebanyak 1650 pot sehingga diperlukan luas lahan sebesar
16,5 m
2
. Jumlah luas lahan yang digunakan untuk diversifikasi empat komoditas yang saat ini dilakukan adalah sebesar 93,49 m
2
. Pada kegiatan diversifikasi dua komoditas dan tiga komoditas, luas lahan
digunakan sama besarnya dengan kegiatan diversifikasi empat komoditas, dengan asumsi bahwa proporsi pembagian lahan sama rata. Bobot portofolio pada
masing-masing komoditas dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Bobot Portofolio pada Kombinasi Dua, Tiga, dan Empat Komoditi
Tanaman Hias Vinca, Gloxinia, Petunia dan Vinca di PT Bina Usaha Flora
No. Gabungan Komoditas
Bobot Portofolio Vinca Gloxinia Petunia Pentas
1 Vinca + Gloxinia
0,61 0,39
2 Vinca + Petunia
0,59 0,41
3 Vinca + Pentas
0,62 0,38
4 Gloxinia + Petunia
0,47 0,53
5 Gloxinia + Pentas
0,50 0,50
6 Petunia + Pentas
0,53 0,47
7 Vinca + Gloxinia +
Petunia 0,467
0,239 0,294
8 Vinca + Gloxinia +
Pentas 0,487
0,258 0,255
9 Vinca + Petunia + Pentas
0,468 0,295
0,236 10
Gloxinia + Petunia + Pentas
0,32 0,37
0,31 11
Vinca + Gloxinia + Petunia + Pentas
0,40 0,18
0,24 0,18
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa tanaman vinca memiliki bobot portofolio yang lebih besar dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini
71 dapat dilihat dari luas lahan yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
vinca lebih besar. Setelah diketahui bobot portofolio pada setiap gabungan komoditas, maka dilakukan perhitungan expected return pada kegiatan portofolio
yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Expected Return
Tanaman Hias Vinca, Gloxinia, Petunia dan Pentas pada Kegiatan Diversifikasi di PT Bina Usaha Flora
No. Gabungan Komoditas
Expected Return Rp
1 Vinca + Gloxinia
5.429.433 2
Vinca + Petunia 9.646.577
3 Vinca + Pentas
7.761.082 4
Gloxinia + Petunia 8.733.950
5 Gloxinia + Pentas
6.207.100 6
Petunia + Pentas 11.572.374
7 Vinca + Gloxinia + Petunia
7.980.575 8
Vinca + Gloxinia + Pentas 6.517.367
9 Vinca + Petunia + Pentas
9.416.779 10
Gloxinia + Petunia + Pentas 8.931.702
11 Vinca + Gloxinia + Petunia + Pentas
8.256.276 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa expected return tertinggi pada
kegiatan diversifikasi terdapat pada gabungan komoditas petunia dan pentas yakni sebesar Rp 11.572.374. Perolehan nilai expected return yang tinggi karena
tanaman petunia memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga tanaman lainnyadan tanaman pentas memiliki jumlah permintaan yang lebih
besar dibandingkan ketiga tanaman lainnya sehingga apabila digabungkan dapat menghasilkan nilai expected return yang lebih tinggi. Sedangkan expected return
terendah terdapat pada gabungan komoditas vinca dan gloxinia sebesar Rp
72 5.429.433. Setelah expected return pada setiap gabungan komoditas diperoleh,
maka perhitungan risiko diversifikasi dapat diketahui. Perhitungan analisis risiko dilakukan berdasarkan penerimaan yang
diperoleh perusahaan. Nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan diversifikasi adalah positif satu +1 karena kombinasi-kombinasi aset dilakukan
secara bersamaan. Perhitungan risiko diversifikasi meliputi gabungan dari dua komoditas yaitu gabungan vinca dan gloxinia, vinca dan petunia, vinca dan
pentas, gloxinia dan petunia, gloxinia dan pentas, serta petunia dan pentas. Gabungan tiga komoditas meliputi gabungan vinca, gloxinia dan petunia,
gabungan vinca, gloxinia dan pentas, gabungan vinca, petunia dan pentas, serta gabungan gloxinia, petunia dan pentas. Gabungan empat komoditas meliputi
gabungan vinca, gloxinia, petunia dan pentas. Saat ini PT Bina Usaha Flora melakukan kegiatan diversifikasi dengan
mengusahakan berbagai macam tanaman hias. Hal ini dilakukan karena perusahaan berusaha untuk meminimalkan risiko dari adanya fluktuasi penjualan
tanaman hias setiap periodenya. Diversifikasi yang dilakukan adalah dengan mengkombinasikan usaha tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas.
Berikut ini adalah penilaian risiko penjualan dari kombinasi empat komoditas tersebut pada Tabel 14.
Tabel 14.
Penilaian Risiko Pemasaran pada Kegiatan Diversifikasi Empat Komoditas berdasarkan Penerimaan di PT Bina Usaha Flora
No. Gabungan Komoditas
Variance Standard Deviation
Coefficient Variation
1 Vinca + Gloxinia
+ Petunia + Pentas 3,9882E+13
6.315.223,609 0,765
Hasil perhitungan risiko diversifikasi pada Tabel 14 merupakan gambaran risiko yang dihadapi oleh PT Bina Usaha Flora dengan melakukan empat
kombinasi usaha penjualan tanaman hias. Nilai coefficient variation pada empat komoditas vinca, gloxinia, petunia dan pentas adalah sebesar 0,765 yang artinya
setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi vinca, gloxinia, petunia dan pentas akan mengalami risiko sebesar 0,765. Nilai ini lebih rendah dibandingkan
dengan kegiatan spesialisasi pada tanaman gloxinia dan pentas. Namun risiko pada kegiatan diversifikasi empat komoditas lebih tinggi dibandingkan dengan
73 kegiatan spesialisasi pada tanaman vinca dan petunia. Artinya usaha diversifikasi
keempat tanaman ini mampu mengurangi risiko tunggal yang dihadapi oleh tanaman gloxinia, petunia dan pentas.
Risiko pada tanaman gloxinia dapat berkurang sebesar 0,554. Nilai risiko dapat menurun cukup besar karena tanaman gloxinia merupakan tanaman yang
memiliki risiko penjualan paling tinggi. Tanaman ini memiliki nilai penjualan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Hal ini dikarenakan
trend konsumen terhadap tanaman ini berubah. Sementara pada tanaman pentas risiko dapat berkurang sebesar 0,021.
Setelah dilihat nilai risiko pada kegiatan diversifikasi empat komoditas yang dilakukan oleh perusahaan saat ini, maka penelitian selanjutnya adalah untuk
mengetahui apakah nilai risiko pada diversifikasi empat komoditas tersebut dapat menurunkan risiko perusahaan atau ada beberapa gabungan lainnya yang dapat
menurunkan risiko secara maksimal. Untuk itu dilakukan analisis risiko diversifikasi pada dua dan tiga komoditas untuk membandingkan hasil risiko yang
terkecil. Berikut ini hasil perhitungan risiko penjualan pada kegiatan diversifikasi dua komoditas pada Tabel 15.
