Hubungan antara Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC

59 JGC. Sedangkan penduduk asli banyak bekerja sebagai petugas jaga malam, pedagang pasar pagi, dan tukang ojek. Tingkat partisipasi yang tinggi sering dan sering sekali mengikuti program JGC di wilayah Mampang Prapatan juga lebih didominasi oleh masyarakat asli ketimbang masyarakat pendatang. Bahkan partisispasi masyarakat pendatang di wilayah tersebut terbilang sangat rendah. Wilayah Mampang Prapatan memang sangat didominasi oleh masyarakat asli yang telah tinggal secara turun-temurun di wilayah tersebut. Masyarakat asli di wilayah ini memiliki kesadaran dan kepedulian yang lebih besar daripada masyarakat pendatang terhadap lingkungan khususnya pada program JGC.

3. Hubungan antara Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC

Uji korelasi Rank Spearman terhadap hubungan antara usia partisipan dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di Pasarminggu menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,004 p 0,05. Nilai probabilitas tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat merupakan hubungan yang lemah dan positif dengan nilai korelasi antar kedua variabel sebesar 0,383,. Artinya, semakin tua usia masyarakat maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat tersebut pada program JGC. Tabel 14. Hubungan Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Wilayah Pasarminggu Tingkat Partisipasi Pasarminggu Total orang ≤ 20 Tahun orang 21-30 Tahun orang 31-40 Tahun orang 41-50 Tahun orang 50 Tahun orang Jarang sekali 1 5 2 2 1 11 Jarang - 2 4 3 3 12 Sering - 1 4 10 7 22 Sering Sekali - - 2 6 2 10 Total 1 8 12 21 13 55 60 Hubungan antara usia dan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC di wilayah Mampang Prapatan berdasarkan uji korelasi Rank Spearman terhadap menghasilkan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,730 p 0,05 yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat partisipasi masyarakat pada program JGC. Nilai korelasi antara kedua variabel tersebut adalah 0,053 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah dan positif antar kedua variabel. Tabel 15. Hubungan Usia dan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Wilayah Mampang Prapatan Tingkat Partisipasi Mampang Prapatan Total orang ≤ 20 Tahun orang 21-30 Tahun orang 31-40 Tahun orang 41-50 Tahun orang 50 Tahun orang Jarang sekali - - 4 1 2 7 Jarang - - 5 4 1 10 Sering 1 1 13 8 2 25 Sering Sekali - - - 1 2 3 Total 1 1 22 14 7 45 Partisipasi masyarakat secara keseluruhan dalam program JGC di wilayah Pasarminggu didominasi oleh masyarakat usia 41-50 tahun sedangkan di wilayah Mampang Prapatan didominasi masyarakat usia 31-40 tahun. Anggota masyarakat yang tinggi tingkat partisipasinya sering dan sering sekali di wilayah Pasarminggu lebih didominasi oleh masyarakat berusia 41-50 tahun sedangkan di wilayah Mampang Prapatan lebih didominasi oleh masyarakat dengan usia 31-50 tahun. Tingginya partisipasi masyarakat usia antara 31-50 tahun dalam program JGC lebih didominasi oleh ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga usia 31-50 tahun lebih banyak berpartisipasi bisa karena mereka mencari kesibukan positif disamping kesibukan mengurus rumah tangga untuk mengisi waktu luang dan mereka telah tergabung dalam komunitas ibu- ibu PKK, pengajian, arisan RT dan RW, dan komunitas ibu-ibu untuk lingkungan di wilayah masing-masing. Selain itu, ibu rumah tangga usia 31-50 tahun memiliki aktivitas yang lebih sedikit ketimbang ibu-ibu muda 17-30 tahun yang masih direpotkan oleh anak-anak balita dan 61 kepentingan anak-anak sekolah karena mayoritas anak mereka telah dewasa, bekerja bahkan telah menikah. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat berusia kurang 30 tahun bisa disebabkan karena mereka masih disibukkan oleh kepentingan pekerjaan. Lebih dari itu, masyarakat usia antara 15-25 tahun di Pasarminggu dan Mampang Prapatan masih disibukkan oleh kegiatan sekolah dan bekerja. Masyarakat antara usia 15-25 tahun biasanya berpartisipasi hanya pada hari libur tanpa menggangu kepentingan sekolah dan bekerja hanya saja mereka tidak mengikuti program secara rutin tiap hari libur.

4. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program JGC

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan (Orporate Social Responsibility) Dampaknya Terhadap Citra Perusahaan (Corporate Image) Pada PT. Telkom Tbk, Pusat

2 19 165

Evaluasi Program Jakarta Green And Clean Di Cipinang Melayu Sebagai Implementasi Corporate Social Responsibility/ Csr Pt. Unilever Indonesia Tbk

1 10 205

Kajian Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Unilever Indonesia

0 8 12

SKRIPSI STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Tentang Program Trash And Fashion Dalam CSR PT.

0 2 18

A. Latar Belakang STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Tentang Program Trash And Fashion Dalam CSR PT. Unilever, Tbk).

1 14 40

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Tentang Program Trash And Fashion Dalam CSR PT. Unilever, Tbk).

24 174 33

PENUTUP STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Tentang Program Trash And Fashion Dalam CSR PT. Unilever, Tbk).

0 2 39

Evaluasi Program Jakarta Green And Clean

1 2 107

analisis SWOT PT UNILEVER INDONESIA TBK

0 0 11

Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Unilever Indonesia Tbk)

0 0 21