Risiko Pemasaran Analisis Risiko Pemasaran Tanaman Hias Pot di PT Bina Usaha Flora, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

63 yang lebih lama bagi perusahaan untuk memelihara tanaman ini sebelum mengalami proses penjualan. Proses perawatan dan pemeliharaan sangat penting sebelum tanaman laku terjual. Dalam satu tahun terakhir, terdapat beberapa tanaman yang mati baik dalam proses produksi maupun proses pemeliharaan. Tanaman yang mati disebabkan oleh waktu penanaman bibit yang tidak tepat, pengaruh cuaca dan iklim, ataupun hama dan penyakit. Selama periode satu tahun jumlah tanaman yang mati pada keempat komoditas tanaman hias cukup banyak. Tanaman hias gloxinia mengalami kematian setiap bulannya. Hal ini karena tanaman gloxinia rentan terhadap hama dan penyakit. Selain itu gloxinia memiliki masa hidup yang lebih sebentar dibandingkan dengan keempat tanaman lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Tanaman Hias yang Mati di PT Bina Usaha Flora Bulan Februari 2011 – Desember 2011 Periode 2011 Komoditi pot Vinca Gloxinia Petunia Pentas Februari 0 250 172 Maret 0 268 April 397 317 81 642 Mei 0 348 631 Juni 0 190 192 Juli 432 161 312 Agustus 0 585 340 719 September 0 258 305 Oktober 5 8 59 November 0 153 0 0 Desember 756 163 Sumber: PT BUF 2012

6.2. Risiko Pemasaran

Risiko pemasaran akan mempengaruhi tingkat penerimaan perusahaan dengan demikian terjadinya fluktuasi penjualan pada tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi risiko dalam 64 kegiatan penjualannya. Fluktuasi penjualan pada keempat komoditas perusahaan terjadi karena beberapa sumber risiko. Sumber-sumber risiko tersebut adalah: 1. Preferensi Konsumen Preferensi konsumen merupakan faktor yang sangat berhubungan dengan penilaian subyekentif seseorang yang berhubungan dengan selera seseorang terhadap suatu produk. Preferensi konsumen tanaman hias merupakan sesuatu yang relatif dan cenderung berubah-ubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu cukup sulit untuk mengetahui dengan pasti selera konsumen terhadap kesukaan, pilihan, atau sesuatu hal yang lebih disukai oleh konsumen. Para konsumen tanaman hias tertarik untuk membeli tanaman hias karena kecintaannya atau kegunaan produk tersebut yang bisa dinikmati mulai dari bentuk dan warna bunga, tingkat kemekaran bunga, daya tahan bunga, bentuk daun, dan lain-lain. Sehingga perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan tanaman yang berkualitas dan berpenampilan menarik. Preferensi konsumen tanaman hias pada perusahaan dapat dilihat pada selera yang dimiliki oleh konsumen tersebut serta kegunaan dari masing-masing tanaman hias. Konsumen tanaman hias vinca tertarik untuk membeli tanaman ini karena bentuk bunganya yang sederhana dan warnanya yang beranekaragam. Konsumen tanaman ini berasal dari konsumen akhir, florist ataupun grower. Konsumen pada tanaman hias gloxinia tertarik untuk melakukan pembelian karena tanaman ini memiliki bentuk bunga ganda yang indah. Konsumen dari tanaman ini biasanya merupakan konsumen akhir yang memajang tanamannya di atas meja. Pada tanaman hias petunia, konsumen tertarik karena bentuk bunganya yang indah serta warnanya yang sangat bervariasi dan unik. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias pot gantung ataupun sebagai tanaman lanskap karena sangat cocok untuk dikombinasikan dengan berbagai tanaman lainnya. Sedangkan pada tanaman hias pentas, konsumen lebih tertarik karena bunganya dapat mekar lebih tahan lama. Konsumen tanaman ini biasanya adalah grower. Sebelumnya tanaman gloxinia sangat diminati oleh konsumen karena bunganya yang sangat indah, namun kini berubah seiring dengan selera konsumen yang juga ikut berubah. Hal ini terlihat dari penjualan gloxinia yang terus menurun setiap periodenya. Perubahan selera ini terjadi karena saat ini banyak 65 konsumen yang lebih suka untuk mengkombinasikan tanaman pot sehingga menghasilkan warna yang menarik, sedangkan tanaman hias gloxinia merupakan tanaman yang cocok untuk dipajang secara tunggal. Berbeda dengan tanaman vinca, petunia dan pentas yang dapat dikombinasikan dengan tanaman lainnya. Fluktuasi permintaan terhadap keempat tanaman hias merupakan factor eksternal yang sulit untuk dikendalikan oleh perusahaan. Permintaan jenis tanaman hias yang tidak menentu membuat perusahaan cenderung untuk mengusahakan berbagai jenis tanaman diversifikasi agar penerimaan perusahaan kontinu. Kegiatan ini juga harus diimbangi dengan perhatian perusahaan terhadap setiap jenis tanaman hias karena memiliki perlakuan pemeliharaan yang berbeda-beda. 2. Adanya event tertentu Adanya event tertentu mempengaruhi kuantitas penjualan tanaman hias perusahaan. Jika ada event tertentu biasanya perusahaan mendapat pesanan tanaman hias di atas rata-rata. Namun sebaliknya, jika tidak ada trend atau event tertentu perusahaan hanya mampu menjual tanaman hiasnya pada kondisi normal, rendah bahkan tidak laku terjual. Hal ini dapat dilihat pada saat perusahaan mendapat pesanan dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta pada saat acara ulang tahun Kota Jakarta. Permintaan terhadap tanaman hias jauh melebihi permintaan rata- rata. Permintaan konsumen terhadap keempat tanamanan hias ini juga berhubungan dengan kegunaan dari masing-masing tanaman hias. Tanaman hias untuk dekorasi haruslah tanaman yang berbunga penuh, seperti vinca dan pentas. Sedangkan tanaman yang tidak berbunga penuh biasanya digunakan sebagai hiasan yang diletakkan di atas meja, ruang makan atau ruang tamu, ataupun digantung sebagai mini hanging garden. Potted plants dapat juga digunakan dalam rangkaian parcel sebagai hadiah kiriman yang menarik, bercita rasa tinggi tetapi sangat ekonomis. Konsumen biasanya berasal dari dekorator, landscaper, retailer atau hobbies. 3. Kurangnya informasi pasar Produksi yang dilakukan oleh perusahaan selanjutnya akan melalui proses pemasaran yang sangat berkaitan dengan konsumen. Produk yang dihasilkan untuk dipasarkan harus disesuaikan dengan permintaan pasar, baikdari jenis, kuantitas sera kualitasnya. Namun dalam pemasaran dihadapkan pada keinginan 66 konsumen terhadap komoditas yang cenderung berubah-ubah. Perubahan pola pasar tersebut menuntut suatu perusahaan untuk dapat memantau perkembangan pasar melalui pencarian informasi. Begitu pula yang harus dilakukan oleh PT Bina Usaha Flora yang harus melakukan pencarian informasi terhadap selera konsumen tanaman hias. Saat ini perusahaan melakukan pencarian informasi berdasarkan data pembelian pada periode-periode sebelumnya untuk mengetahui tren terhadap produk tanaman hias. Selain itu perusahaan mencari informasi dengan menanyakan secara langsung kepada konsumennya mengenai selera yang diinginkan terhadap tanaman hias. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan secara tidak langsung dapat memberikan informasi pasar dengan baik. Namun kegiatan pemasaran yang dilakukan saat ini masih belum luas hanya di daerah Jabodetabek sehingga perusahaan masih memiliki informasi yang terbatas untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. 4. Kerusakan tanaman pada saat pengiriman Proses pengiriman merupakan proses yang cukup penting dalam usaha penjualan tanaman hias yang dilakukan perusahaan. Konsumen tanaman hias ini terdapat di Bogor ataupun luar Bogor. Tanaman hias harus melalui tahapan distribusi untuk sampai kepada konsumen yang terdapat di daerah Bogor ataupun luar Bogor. Proses distribusi dilakukan perusahaan dengan menggunakan mobil pick up yang dimiliki perusahaan. Risiko yang terjadi pada saat pengiriman adalah adanya beberapa tanaman yang mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi adalah rusakya bunga dan patahnya bunga. Hal ini menyebabkan kerugian pada perusahanaan karena tanaman yang rusak tidak akan laku terjual.

6.3. Analisis Risiko