Tabel 15. Penilaian Risiko Pemasaran pada Kegiatan Diversifikasi Dua
Komoditas berdasarkan Penerimaan di PT Bina Usaha Flora
No. Gabungan Komoditas
Variance Standard Deviation
Coefficient Variation
1 Vinca + Gloxinia
1,73238E+13 4.162.183,949
0,767 2
Vinca + Petunia 4,47008E+13
6.685.867,626 0,693
3 Vinca + Pentas
3,09076E+13 5.559.462,523
0,716 4
Gloxinia + Petunia 5,57184E+13
7.464.477,874 0,855
5 Gloxinia + Pentas
3,65221E+13 6.043.348,939
0,974 6
Petunia + Pentas 8,45211E+13
9.193.537,176 0,794
Hasil perhitungan risiko diversifikasi pada Tabel 15 merupakan gambaran risiko yang dihadapi oleh PT Bina Usaha Flora dengan melakukan dua kombinasi
74 usaha penjualan tanaman hias. Penjelasan mengenai analisis risiko diversifikasi
dua komoditas akan dijelaskan sebagai berikut. 1
Vinca dan Gloxinia Kombinasi dua tanaman ini merupakan kombinasi antara tanaman yang
memiliki coefficient variation tertinggi dan coefficient variation terendah pada kegiatan spesialisasi. Kombinasi antara vinca dan gloxinia ini menghasilkan nilai
coefficient variation sebesar 0,767 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan
oleh kombinasi vinca dan gloxinia akan mengalami risiko sebesar 0,767. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan mengusahakan spesialisasi gloxinia yang
memiliki nilai coefficient variation sebesar 1,319. Kegiatan diversifikasi dua komoditas ini ternyata dapat menurunkan risiko sebesar 0,552. Hal ini berarti
kegiatan diversifikasi pada vinca dan gloxinia dapat meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan.
Rendahnya nilai risiko diversifikasi vinca dengan gloxinia dikarenakan proporsi penggunaan lahan pada tanaman vinca lebih besar dibandingkan dengan
gloxinia. Hal ini akan lebih menguntungkan perusahaan karena tanaman vinca memiliki coefficient variation yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
tanaman gloxinia. Selain itu, berdasarkan informasi di lapangan, tanaman vinca lebih tahan lama dan memiliki jumlah permintaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan gloxinia. 2
Vinca dan Petunia Kombinasi tanaman vinca dan petunia menghasilkan nilai coefficient
variation terendah pada kombinasi dua komoditas yaitu sebesar 0,693 yang
artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi vinca dan petunia akan mengalami risiko sebesar 0,693. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan
mengusahakan spesialisasi petunia yang memiliki nilai coefficient variation sebesar 0,758. Kegiatan diversifikasi dua komoditas ini ternyata dapat
menurunkan risiko sebesar 0,065. Hal ini berarti kegiatan diversifikasi pada vinca dan petunia dapat meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan.
Kombinasi kedua tanaman ini merupakan kombinasi antara tanaman yang memiliki nilai coefficient variation terendah dengan tanaman yang memiliki
expected return tertinggi. Kedua tanaman ini memiliki bunga yang banyak dalam
75 satu pot, sehingga apabila ada satu bunga yang rusak masih dapat diperbaiki
selama tidak terjadi kerusakan yang parah. Selain itu, tanaman vinca merupakan komoditas yang memiliki nilai risiko terendah sehingga dapat membantu
menurunkan risiko. Tanaman petunia pun memiliki harga yang paling tinggi dibandingkan komoditas lainnya yang berdampak pada peningkatan penerimaan
perusahaan. 3
Vinca dan Pentas Kombinasi tanaman vinca dan pentas menghasilkan nilai coefficient
variation sebesar 0,716 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh
kombinasi vinca dan pentas akan mengalami risiko sebesar 0,716. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan mengusahakan spesialisasi pentas yang memiliki nilai
coefficient variation sebesar 0,786. Kegiatan diversifikasi dua komoditas ini
ternyata dapat menurunkan risiko sebesar 0,07. Hal ini berarti kegiatan diversifikasi pada vinca dan pentas dapat meminimalkan risiko yang dihadapi
perusahaan. Kombinasi
kedua tanaman ini menghasilkan nilai coefficient variation
terendah karena permintaan konsumen pada tanaman ini lebih banyak dibandingkan dengan dua komoditas lainnya. Tanaman vinca memiliki nilai risiko
spesialisasi terendah sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaan. Tanaman pentas memiliki masa hidup yang lebih lama dibandingkan dengan tanaman
lainnya sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan dan kematian tanaman. 4
Gloxinia dan Petunia Kombinasi tanaman gloxinia dan petunia menghasilkan nilai coefficient
variation sebesar 0,855 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh
kombinasi gloxinia dan petunia akan mengalami risiko sebesar 0,855. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan mengusahakan spesialisasi gloxinia yang
memiliki nilai coefficient variation sebesar 1,319. Kegiatan diversifikasi dua komoditas ini ternyata dapat menurunkan risiko sebesar 0,464. Hal ini berarti
kegiatan diversifikasi pada gloxinia dan petunia dapat meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan.
Nilai coefficient variation yang diperoleh lebih kecil dibandingkan pada kegiatan spesialisasi pada gloxinia, hal ini karena nilai risiko petunia jauh lebih
76 kecil dibandingkan gloxinia sehingga dapat mengurangi risiko pada usaha
spesialisasi gloxinia. Tanaman petunia memiliki sifat yang lebih tahan lama dibandingkan gloxinia, permintaan terhadap tanaman ini pun lebih banyak
dibandingkan gloxinia. Selain itu harga jual tanaman petunia dapat menambah pendapatan perusahaan.
5 Gloxinia dan Pentas
Kombinasi tanaman gloxinia dan pentas menghasilkan nilai coefficient variation
terbesar pada kombinasi dua komoditas yaitu sebesar 0,974 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi gloxinia dan pentas akan
mengalami risiko sebesar 0,974. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan mengusahakan spesialisasi gloxinia yang memiliki nilai coefficient variation
sebesar 1,319. Kegiatan diversifikasi dua komoditas ini ternyata dapat menurunkan risiko sebesar 0,345. Hal ini berarti kegiatan diversifikasi pada
gloxinia dan pentas dapat meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan informasi di lapangan, gloxinia yang memiliki masa hidup
yang tidak tahan lama berbanding terbalik dengan pentas. Sehingga setiap bulannya selalu ada tanaman gloxinia yang mati. Selain itu kegunaan tanaman ini
cukup berbeda, tanaman gloxinia yang memiliki satu bunga dalam satu pot biasanya hanya dijadikan sebagai tanaman hias pot dengan jumlah pembelian
yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman pentas. Tanaman pentas selain dijadikan sebagai tanaman hias pot juga dapat dijadikan sebagai tanaman lanskap
yang jumlah pembeliannya dalam partai besar. 6
Petunia dan Pentas Kombinasi tanaman petunia dan pentas menghasilkan nilai coefficient
variation sebesar 0,794 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh
kombinasi petunia dan pentas akan mengalami risiko sebesar 0,794. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan mengusahakan spesialisasi pada tanaman petunia
ataupun pentas. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan diversifikasi tidak selalu dapat menurunkan risiko karena dibutuhkan kombinasi yang tepat. Kombinasi
petunia dan pentas menghasilkan nilai expected return yang tinggi namun kombinasi ini juga menghasilkan risiko yang tinggi. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa semakin tinggi expected return maka semakin tinggi pula risikonya.
77 Berdasarkan pada analisis risiko yang diperoleh, ternyata kegiatan
diversifikasi pada dua komoditas dapat mengurangi risiko, walaupun ada beberapa kombinasi yang hanya sedikit mengurangi risiko. Gabungan kombinasi dari
tanaman vinca dapat menghasilkan nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan gabungan kombinasi tanpa tanaman vinca. Hal ini terjadi karena tanaman
vinca memiliki risiko spesialisasi paling kecil dibandingkan nilai risiko pada tanaman lainnya. Selanjutnya perhitungan risiko pada kegiatan diversifikasi tiga
komoditas dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil perhitungan risiko diversifikasi pada Tabel 16 merupakan gambaran
risiko yang dihadapi oleh PT Bina Usaha Flora dengan melakukan tiga kombinasi usaha penjualan tanaman hias. Penjelasan mengenai analisis risiko diversifikasi
tiga komoditas akan dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 16.
Penilaian Risiko Pemasaran pada Kegiatan Diversifikasi Tiga Komoditas berdasarkan Penerimaan di PT Bina Usaha Flora
No. Gabungan Komoditas
Variance Standard Deviation
Coefficient Variation
1 Vinca + Gloxinia +
Petunia 3,57682E+13 5.980.653,466
0,749 2
Vinca + Gloxinia + Pentas 2,60989E+13
5.108.707,058 0,784
3 Vinca + Petunia + Pentas
4,69327E+13 6.850.741,604
0,728 4
Gloxinia + Petunia + Pentas 5,80736E+13
7.620.603,138 0,853
1 Vinca, Gloxinia dan Petunia
Kombinasi tanaman vinca, gloxinia dan petunia menghasilkan nilai coefficient variation
sebesar 0,749 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi vinca, gloxinia dan petunia akan mengalami risiko sebesar 0,749.
Sedangkan nilai coefficient variation tertinggi dalam kegiatan spesialisasi adalah 1,319. Adanya kegiatan diversifikasi tiga komoditas ini dapat menurunkan risiko
sebesar 0,57. Dengan begitu adanya kegiatan diversifikasi dapat menurunkan risiko perusahaan. Nilai risiko spesialisasi pada gloxinia dapat dikurangi dengan
adanya kombinasi ini karena nilai risiko spesialisasi pada vinca dan petunia jauh lebih kecil dibandingkan dengan gloxinia.
78 Berdasarkan dengan keadaan di lapangan, tanaman gloxinia saat ini
memiliki trend yang sedang menurun sehingga permintaannya pun semakin berkurang. Selain itu sifat dari tanaman ini tidak tahan lama dibandingkan vinca
dan petunia. Tanaman vinca memiliki jumlah permintaan yang cukup baik, sedangkan tanaman petunia memiliki harga jual yang cukup tinggi. Hal ini dapat
membantu perusahaan dalam mengurangi risiko penjualan yang terjadi dibandingkan dengan perusahaan jika melakukan kegiatan spesialisasi.
2 Vinca, Gloxinia dan Pentas
Kombinasi tanaman vinca, gloxinia dan pentas menghasilkan nilai coefficient variation
terkeci pada diversifikasi tiga komoditas yaitu sebesar 0,784 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi vinca, gloxinia dan
pentas akan mengalami risiko sebesar 0,784. Sedangkan nilai coefficient variation tertinggi dalam kegiatan spesialisasi adalah 1,319. Adanya kegiatan diversifikasi
tiga komoditas ini dapat menurunkan risiko sebesar 0,535. Nilai risiko spesialisasi pada gloxinia dapat dikurangi dengan adanya kombinasi ini karena nilai risiko
spesialisasi pada vinca dan pentas lebih kecil dibandingkan dengan gloxinia. Dengan begitu adanya kegiatan diversifikasi dapat menurunkan risiko perusahaan.
Berdasarkan keadaan di lapangan, tanaman gloxinia saat ini memiliki trend yang sedang menurun sehingga permintaannya pun semakin berkurang.
Selain itu sifat dari tanaman ini tidak tahan lama dibandingkan vinca dan pentas. Tanaman vinca an pentas memiliki jumlah permintaan yang cukup baik. Hal ini
dapat membantu perusahaan dalam mengurangi risiko penjualan yang terjadi dibandingkan dengan perusahaan jika melakukan kegiatan spesialisasi.
3 Vinca, Petunia dan Pentas
Kombinasi tanaman vinca, petunia dan pentas menghasilkan nilai coefficient variation
terendah pada kombinasi tiga komoditas yaitu sebesar 0,728 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi vinca, petunia dan
pentas akan mengalami risiko sebesar 0,728. Sedangkan nilai coefficient variation tertinggi dalam kegiatan spesialisasi adalah 0,786. Adanya kegiatan diversifikasi
tiga komoditas ini dapat menurunkan risiko sebesar 0,058. Dengan begitu adanya kegiatan diversifikasi dapat menurunkan risiko perusahaan.
79 Berdasarkan keadaan di lapangan, permintaan terhadap ketiga tanaman ini
cukup baik terutama pada tanaman vinca dan pentas. Sifat dari ketiga tanaman ini pun cukup tahan lama terutama pada tanaman pentas.Hal ini dapat membantu
perusahaan dalam mengurangi risiko penjualan yang terjadi dibandingkan dengan perusahaan jika melakukan kegiatan spesialisasi.
4 Gloxinia, Petunia dan Pentas
Kombinasi tanaman gloxinia, petunia dan pentas menghasilkan nilai coefficient variation
sebesar 0,853 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh kombinasi gloxinia, petunia dan pentas akan mengalami risiko sebesar 0,853.
Sedangkan nilai coefficient variation tertinggi dalam kegiatan spesialisasi adalah 1,319. Adanya kegiatan diversifikasi tiga komoditas ini dapat menurunkan risiko
sebesar 0,466. Dengan begitu adanya kegiatan diversifikasi dapat menurunkan risiko perusahaan.Penilaian risiko diversifikasi tiga komoditas antara gloxinia,
petunia dan pentas lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini terjadi karena tidak diusahakannya tanaman vinca yang dapat menurunkan risiko.
Sehingga dapat dilihat bahwa dengan adanya usaha dari tanaman vinca dapat menurunkan risiko perusahaan.
Berdasarkan pada analisis risiko yang diperoleh, ternyata kegiatan diversifikasi pada tiga komoditas dapat mengurangi risiko, walaupun ada
beberapa kombinasi yang hanya sedikit mengurangi risiko. Dapat dilihat bahwa kegiatan diversifikasi yang memiliki nilai risiko paling rendah adalah kegiatan
diversikasi dua komoditas antara vinca dan petunia yang memiliki nilai coefficient variation
sebesar 0,693. Hal ini dikarenakan kedua tanaman ini memiliki beberapa keunggulan. Tanaman vinca dan petunia memiliki jumlah permintaan yang cukup
besar dan harga yang cukup tinggi. Konsumen dapat menjadikan tanaman ini sebagai tanaman hias pot, dekorasi ruangan ataupun taman.
Perhitungan risiko pada kegiatan diversifikasi tanaman hias dilakukan pada kombinasi dua komoditi, tiga komoditi dan empat komoditi. Perbandingan
risiko pemasaran dari masing-masing kegiatan spesialisasi dan diversifikasi dengan berbagai kombinasi komoditi berdasarkan penerimaan dapat dilihat pada
Tabel 17.
80
Tabel 17. Perbandingan Risiko Pemasaran Berdasarkan Penerimaan pada
Kegiatan Spesialisasi dan Diversifikasi Tanaman Vinca, Gloxinia, Petunia dan Pentas di PT Bina Usaha Flora
Komoditas Coefficient Variation
Spesialisasi 1.
Vinca 2.
Gloxinia 3.
Petunia 4.
Pentas 0,603
1,319 0,758
0,786
Diversifikasi 1.
Vinca dan Gloxinia 2.
Vinca dan Petunia 3.
Vinca dan Pentas 4.
Gloxinia dan Petunia 5.
Gloxinia dan Pentas 6.
Petunia dan Pentas 7.
Vinca, Gloxinia dan Petunia 8.
Vinca, Gloxinia dan Pentas 9.
Vinca, Petunia dan Pentas 10.
Gloxinia, Petunia dan Pentas 11.
Vinca, Gloxinia, Petunia dan Pentas 0,767
0,693 0,716
0,855 0,974
0,794 0,749
0,784 0,728
0,853 0,765
Berdasarkan Tabel 17 dapat disimpulkan bahwa kegiatan diversifikasi terbukti dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan kegiatan spesialisasi.
Tanaman hias yang sangat bergantung pada preferensi konsumen sangat cocok dilakukan dengan kegiatan diversifikasi agar penerimaan perusahaan dapat
kontinyu. Dari hasil diversifikasi diperoleh nilai coefficient variation terendah pada gabungan komoditas vinca dan petunia yaitu sebesar 0,693. Namun kegiatan
diversifikasi tidak dapat menghilangkan risiko sepenuhnya, karena risiko selalu ada di dalam suatu usaha. Hal ini dapat dilihat pada hasil variance, standard
deviation, dan coefficient variation yang tidak sama dengan nol. Dengan adanya
diversifikasi diharapkan perusahaan dapat mengurangi kegagalan dari usaha lainnya.
6.3. Strategi Penanganan Risiko