Hasil Studi atau Kajian Terdahulu

Pelalawan dalam melaksanakan pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir, yaitu pengembangan budidaya silvifisheries, pengembangan teknologi penangkapan, pengembangan kegiatan penanganan hasil perikanan, pengembangan tempat pelelangan ikan, peningkatan kelembagaan modal, peningkatan kualitas sumberdaya manusia wilayah pesisir, penguatan kelembagaan masyarakat, serta penguatan prasarana dan sarana. Baskoro 2007, dalam kajiannya tentang pengembangan kawasan melalui agropolitan mengatakan bahwa melalui alat analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografi, analisis skalogram, analisis shift share, analisis LQ dan analisis statistik non parametrik chi-square, menunjukkan hasil bahwa arahan penataan ruang kawasan agropolitan Bungakondang dapat dibagi menjadi beberapa zona, zona pertama merupakan kawasan pusat pertumbuhan dan pelayanan, sektor pertanian merupakan sektor unggulan ini dilihat dari kontribusi terhadap PDRB. Hal yang membedakan kajian-kajian tersebut dengan kajian ini adalah pertama, kajian ini untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya perikanan di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas. Kedua, kajian ini akan merumuskan strategi yang perlu dilakukan oleh semua stakeholders dan terutama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas dalam rangka mengembangkan wilayah melalui pendekatan minapolitan. Kajian ini menggunakan alat analisis faktor internal dan eksternal, analisis Location Quotient LQ, analisis matriks SWOT dan analisis QSPM yang akan memberikan suatu rancangan strategi pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas, guna meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

3. METODOLOGI KAJIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Kabupaten Kepulauan Anambas yang baru terbentuk pada akhir Tahun 2008, memiliki luas wilayah laut sekitar 98,65 dari total luas wilayahnya, dimana sedang melaksanakan dan meningkatkan pembangunan disegala bidang. Konsep pembangunan yang sedang dan banyak dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah konsep pembangunan atau pengembangan wilayah kawasan atau sering disebut sistem kluster. Konsep pembangunan ini sedang berusaha dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas, yakni melalui sektor kelautan dan perikanan sebagai tulang punggung penggerak utamanya, khususnya melalui program minapolitan. Hal ini tujuannya supaya dapat meningkatkan produksi dan produktifitas sektor perikanan. Kegiatan sektor perikanan di Anambas telah lama dan turun temurun digeluti oleh masyarakat, karena didukung dengan karakter wilayahnya yang sebagian besar adalah lautan, khusus aktifitas budidaya ikan berkembang dan sangat diminati masyarakat lebih kurang telah 30 tahun yang dilakukan oleh nelayan secara mandiri dan tradisional. Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan melalui Keputusan Bupati Anambas Nomor 108a Tahun 2011 tanggal 22 Agustus 2011, namun penetapan kawasan minapolitan sebagaimana daerah- daerah lain ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Pemerintah Anambas sudah mengusulkan kepada KKP minta ditetapkan dan dikukuhkan sebagai kawasan minapolitan, sehingga memiliki payung hukum secara nasional, namun hingga sekarang belum terwujud. Anambas sebagai daerah kepulauan dengan carakteristik wilayah laut yang luas, memiliki potensi sumberdaya perikanan sangat banyak. Menurut data kajian Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan Komnaskajiskan, bahwa potensi perikanan di wilayah Anambas diperkirakan sebesar 88.792,20 tontahun dan produksi baru 7.686 tontahun, artinya baru 8,66 dimanfaatkan oleh masyarakat, masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan. Memperhatikan kondisi data dan fakta-fakta ini, membuat penulis tertarik untuk melakukan kajian bagaimana prospek, peluang dan potensi pengembangan program minapolitan di Anambas demi meningkatkan pembangunan dan kemajuan Anambas. Karena pengembangan program minapolitan harus benar-benar dilakukan dengan perencanaan dan kajian yang matang. Sehingga program ini benar-benar sukses sebagaimana yang diharapkan. Sebelum dilakukan suatu kajian, sebagai tahap awal perlu dilakukan indetifikasi faktor-faktor internal, yakni kekuatan sumberdaya yang dimiliki dan faktor kelemahan yang mungkin timbul dan identifikasi faktor-faktor eksternal, yaitu faktor peluang dan ancaman yang merupakan unsur lingkungan yang mungkin dapat mengganggu atau menghalangi program minapolitan. Identifikasi data dan fakta ini mencakup berbagai aspek, seperti aspek sumberdaya perikanan dan kebijakan serta aspek perekonomian wilayah. Dengan menggunakan berbagai alat analisis, seperti berdasarkan data statistik perekonomian daerah PDRB digunakan analisis deskriptif dan LQ, sehingga dapat diketahui distribusi atau kontribusi masing-masing sektorsub sektor mana yang merupakan sektor basis atau yang memiliki keunggulan dalam pertumbuhan ekonomi daerah, kemudian dilakukan analisis faktor-faktor internal dan eksternal serta analisis SWOT akan diperoleh alternatif strategi. Selanjutnya dengan analisis QSPM dapat diperoleh strategi yang prioritas dalam pengembangan program minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara ringkas kerangka alur pikir kajian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Kajian. 3.2 Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi kajian bertempat di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau, dengan pertimbangan Anambas merupakan daerah yang baru dimekarkan dengan karakteristik wilayah perairan yang sangat luas yakni 98,65 persen dari luas wilayah merupakan lautan, serta merupakan daerah pesisir dan pulau-pulau kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Adapun lokasi kajian difokuskan pada Dinas Kelautan dan Perikanan dan Bappeda Kabupaten Kepulauan Anambas serta lokasi budidaya ikan di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Tengah. Dimana wilayah penelitian atau kajian memiliki potensi sektor perikanan, terutama untuk budidaya ikan sangat besar Peta Wilayah Kajian di Teluk Siantan dan Sekitarnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Waktu kajian dan pengambilan data dilakukan selama tiga bulan, yakni dari bulan April 2012 sampai Juni 2012. Pengembangan wilayah melalui pendekatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas Identifikasi Potensi Wilayah Alternatif Strategi Strategi Pengembangan Wilayah Melalui Minapolitan Aspek Sumberdaya dan Kebijakan - Sumberdaya Perikanan - Infrastrukur Aspek Ekonomi Wilayah Kondisi PDRB - Analisis deskriptif - Analisis LQ - Analisis Internal-Ekternal IE - Analisis SWOT Sektor Basis Non Basis Analisis QSPM