Subsistem Budidaya Sumberdaya Perusahaan

50 Selain bahan, ada beberapa alat yang digunakan dalam kegiatan produksi yaitu dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Alat yang Digunakan dalam Proses Produksi di PT Bina Usaha Flora Tahun 2012. No Nama Alat Fungsi 1 Cutter Memotong dahan yang di stek 2 Cangkul Membersihkan gulma dan mengaduk tanah, pasir, maupun media 3 Ember Wadah dahan stek maupun sisa dahan yang rusak 4 Gunting dahan Memotong ujung batang bunga potong 5 Pinset Memindahkan bibit dari satu media ke media lainnya 6 Plug Wadah penyemaian biji tanaman 7 Cellpack Wadah yang digunakan untuk melakukan transplant 8 Polybag Wadah pembesaran tanaman sampai siap jual 9 Pot Wadah pembesaran tanaman sampai siap jual 10 Pencetak lubang tanaman Mencetak lubang pada media tanam 11 Sekop Mengaduk media tanam 12 Selang Menyiram tanaman 13 Pompa air Memompa air untuk digunakan menyiram tanaman 14 Water torn Tempat penampungan air 15 Gerobak Alat pengangkut media 16 Kawat Menggantung pot 17 Sarung tangan Melindungi tangan saat pengisian media 18 Sepatu boot Melindungi kaki karyawan 19 Koran Mengemas pot yang siap jual Sumber : PT. Bina Usaha Flora 2012

5.5.2. Subsistem Budidaya

Tanaman vinca dan gloxinia diproduksi pada pot berdiameter 15cm, tanaman petunia diproduksi pada pot berdiameter 20 cm, sedangkan tanaman pentas diproduksi pada polybag yang terbuat dari plastik. Keempat tanaman ini memiliki perlakuan yang hampir sama dalam proses budidaya. 51 Gambar 6. Tanaman Hias Vinca Gambar 7 . Tanaman Hias Gloxinia Gambar 8 . Tanaman Hias Petunia Gambar 9 . Tanaman Hias Pentas Budidaya tanaman hias di PT BUF terdiri dari empat tahapan, yaitu penyemaian, pembuatan media dan penanaman, pemeliharaan, dan pemasaran. Penyemaian dilakukan oleh bagian pembibitan, sedangkan pembuatan media dan penanaman, pemeliharaan, serta pemasaran dilakukan oleh bagian ornamental. 1. Penyemaian Tahapan penyemaian seedling meliputi pembuatan media semai, penyemaian, dan pemindahan transplant. Proses penyemaian menggunakan teknik plug, yaitu suatu teknik menanam benih dalam tempat tertentu plug tray. Plug tray mempunyai bentuk persegi panjang, terbuat dari bahan plastik atau styrofoam dengan isi 288, 200, 128 dan 4. Perbedaan ukuran plug tray disesuaikan dengan ukuran benih dan bertujuan untuk efisiensi biaya, efisiensi waktu semai, dan efisiensi media. 52 Gambar 10. Penyemaian Bibit pada Plug Pembuatan media merupakan langkah awal dalam penyemaian. Media penyemaian yang digunakan adalah media Klasmann yang diimpor dari Amerika Serikat. Media terlebih dahulu diberi air secukupnya 14 ember air untuk satu karung media. Selanjutnya dimasukkan ke dalam plug tray sampai cukup padat. Plug tray yang sudah terisi media kemudian disikat permukaannya untuk menghilangkan media yang berlebih. Benih tanaman hias yang dibudidayakan berasal dari Amerika Serikat dengan merek dagang Ball Seeds. Ukuran benih menyebabkan perlakuan yang berbeda terhadap penyemaian. Penyemaian benih berukuran kecil tidak memerlukan penyiraman terlebih dahulu. Benih tersebut langsung ditanam pada media semai, selanjutnya pada bagian atasnya ditambahkan media untuk menutupi benih. Sedangkan untu benih yang berukuran besar perlu disiram terlebih dahulu lalu ditanam. Setelah benih ditanam dalam plug tray, dilakukan pelabelan dengan menempelkan kertas pada plug tray yang berisi informasi jenis tanaman, warna bungam tanggal semai, minggu semai, minggu tanam, dan pemesan. Plug tray kemudian disimpan di atas rak dalam greenhouse yang dilengkapi dengan paranet. Jika dalam satu plug tray pertumbuhan benih tidak seragam, maka perlu dilakukan pemindahan agar tanaman tumbuh seragam. Selama penyemaian juga dilakukan penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit ketika bibit baru tumbuh. 