Pendapat tentang pengertian
CSR yang lebih komprehensif
dikemukakan oleh Prince of Wales International Business Forum lewat lima pilar. Pertama, building human capital, menyangkut kemampuan perusahaan
untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal internal. Di sini perusahaan dituntut melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community
development. Kedua, strengthening economies yaitu melalui pemberdayakan ekonomi komunitas. Ketiga, assessing social, maksudnya perusahaan
menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik. Keempat, encouraging good governance, artinya perusahaan dikelola
dalam tata pamongbirokrasi yang baik. Kelima, protecting the environment, yaitu perusahaan harus mengawal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Versi lain mengenai definisi CSR juga dikemukakan oleh World Bank. Menurut World Bank, CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi
terhadap perkembangan ekonomi berkelanjutan, memperhatikan karyawan dan masyarakat lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka. Sejumlah pendapat mengenai pengertian CSR tersebut memiliki kesamaan mengenai definisi CSR yakni CSR merupakan komitmen
sebuah perusahaan untuk mengembangkan taraf kehidupan masyarakat sekitar, masyarakat luas, dan karyawan, serta komitmen perusahaan untuk
peduli terhadap lingkungan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab.
2.1.1. Aktivitas Utama Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pelaksanaan kegiatan CSR memiliki beragam jenis kegiatan utama dalam mengimplimentasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial
perusahaan. Kotler dan Lee 2005 mendeskripsikan beberapa kegiatan utama dalam CSR dengan istilah corporate social initiatives yang
menggambarkan beberapa kegiatan utama dalam CSR yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan menjalankan
nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate Social Initiative terbagi menjadi 6 kegiatan utama yaitu
1. Cause Promotion.
Kelompok kegiatan cause promotion mencerminkan suatu usaha perusahaan menyediakan dana, kontribusi sumber daya untuk
meningkatkan kesadaran, perhatian dan kepedulian
terhadap masalah-masalah sosial untuk mendukung penggalangan dana,
partisipasi, atau rekruitmen sukarela. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan kegiatannya sendiri, bekerja sama dengan sebuah
perusahaan atau organisasi lain sebagai partner utama, ataupun bertindak sebagai salah satu sponsor kegiatan sosial
2. Cause-Related Marketing.
Sebuah perusahaan berkomitmen untuk menyumbangkan atau mendonasikan
beberapa persen
dari keuntungannya
untuk permasalahan sosial yang spesifik berdasarkan penjualan produk.
Umumnya kegiatan ini dilakukan pada periode waktu tertentu, pada produk tertentu, dan untuk kegiatan sosial tertentu. Pada kelompok
kegiatan ini, perusahaan biasanya bekerja sama dengan organisasi non-profit, menciptakan hubungan saling menguntungkan baik untuk
meningkatkan dukungan finansial terhadap kegiatan sosial maupun untuk meningkatkan penjualan produk.
3. Corporate Social Marketing.
Sebuah perusahaan mendukung pengembangan atau pelaksanaan kampanye perubahan perilaku masyarakat yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan
umum, kesehatan
masyarakat, lingkungan, ataupun komunitas luas. Corporate Social Marketing
berfokus pada
perubahan perilaku
masyarakat sekaligus
membedakannya dengan Cause Promotion yang berfokus pada penciptaan kesadaran sosial, dukungan dana dan perekrutan sukarela
untuk kegiatan sosial. Perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya secara sendiri, namun pada umumnya bekerja sama dengan
organisasi sosial atau non-profit.
4. Corporate Philanthropy.
Kelompok kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan kegiatan CSR yang paling tradisional. Perusahaan melakukan kegiatan kontribusi
secara langsung untuk kegiatan amal dalam bentuk donasi, hibah tunai, ataupun bentuk pelayanan untuk permasalahan sosial tertentu.
5. Community Volunteering.