Analisis Sektor Unggulan .1 Analisis Deskriptif
perencanaan serta sedikit pembinaan keterampilan terhadap nelayan tangkap dan budidaya, seperti pelatihan pengelolaan budidaya ikan, pengelolaan hasil tangkap,
bantuan sarana atau alat kelengkapan nelayan tangkap seperti kotakbox penyimpan es, kompas, GPS dan fishfonder.
Kondisi infrastruktur prasarana dan sarana bidang perikanan di wilayah Anambas masih sangat kurang, sementara potensinya sangat besar. Jumlah
nelayan tangkap, pembudidaya ikan serta jumlah kelompok usaha bidang perikanan atau Rumah Tangga Perikanan RTP berjumlah 3.626 orang.
Prasarana dan sarana perikanan hanya didukung oleh 2 dua pelabuhan perikanan, 2 dua buah pabrik es, 3 tiga buah pangkalan BBM serta 1 satu
buah pasar ikan, hal ini tentu belum mencukupi dan perlu didukung dengan infrastruktur prasarana dan sarana yang lebih memungkinkan untuk
pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perikanan, khususnya untuk mendukung program minapolitan, sehingga benar-benar dapat memberikan
keuntungan dan kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan di wilayah Anambas. Secara rinci kondisi prasarana dan sarana perikanan di Anambas pada Tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 20 dan Tabel 21.
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas telah berusaha melakukan kegiatan budidaya ikan selama lebih kurang 30 tahun dengan membuat dan
mengelola Keramba Jaring Tancap KJT dan Keramba Jaring Apung KJA secara mandiri, sampai Tahun 2012 terdapat 3.620 unit keramba dengan rata-rata
luas masing-masing keramba sekitar 4x4 M², sehingga luas keseluruhan keramba yang dimiliki masyarakatnelayan mencapai 57.920 M² atau 5,79 ha.
Tabel 24. Perbandingan Antara Jumlah Keramba dan Jumlah Pembudidaya Ikan
di Anambas pada Tahun 2012.
Kecamatan Jumlah Nelayan
Orang Jumlah Keramba
Perbandingan Pembudidaya Ikan
BDP BDP+TKP
Unit 1. Jemaja
23 467
163 4,50
708,70 561,76
314,89 445,83
322,00
3.505,26 372,05
780,17 2. Jemaja Timur
34 263
191 5,27
3. Siantan Selatan 47
452 148
4,08 4. Siantan
24 287
107 2,95
5. Siantan Timur 50
408 161
4,44 6. Siantan Tengah
57 638
1.998 55,10
7. Palmatak 229
1.111 852
23,50 Jumlah
464 3.626
3.620 100
Sumber : Diolah dari Tabel 18 dan Tabel 19. Keterangan : BDP : Budidaya pembudidaya ikan
TKP : Tangkap Tabel 24 tersebut menggambarkan kondisi dan perbandingan antara
jumlah keramba yang dimiliki oleh masyarakat Anambas dengan jumlah nelayan budidaya pembudidaya ikan dan nelayan keseluruhan. Jumlah keramba
terbanyak di Kecamatan Siantan Tengah, yakni 1.998 unit 55,10 persen, atau 3.505 persen bila dibandingkan dengan jumlah pembudidaya ikan yang berjumlah
57 orang, artinya pembudidaya ikan per orang memiliki keramba rata-rata 35 unit dan yang paling kecil perbandingannya di Kecamatan Siantan Selatan yakni 314
persen, artinya pembudidaya ikan yang berjumlah 47 orang memiliki keramba per
orang rata-rata 3 unit. Secara total perbandingan jumlah keramba dengan jumlah pembudidaya 780,17 persen artinya pembudidaya ikan di Anambas yang
berjumlah 464 orang memiliki keramba per orang rata-rata 7,8 unit.
Berdasarkan analisis data dan fakta serta kondisi pengamatan langsung di lapangan melalui wawancara dengan beberapa stakeholders, baik pejabat
pemerintah maupun nelayan atau masyarakat yang beraktifitas dibidang perikanan, sangat mengharapkan adanya campur tangan dan fasilitasi pemerintah
dan dunia swasta investor untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan kegiatan bidang perikanan di Anambas, terutama budidaya ikan yang lebih maju
dan terkonsentrasi pada suatu kawasan potensial, yakni kawasan “Minapolitan” yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Kepulauan Anambas Nomor
108a Tahun 2011 yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Siantan, Siantan Timur, Siantan Tengah dan Kecamatan Palmatak. Artinya pembangunan dan
pengembangan wilayah dengan konsep minapolitan lebih tepat dikembangkan dan menjadi prioritas pembangunan di Anambas. Konsep minapolitan ini tidak
menutup kemungkinan untuk dikembangkan juga minapolitan tangkap, sehingga saling mendukung dan terpadu terintegrasi antara minapolitan tangkap dan
budidaya, pada gilirannya akan mensejahterakan masyarakat Anambas secara khususnya dan Indonesia umumnya.