2. Pembuatan Media dan Penanaman Media tanam merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar yang akan tumbuh dan berkembang. Media tanam yang digunakan terdiri dari campuran top soil, cocopeat, dan sekam mentah 53 atau sekam arang dengan perbandingan 1:1:2. Cocopeat atau sabut kelapa merupakan bahan organik yang berasal dari buah kelapa tua yang memiliki serat kuat. Setelah itu media dicapurkan dengan pupuk dasar seperti TSP Z-A, Z-K, Z- N, Urea, Furudan, Dolomit, dan KCL dalam suatu bak besar. Media yang telah tercampur dimasukkan ke dalam pot atau polybag digunakan untuk menampung media. Vinca dan gloxinia menggunakan pot berdiameter 15 cm, petunia menggunakan pot berdiameter 20 cm, dan pentas menggunakan polybag. Pot dan polybag terbuat dari bahan plastik. Selain itu media ditambahkan pupuk dasar seperti TSP Z-A, Z-K, Z-N, Urea, Furudan, Dolomit, KCL. Media yang telah diolah atau dicampur didiamkan terlebih agar unsur-unsur yang ada pada masing- masing media dapat tercampur dengan baik. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau pada saat suhu udara tidak tinggi agar tanaman tidak menjadi layu dan stres saat dipindahkan ke dalam pot atau polybag. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran. Pot yang telah berisi media disusun di atas meja pajang dan disiram air secukupnya, kemudian dilubangi bagian tengahnya. Bibit dikeluarkan dari plug tray dengan bantuan pinset dan dimasukkan ke dalam lubang yang telah disediakan dan ditimbun dengan media. Pot dan polybag yang telah ditanamai disimpan di dalam greenhouse dan dilakukan pemeliharaan sampai tanaman dewasa dan berbunga. Gambar 11. Pembuatan Media Tanam Gambar 12. Penanaman Bibit 3. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penjarangan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. 54 a. Penyiraman Penyiraman dilakukan untuk pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari. Pada tanaman yang belum berbunga penyiraman dilakukan dari atas tanaman, sedangkan untuk tanaman yang telah berbunga penyiraman dilakukan dari bawah agar tidak terjadi kerusakan pada bunga. Keadaan media dan keadaan iklim mempengaruhi intensitas penyiraman. Saat musim penghujan atau pada keadaan media masih basah, penyiraman dapat dilakukan minimal dua hari sekali. Air yang digunakan untuk penyiraman harus bebas dari zat kimia atau zat-zat lainya yang tidak dapat dinetralisir tanaman seperti minyak. Air yang digunakan untuk proses penyiraman disalurkan dari bak penampungan air, kemudian ditampung dalam torn air yang bervolume 1000 liter. Air dalam torn ini disiramkan pada tanaman melalui selang selang yang dihubungkan dengan nozzle pada ujungnya. Selain itu, tingkat kederasan air yang disiramkan harus diatur sedemikian rupa hal ini bertujuan menghindari bagian tanaman dari kerusakan karena tersiram air yang terlalu deras. b. Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari senin. Pemupukan dilakukan satu minggu setelah tanam dengan menggunakan pupuk NPK mutiara 200 ppm. Lalu pemupukan seterusnya 2-10 minggu setelah tanam dilakukan dua kali dalam seminggu. c. Pemincingan Pemincingan atau pembuangan tunas pucuk pada tanaman adalah salah satu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan tujuan menunda fase generatif dan merangsang pertumbuhan tunas lateral. Pada tanaman Vinca pemincingan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu satu minggu setelah tanam, tiga minggu setelah tanam, dan lima minggu setelah tanam. Pada tanaman Petunia pemincingan dilakukan dua kali, yaitu satu minggu dan tiga minggu setelah tanam. Sedangkan pada tanaman Gloxinia dan Pentas pemincingan dilakukan dua kali pada saat satu minggu dan empat minggu 55 setelah tanam. Pemicingan dilakukan dengan bantuan alat pemotong yang telah disterilkan dengan alkohol atau tanpa menggunakan alat yaitu dengan menggunakan tangan secara lansung dengan memetik tunas utamanya. d. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan jika tanaman mencapai kondisi over bloom atau diorientasikan pada tanaman yang sudah lama diproduksi.Tanaman dipangkas secara selektif pada bagian ketiak daun dengan merata mengikuti bentuk pot. Tujuan pemangkasan adalah mengontrol pertumbuhan yakni meremajakan tanaman dewasa dengan menumbuhkan tunas muda, dan menjaga penampilan tanaman yakni mempertahankan ukuran serta bentuk yang ideal dan indah. e. Penyiangan Sanitasi Penyiangan pada tanaman pot dilakukan pada dua minggu setelah tanam ketika gulma mulai tumbuh.Selanjutnya secara rutin penyiangan dilakukan setiap selang dua minggu sekali.Sedangkan penyiangan pada areal pemeliharaan dilakukan secara kerja bakti setiap minggunya dengan membersihkan sampah-sampah dan gulma yang terdapat pada areal pemeliharaan.Tujuan kegiatan penyiangan adalah mempertahankan keindahan sesuai dengan standar mutu dan menjaga kesehatan tanaman agar pertumbuhan tidak terganggu akibat kompetisi unsure hara.Penyiangan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma pada areal pemeliharaan dan pot tanaman f. Penjarangan Penjarangan dilakukan untuk memberi ruang tumbuh yang optimal bagi suatu tanaman untuk berkembang. Penjarangan juga berfungsi untuk mengurangi kelembaban sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada tanaman. Selain itu jarak antar tanaman yang rapat akan mengakibatkan persaingan antar tanaman sehingga dibutuhkan ruang antar tanaman. Penjarangan atau penyusunan pot diatur di atas rak dengan posisi lurus atau selang-seling. Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah pada saat 56 tanaman mulai tumbuh menjadi tanaman dewasa dan membutuhkan ruang yang lebih luas. g. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kultur teknis dilakukan dengan sanitasi, membersihkan lumut pada areal pemeliharaan untuk mencegah tumbuhnya larva penyebab penyakit, dan penyiangan gulma. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, preventif dan kimiawi. Secara mekanik pengendalian hama dilakukan dengan mengandalkan kekuatan fisik yaitu pemasangan mulsa, pemasangan perangkap kuning yellow trap yang terbuat dari plastik kuning dengan lapisan campuran bensin dan lem tikus, serta membunuh ulat dan memusnahkan bagian tanaman berhama atau berpenyakit. Salah satu contoh pengendalian hama dengan menggunakan yellow trap. Cara kerja alat ini dapat membasmi serangga yang akan mengganggu tanaman dengan cara memasangnya diantara beberapa tanaman, dengan cara ini maka serangga akan menyentuh yellow trap dan lengket sehingga tidak dapat bergerak lagi. Yellow trap terdiri atas tiga bentuk, yakni dengan lembaran ukuran 180 x 8 sentimeter dan persegi dengan ukuran 20 x 20 sentimeter. Gambar 13 . Yellow Trap Persegi Secara preventif dengan menjaga kebersihan alat yang digunakan dalam kegiatan produksi. Salah satu contohnya adalah dengan menjaga kebersihan water torn dari sampah maupun zat-zat lain yang tidak dapat dinetralisir oleh tanaman. Secara kimiawi, pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan yang menggunakan bahan kimia berupa cairan fungisida dan inseksida. Cairan fungisida yang digunakan adalah Prefigur 57 dan Subamex dengan perbandingan 0,5 mililiter dan 0,5 mililiter per liter air. Adapaun inseksida yang biasa digunakan perusahaan adalah Trigat dan Proclem dengan perbandingan 0,25 gram dan 0,25 gram per liter air. Pengendalian ini dilakukan satu kali dalam seminggu atau disesuaikan dengan kebutuhan.

5.5.3. Subsistem Pemasaran