17 diketahui besarnya kemungkinan suatu ukuran atau suatu nilai yang berada lebih
besar atau lebih kecil dari rata-ratanya ataupun dari nilai standarnya. Dengan adanya penelitian terdahulu, dapat diketahui sumber-sumber risiko
yang biasa terjadi serta dampak yang ditimbulkan dari adanya risiko pada kegiatan pertanian. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai risiko khususnya risiko
pemasaran tanaman hias pot. Penelitian ini menggunakan metode analisis variance, standard deviation,
dan cofficient variation pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi pada empat komoditas.
2.3.3. Kajian Manajemen Risiko
Manajemen risiko diperlukan untuk meminimalisasi risiko yang ada dan dapat meningkatkan presentase keberhasilan produksi yang berimplikasi pada
pendapatan perusahaan. Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian-kerugian yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan bisa tetap
menjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya.
Menurut penelitian Permana 2011, strategi yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura Amazing Farm adalah peningkatan pengaturan cahaya
greenhouse , menerapkan sistem karantina untuk memperlambat prosespenyebaran
hama dan penyakit, dengan mengunakan screen atau plastik UV ultraviolet dengan dibentangkan pada bak tanam yang terserang hama, meningkatkan
kualitas perawatan tanaman bunga potong mawar dengan mengukur secara lebih teliti dosis pupuk, nutrisi, dan pestisida yang akan diberikan, melakukan kegiatan
perompesan daun secara menyeluruh dan benar, proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh, dan sortasi yang dilakukan secara lebih teliti dan
benar, mengembangkan sumberdaya manusia. Menurut penelitian Arfah 2009 alternative manajemen risiko dalam
mengatasi risiko penjualan anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora yaitu dengan melakukan peningkatan teknologi pada pengaturan cahaya green
house , penerapan teknologi biopestisida sebagai pengendali hama dan penyakit,
bimbingan manajemen mutu dan pasca panen. Penanganan risiko juga dapat dilakukan dengan menerapkan sistem standar operasional terhadap kebijakan
18 mutu produk. Selain itu perlu adanya peningkatan manajemen perusahaan dengan
melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terarah dengan baik. Menurut penelitian Panggabean 2011 diversifikasi pada beberapa
kelompok dendrobium dapat menekan risiko, namun diversifikasi tidak serta merta dapat menghilangkan risiko sepenuhnya. Saran yang direkomendasikan
adalah integrasi vertikal, diversifikasi usaha, kontrak pemasaran dan perbaikan sarana serta prasarana produksi. Hal yang cukup penting untuk diterapkan adalah
strategi kontrak pemasaran, yaitu untuk mengurangi besarnya pengaruh risiko harga dalam pengusahaan dendrobium. Selain itu memperbaiki penerapan dalam
penanganan serangan hama dan penyakit yang dapat mematikan tanaman. Menurut penelitian Solihin 2009, manajemen risiko yang dapat
diterapkan adalah dengan memproduksi pakan secara mandiri untuk menekan biaya produksi karena biaya pakan merupakan biaya tertinggin dari total biaya
produksi. Melakukan kontrol kandang secara ketat, mengkonsultasikan gejala klinis yang timbul kepada Field Controller. Memperketat biosekuriti baik sanitasi
maupun medikasi. Memperbaiki manajemen perkandangan dengan menambah atap topi agar air hujan tidak tampias dan panas matahari tidak menyengat
sebagian kandang, sehingga ayam dapat menyebar dan tidak terjadi kepadatan di satu sudut kandang. Merencanakan dengan baik jadwal produksi dan panen.
Membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan diskusi terkait kemajuan usaha.
Alternatif strategi untuk mengatasi harga sayuran menurut penelitian Amri 2011 dapat dilakukan oleh petani melalui pengaturan pola tanam, pengaktifan
koperasi, pengolahan produk, dan hubungan kemitraan dengan perusahaan, serta usaha rumah tangga maupun pedagang. Untuk pedagang yaitu dengan melakukan
kemitraan dengan perusahaan dan industri rumah tangga. Pemerintah dapat memberikan pendidikan dan pelatihan untuk mengelola Lembaga Keuangan
Mikro LKM. Program Sub Terminal Agribisnis STA perlu dibentuk di setiap kota dan mudah diakses oleh petani. Asuransi pertanian perlu dukungan
pemerintah untuk koordinasi dan sosialisasi terhadap stakeholders. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat berbagai macam cara yang
dilakukan para pelaku usaha untuk mengelola risiko yang dihadapi. Alternatif
19 strategi penanganan risiko dilakukan dengan dua cara yaitu, preventif dan
mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko. Secara umum, penelitian sebelumnya melakukan strategi preventif dengan
cara membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur serta mengembangkan sumber daya manusia.
Strategi lainnya adalah strategi mitigasi, strategi ini dilakukan untuk mengurangi dampak risiko yang berimplikasi pada penerimaan perusahaan.
Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diversifikasi, penggabungan, atau pengalihan risiko. Pada penelitian sebelumnya, para pelaku
usaha melakukan strategi mitigasi dengan melakukan diversifikasi pada usahanya. Dengan adanya diversifikasi, maka kegagalan pada salah satu kegiatan usaha
masih dapat ditutupi dari kegiatan usaha lainnya. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang banyak disarankan untuk dapat meminimalkan
sekaligus melindungi usaha dari adanya risiko. Dengan adanya penelitian terdahulu, dapat menjadi gambaran bagi
penelitian ini untuk dapat membuat alternatif strategi penanganan risiko yang sesuai dengan permasalahan perusahaan dan dapat membantu perusahaan agar
dapat meminimalkan atau melindungi dari adanya fluktuasi penjualan yang berimplikasi pada penerimaan perusahaan.
20
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis