Prasarana dan Sarana Perikanan

ikan seperti pembuatan berbagai jenis kerupuk dan abon. Lebih rinci jumlah nelayan dan kelompok usaha atau Rumah Tangga Perikanan RTP di Anambas Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah Nelayan dan Rumah Tangga Perikanan RTP di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012. Kecamatan Nelayan Orang Rumah Tangga Perikanan Unit Tangkap Budidaya TKP BDP Jumlah Tangkap Budidaya Jumlah 1. Jemaja 366 23 78 467 432 23 455 2. Jemaja Timur 147 34 82 263 229 34 263 3. Siantan Selatan 327 47 78 452 381 36 417 4. Siantan 182 24 81 287 263 24 287 5. Siantan Timur 204 50 154 408 372 18 390 6. Siantan Tengah 182 57 399 638 538 57 595 7. Palmatak 502 229 380 1.111 808 229 1.037 Jumlah 1.910 464 1.252 3.626 3.023 421 3.444 Sumber : DKP Anambas, 2012 Laporan Data Base Nelayan Anambas Keterangan: TKP= Tangkap. BDP=Budidaya Aktivitas penangkapan ikan di Anambas menggunakan armada dan alat tangkap yang sederhana. Armada penangkapan nelayan pompong menggunakan perahu kayupapan dengan ukuran kecil, baik menggunakan mesinmotor maupun tanpa mesin. Menurut data statistik Anambas Dalam Angka 2011 bahwa perahu tanpa motor berjumlah 595 buah dan perahukapal motor pompong berjumlah 2.566 buah sehingga total armada nelayan berjumlah 3.161 buah. Sebagian besar nelayan menggunakan alat tangkap pancing ulur, pancing tonda, rawai, jaring insang, jaring angkat, bubu dan perangkap lainnya. Kegiatan penangkapan ikan digunakan untuk konsumsi dan untuk budidaya. Jumlah armada serta prasarana dan sarana penunjang kegiatan perikanan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah armada serta prasarana dan sarana penunjang kegiatan perikanan di Anambas Tahun 2011. Kecamatan Perahu Tanpa Motor Perahu Motor Pelabuhan Perikanan Pabrik Es Pangkalan BBM Pasar Ikan 1. Jemaja 149 295 - - - - 2. Jemaja Timur 110 119 - - - - 3. Siantan Selatan 77 328 - - - - 4. Siantan 33 230 2 2 2 1 5. Siantan Timur 78 280 - - - - 6. Siantan Tengah 90 490 - - 1 - 7. Palmatak 58 824 - - - - Jumlah 595 2.566 1 2 3 1 Sumber : Bappeda Anambas dan BPS.Prov.Kepri, 2012 Anambas Dalam Angka 2011 dan Pengamatan Langsung di Lapangan. Keterangan : 1 unit di Desa Antang dan 1 unit di Desa Tarempa Barat. Kegiatan penangkapan ikan juga harus ditunjang oleh prasarana dan sarana lainnya, seperti pelabuhan perikanan maupun pelabuhan umum, pasar, tempat atau pangkalan pengisian BBM, pabrik es atau cold storage. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, bahwa fasilitas infrastruktur sebagai prasarana dan sarana penunjang kegiatan perikanan di Anambas banyak yang belum tersedia. Misalnya pelabuhan perikanan se Anambas, di Kecamatan Siantan, hanya ada satu unit di Desa Antang Pelabuhan Perikanan Pantai =PPP dan satu unit PelabuhanPangkalan Pendaratan Ikan PPI di Desa Tarempa Barat, Pabrik Es di Antang dan Tarempa masing-masing satu unit, namun untuk membuat es skala kecil banyak diusahakan oleh masyarakat di rumah home industri dengan menggunakan cold storage, pangkalan pengisian minyak APMS hanya ada tiga tempat di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Tengah serta di Desa Antang dan Desa Tarempa Barat Kecamatan Siantan masing-masing satu unit, sedangkan pasar ikan hanya ada di Tarempa dan Letung. Kondisi ketersediaan prasarana dan sarana penunjang kegiatan perikanan di Anambas dapat dilihat pada Tabel 21. Nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih menggunakan teknologi penangkapan ikan secara tradisional dan sederhana, yakni menggunakan pancing ulur, pancing tonda dan rawai serta alat tangkap tradisional lainnya seperti bubu dan kelong, namun yang paling dominan adalah pancing ulur. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas 2012, jumlah armada kapal perahu motor yang ada sebanyak 2.566 unit. Dari jumlah tersebut, didominasi oleh pompng yang kecil dengan bobot 1 GT sejumlah 2.276 unit, dan yang memiliki pompong agak besar dengan ukuran lebih besar dari 5 GT hanya 4 unit, yakni di Kecamatan Jemaja 2 unit, Jemaja Timur 1 unit dan Kecamatan Siantan Timur 1 unit. Kebutuhan Bahan Bakar BBM solar per bulan 153.056 ton dan kebutuhan es untuk nelayan tangkap 82.965 ton per bulan. Lebih rinci gambaran ukuran pompong atau kapal motor yang dimiliki nelayan Anambas dengan ukurannya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Ukuran Pompong Perahu Motor yang dimiliki Nelayan Anambas dan Kebutuhan BBM dan Es Per Bulan Pada Tahun 2012. Kecamatan Ukuran Perahu Motor Pompong Nelayan Kebutuhan BBM Ton Kebutuhan Es Ton 0-1 GT 2 GT 3 GT 4 GT 5 GT Jumlah Unit 1. Jemaja 223 62 6 2 2 295 16.557 14.602 2. Jemaja Timur 103 11 4 - 1 119 6.765 3.927 3. Siantan Selatan 310 18 - - - 328 19.650 10,030 4. Siantan 144 78 8 - - 230 11.355 4.653 5. Siantan Timur 273 6 - - 1 280 14.735 5.930 6. Siantan Tengah 486 4 - - - 490 29.040 14.808 7. Palmatak 737 82 5 - - 824 54.954 29.015 Jumlah 2.276 261 23 2 4 2.566 153.056 82.965 Sumber : DKP Anambas, 2012 Laporan Data Base Nelayan Anambas.

4.5 Kondisi Perekonomian Daerah

Struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas bertumpu pada peran sektor kelautan dan perikanan serta wisata bahari, dikarenakan : 1. Sektor kelautan memiliki potensi yang besar, terutama didalamnya terdapat cadangan minyak dan gas bumi yang masih berpeluang untuk dieksploitasi dan ditingkatkan produksinya. Hal ini akan memberikan sumbangan yang besar terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. 2. Sektor pertanian atau sub sektor perikanan memiliki potensi yang cukup besar, terutama untuk pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan, karena luas laut yang dimiliki sebesar 46.033,81 km² 98,65 persen dan garis pantai sepanjang 1.128,57 km, hal ini akan memberikan peranan yang sangat penting terhadap perekonomian rakyat. Disamping itu keunggulan sektor ini akan dapat pulih kembali renewable resource. 3. Sektor wisata bahari didukung oleh 238 pulau yang berada di 7 tujuh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, memiliki objek wisata panorama yang indah, seperti pantai, pegunungan, air terjun dan terumbu karang, hal ini akan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian masyarakat dengan adanya kunjungan wisata baik lokal maupun manca negara. Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai bahan analisis untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai dengan tepat. Pembangunan ekonomi masa lalu perlu dilihat dan dievaluasi masa sekarang dan akan datang. Salah satu data statistik yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan dan evaluasi ekonomi makro adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Beberapa manfaat data PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur pada suatu periode di suatu daerah tertentu. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui jika data PDRB dikaji dari sudut perbandingan besaran nilai atas dasar harga yang konstan, sedangkan struktur ekonomi dapat dilihat dari besarnya sumbangan atau distibusi masing-masing sektor ekonomi terhadap total PDRB Bappeda Kepri dan BPS Prov.Kepri, 2011. Produk Domestik Regional Bruto PDRB, yang merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Kabupaten Kepulauan Anambas membutuhkan usaha yang sangat giat dan sungguh-sungguh dalam meningkatkan kinerja pembangunan ekonominya. Statistik Pendapatan Regional atau Produk Domestik Regional Bruto PDRB dapat digunakan untuk mengetahui beberapa indikator ekonomi secara makro suatu wilayah seperti: a. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. b. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita. c. Mengetahui perubahanpergeseran struktur ekonomi daerah. d. Tingkat inflasi dan deflasi. e. Potensi suatu wilayah. Potensi wilayah ini baik secara sektoral dalam suatu wilayah kabupaten, maupun secara keseluruhan suatu wilayah provinsi. Sehingga data pendapatan regional PDRB sangat diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, baik rencana pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang Bappeda Prov.Kepri dan BPS Prov.Kepri, 2011. Gambaran struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 ADHK baik dengan Migas maupun tanpa Migas. PDRB ADHB dengan Migas Tahun 2008 sejumlah 2,448.561,37 juta rupiah dan terus meningkat hingga sampai Tahun 2011 menjadi 2.773.710 juta rupiah atau meningkat sebesar Rp.325.155,06 juta rupiah 11,72 persen, sedangkan PDRB ADHK dengan Migas Tahun 2008 sejumlah 919.383,75 juta rupiah dan terus meningkat sampai Tahun 2011 menjadi 984.590,39 juta rupiah atau meningkat sebesar Rp.65.206,64 juta rupiah 7,09 persen. Lebih jelasnya gambaran singkat struktur perekonomian Anambas berdasarkan PDRB dengan Migas ADHB dan ADHK masing-masing sektor selama periode Tahun 2008 hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 22 dan Tabel 23, namun secara lebih rinci sampai sub sektor dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Tabel 22. PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Berlaku ADHB dengan Migas Tahun 2008-2011 Juta Rupiah. No. Lapangan Usaha Sektor 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 358.044,85 370.524,88 405.776,25 444.683,22 - Perikanan 330.125,73 342.084,00 375.035,80 - 2 Pertambangan dan Penggalian 1.895.365,51 1.934.752,27 2.046.467,48 2.056.663,57 3 Industri Pengolahan 7.230,29 8.078,57 8.665,73 9.325,30 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 385,83 404,94 435,93 458,32 5 Bangunan 17.023,01 21.082,12 23.981,26 27.227,34 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 100.142,29 122.608,42 135.673,08 146.411,21 7 Pengangkutan dan Komunikasi 23.738,76 27.757,40 30.158,77 32.584,42 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 15.528,77 16.235,48 17.258,45 17.869,62 9 Jasa-Jasa 31.102,06 33.030,74 36.245,01 38.487,00 PDRB DENGAN MIGAS 2.448.561,37 2.534.474,82 2.704.661,96 2.773.710,00 PDRB TANPA MIGAS 555.232,41 601.997,01 660.798,85 719.885,82 Sumber: Bappeda Anambas dan BPS Prov.Kepri Kepulauan Anambas Dalam Angka. Keterangan: Angka Sementara Angka Sangat Sementara