29 setiap return yang diperoleh. Nilai varian dan standar deviasi yang rendah dapat
menghasilkan koefisien variasi yang tinggi. Sedangkan nilai varian dan standar deviasi yang tinggi dapat menghasilkan koefisien variasi yang rendah. Dengan
ukuran koefisien variasi, perbandingan antara kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu risiko untuk setiap return.
3.1.6. Manajemen Risiko
Menurut Hanafi 2009 manajemen risiko organisasi adalah suatu system pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses berikut ini:
1. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara
menelusuri sumber-sumber risikosampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
2. Evaluasi dan pengkuran risiko
Evaluasi dan pengukuran risiko dilakukan untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan
menghitung peluang kemungkinan risiko. 3.
Pengelolaan risiko Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan berbagau cara, seperti
penghindaran, retention, diversifikasi, transfer risiko, pengendalian risiko, dan pendanaan risiko.
Menurut Kountur 2008 dalam menangani risiko-risiko yang ada dalam perusahaan, diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses
pengelolaan risiko. Proses pengelolaan risiko dimulai dengan identifikasi risiko. Risiko perlu diidentifikasi untuk mendapatkan suatu daftar risiko.Daftar risiko
merupakan outputhasil dari identifikasi risiko.Setelah semua risiko yang diperlukan diketahui teridentifikasi dan daftar risiko telah dibuat, kemudian
risiko-risiko yang ada pada daftar risiko tersebut diukur.Dengan demikian, proses selanjutnya setelah identifikasi risiko alah pengukuran risiko. Maksud dari
pengukuran risiko ini adalah supaya dapat menghasilkan apa yang disebut dengan
30 status risiko dan peta risiko. Status risiko sebenarnya adalah ukuran yang
menunjukkan tingkatan risiko, sehingga kita bisa mengetahui mana risiko yang lebih berisiko dari yang lain dan mana yang tidak terlalu berisiko dari yang lain.
Sedangkan peta risiko adalah gambaran sebaran risiko dalam suatu peta sehingga kita bisa mengetahui dimana risiko berada dalam suatu peta. Dan dalam peta
risiko ini, akan tampak statusnya. Berdasarkan peta risiko dan status risiko ini, kemudian manajemen melakukan penanganan risiko. Penanganan risiko
dimaksudkan untuk memberikan usulan apa yang akan dilakukan untuk menangani risiko-risiko yang terpetakan. Evaluasi merupakan aktivitas
selanjutnya dari proses manajemen perusahaan.
Gambar 3. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan dan Output yang Dihasilkan
Sumber: Kountur 2008
Menurut Kountur 2008 berdasarkan hasil dari penilaian risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko yang tepat untuk dilakukan. Ada dua strategi
penanganan risiko, yaitu: OUTPUT
PROSES
IDENTIFIKASI RISIKO
PENANGANAN RISIKO
EVALUASI PENGUKURAN
RISIKO Daftar Risiko
1. Peta
Risiko 2.
Status Risiko
Usulan Penanganan
Risiko
31 1.
Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini
dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: a membuat atau memperbaiki sistem
prosedur; b mengembangkan sumber daya manusia; dan c memasang atau memperbaiki fasilitas fisik.
2. Mitigasi
Strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani
risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah:
a. Diversifikasi
Diversifikasi adalah cara menempatkan asset atau usaha di beberapa tempat sehingga jika salah satu terkena musibah maka tidak akan
menghabiskan sluruh asset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak
risiko. b.
Penggabungan Penggabungan ini merupakan salah satu cara penanganan risiko yang
dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan yang
melakukan merger atau akuisisi dengan perusahaan lain. c.
Pengalihan risiko Pengalihan risiko transfer of risk merupakan cara penanganan risiko
dengan mengalihkan dampak risiko ke pihak lain. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang dihadapi oleh perusahaan. Cara ini
dapat dilakukan melalui asuransi, leasing, outsourcing, dan hedging.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional