Strategi S-T Strengths – Threats

Tabel 32. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kekuatan S Kelemahan W Faktor Internal 1 Adanya lahan untuk Program Minapolitan 1 Belum memadai infrastruktur sektor perikanan 2 Adanya perencanaan dalam RPJMD 2 Belum tersedianya RTRW 3 Adanya potensi sumberdaya perikanan 3 Belum adanya regulasi Minapolitan di Anambas 4 Adanya minat masyarakat untuk budidaya ikan 4 Anggaran yang tersedia belum memadai Faktor Eksternal 5 Tersedianya bibit ikan untuk budidaya 5 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan nelayan Peluang O Strategi S-O Aggresive Strategies Strategi W-O Turn Arround Strategies 1 Tersedianya pasar atau pembeli hasil perikanan 1 Menetapkan Anambas Sebagai Kawasan Minapolitan Melalui Regulasi Pemerintah Pusat S1, S2, S3, O2, O4 1 Membangunan infrastruktur bidang kelautan dan perikanan W1, W3, W4, W5, O2, O4. 2 Adanya dukungan dana dari pemerintah pusat 3 Harga jual hasil perikanan yang menguntungkan 2 Memprioritaskan program yang mendukung Minapolitan S4, S5, O1, O2, O3, O5 2 Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan W2, O2, O4 4 Tersedianya peraturan atau pedoman oleh pemerintah pusat 5 Banyakberagamnya jenis ikan yang dihasilkan Ancaman T Strategi S-T Divensification Strategies Strategi W-T Defensive Strategies 1 Ramainya pencurian ikan illegal fishing 1 Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan S4, S5, T1, T2, T4, T5 1 Membangun jaringan kerja sama dengan berbagai lembaga W3, W5, T3, T5. 2 Cuaca yang kurang mendukung 3 Adanya kuota atau batasan penjualan jenis ikan tertentu 4 Terbatasnya pakan untuk budidaya ikan 5 Terbatasnya akses permodalan ke lembaga perbankan. Hasil dari matriks SWOT tersebut dapat dirumuskan enam alternatif strategi pengembangan minapolitan di Anambas. Alternatif strategi tersebut dapat disimpulkan atau dirumuskan sebagai berikut: Strategi 1 : Menetapkan Anambas sebagai kawasan Minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat. Strategi 2 : Memprioritaskan program yang mendukung Minapolitan. Strategi 3 : Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan. Strategi 4 : Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan. Strategi 5 : Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan. Strategi 6 : Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga. 5.4 Hasil Analisis Matriks QSPM Analisis QSPM merupakan lanjutan dari analisis SWOT sebagai tahapan pengambilan keputusan untuk perumusan prioritas strategi. Dari rumusan strategi yang diperoleh dari analisis SWOT kemudian dilakukan analisa dengan cara memberikan nilai kemenarikan relatif Attractive Score = AS pada masing- masing faktor internal maupun eksternal. Strategi yang mempunyai total nilai kemenarikan relatif Total Attractive Score = TAS yang tertinggi merupakan prioritas strategi. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh rekapitulasi perhitungan Nilai Daya Tarik TAS dari enam alternatif strategi pengembangan minapolitan hasil analisis QSPM dapat dilihat pada Lampiran 16. Penetapan prioritas strategi pengembangan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas dilakukan dengan analisis QSPM. Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis SWOT sebagai tahapan dalam pengambilan keputusan. Alternatif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT kemudian dihitung kembali dengan menetapkan nilai kemenarikan relatif AS. Strategi yang mempunyai nilai total kemenarikan relatif TAS tertinggi menjadi prioritas strategi. Hasil analisis QSPM dalam pengembangan program minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Analisis QSPM Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas. No Alternatif Strategi Skor Peringkat 1 Menetapkan Anambas sebagai kawasan Minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat 5,805 V 2 Memprioritaskan program yang mendukung Minapolitan 5,861 III 3 Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan 6,257 I 4 Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan 5,864 II 5 Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan 5,834 IV 6 Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga. 5,669 VI Hasil analisis QSPM dari enam alternatif strategi, bahwa yang menjadi strategi prioritas dalam pengembangan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah alternatif strategi yang ke- 3, yakni “Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan”, dengan nilai TAS tertinggi sebesar 6,257 yang menjadi perhatian utama para responden, kemudian urutan strategi prioritas paling akhir adalah strategi ke- 6 yakni “Membangunan kerjasama dengan berbagai lembaga”. Berdasarkan hasil perhitungan QSPM tersebut, kemudian dirangking secara keseluruhan, maka diperoleh urutan strategi prioritas pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai berikut: 1. Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan. 2. Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan. 3. Memprioritaskan program yang mendukung minapolitan. 4. Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan. 5. Menetapkan Anambas sebagai kawasan minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat. 6. Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga.

6. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

Rancangan atau rumusan strategi pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis. Hal ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1 tahap masukan input stage dengan melakukan identifikasi dan evaluasi faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks IFE dan EFE; 2 tahap penggabungan matching stage yakni melalui matriks IE dan matriks SWOT untuk menentukan alternatif strategi; 3 tahap pengambilan keputusan decision stage melalui metode analisis QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix untuk menentukan strategi prioritas. Rancangan atau rumusan strategi pengembangan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas juga memperhatikan visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2011-2015 yang telah dituangkan dalam RPJMD melalui Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 18 Tahun 2010 serta memperhatikan visi dan misi Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas. 6.1 Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Anambas Visi dan misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala daerah selama periode kepemimpinannya, hal ini dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD. Adapun visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2011- 2015 adalah “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang sejahtera, maju, mandiri, berpayungkan budaya melayu yang dilandasi iman dan taqwa” Bappeda Anambas, 2011. Makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan masyarakat Anambas yang sehat, layak dan manusiawi. 2. Masyarakat yang maju bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang berkepribadian, berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi. 3. Masyarakat yang mandiri bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. 4. Berpayungkan budaya melayu yang dilandasi iman dan taqwa mengandung makna bahwa pembangunan tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik semata, namun pembangunan masyarakat seutuhnya yang senantiasa selaras dengan kebudayaan daerah dan nilai-nilai keagamaan. Pencapaian visi tersebut perlu dirumuskan dalam beberapa misi. Adapun misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata diseluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu. 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi lebih sehat dan berpendidikan. 3. Meningkatkan mutu Sumberdaya Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak mulia. 4. Menciptakan aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintahan yang bersih. 5. Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya melayu. 6.2 Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga untuk percepatan pancapaian visi dan misi tersebut, khususnya pada sektor atau bidang kelautan dan perikanan, maka perlu didukung oleh visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Kepulauan Anambas. Visi dan misi dinas harus sejalan dengan visi dan misi kabupaten. Adapun visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan Rencana Strategis Renstra 2011- 2015 adalah “Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai sentra produksi dan perdagangan kelautan dan perikanan Asia Tenggara”. Visi tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya yang dijabarkan dalam misi-misi dinas, yakni sebagai berikut: 1. Mengembangkan produksi kelutan dan perikanan menjadi andalan daerah yang berkelanjutan. 2. Mengoptimalkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan 3. Pengelolaan potensi kawasan pesisir, pulau-pulau kecil dan terluar secara terpadu dan berwawasan lingkungan 4. Mengembangkan pusat-pusat industri dan perdagangan sektor kelautan dan perikanan. 5. Mewujudkan kemitraan dalam mendukung optimalisasi wilayah desa, pesisir dan laut. 6.3 Rancangan Strategi Pengembangan Wilayah melalui Pendekatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan hasil analisis kajian dan dengan memperhatikan visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas serta visi dan misi DKP, sehingga dibuat rumusan rancangan strategi pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai berikut: 7. Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan. 8. Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan. 9. Memprioritaskan program yang mendukung minapolitan. 10. Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan. 11. Menetapkan Anambas sebagai kawasan minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat. 12. Membangun jaringan kerja sama dengan berbagai lembaga. Strategi, program dan kegiatan yang dirancang menurut kajian ini tidak mungkin dilaksanakan sekaligus, karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, seperti sumberdaya manusia sebagai pengelolanya, sumberdaya keuangan,