d. Tingkat inflasi dan deflasi. e. Potensi suatu wilayah.
Potensi wilayah ini baik secara sektoral dalam suatu wilayah kabupaten, maupun secara keseluruhan suatu wilayah provinsi. Sehingga data pendapatan
regional PDRB sangat diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, baik rencana pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang
Bappeda Prov.Kepri dan BPS Prov.Kepri, 2011.
Gambaran struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku ADHB dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 ADHK baik dengan Migas maupun tanpa Migas. PDRB ADHB dengan Migas Tahun 2008 sejumlah
2,448.561,37 juta rupiah dan terus meningkat hingga sampai Tahun 2011 menjadi 2.773.710 juta rupiah atau meningkat sebesar Rp.325.155,06 juta rupiah 11,72
persen, sedangkan PDRB ADHK dengan Migas Tahun 2008 sejumlah 919.383,75 juta rupiah dan terus meningkat sampai Tahun 2011 menjadi
984.590,39 juta rupiah atau meningkat sebesar Rp.65.206,64 juta rupiah 7,09 persen. Lebih jelasnya gambaran singkat struktur perekonomian Anambas
berdasarkan PDRB dengan Migas ADHB dan ADHK masing-masing sektor selama periode Tahun 2008 hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 22 dan Tabel
23, namun secara lebih rinci sampai sub sektor dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
Tabel 22. PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Berlaku
ADHB dengan Migas Tahun 2008-2011 Juta Rupiah.
No. Lapangan Usaha Sektor
2008 2009
2010 2011
1 Pertanian 358.044,85
370.524,88 405.776,25
444.683,22
- Perikanan 330.125,73
342.084,00 375.035,80
-
2 Pertambangan dan
Penggalian 1.895.365,51 1.934.752,27 2.046.467,48
2.056.663,57 3 Industri Pengolahan
7.230,29 8.078,57
8.665,73 9.325,30
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 385,83
404,94 435,93
458,32 5 Bangunan
17.023,01 21.082,12
23.981,26 27.227,34
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 100.142,29
122.608,42 135.673,08
146.411,21 7
Pengangkutan dan Komunikasi
23.738,76 27.757,40
30.158,77 32.584,42
8 Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan 15.528,77
16.235,48 17.258,45
17.869,62 9 Jasa-Jasa
31.102,06 33.030,74
36.245,01 38.487,00
PDRB DENGAN MIGAS 2.448.561,37 2.534.474,82 2.704.661,96
2.773.710,00 PDRB TANPA MIGAS
555.232,41 601.997,01
660.798,85 719.885,82
Sumber: Bappeda Anambas dan BPS Prov.Kepri Kepulauan Anambas Dalam Angka. Keterangan:
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Tabel 23. PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ADHK dengan Migas Tahun 2008-2011 Juta Rupiah.
No. Lapangan Usaha Sektor
2008 2009
2010 2011
1
Pertanian 158.593,61
167.239,06 179.533,65 193.094,85
- Perikanan 146.747,58
155.141,55 166.590,10
-
2
Pertambangan dan Penggalian 683.798,13
688.242,04 691.552,03 694.740,06
3
Industri Pengolahan 5.112,82
5.350,56 5.664,14
6.010,97 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 172,45
178,39 185,41
192,99
5
Bangunan 6.183,45
7.607,31 8.409,20
9.307,93 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
37.590,35 41.582,07
44.691,46 48.160,27
7
Pengangkutan dan Komunikasi 9.484,66
10.454,03 11.107,35
11.842,22
8
Keuangan,Persewaan JasaPerusahaan
6.060,06 6.426,94
6.567,49 6.730,71
9
Jasa-Jasa 12.388,22
13.052,70 13.749,69
14.510,39 PDRB DENGAN MIGAS
919.383,75 940.133,10 961.460,42
984.590,39 PDRB TANPA MIGAS
236.515,20 252.914,38 271.021,00
291.064,46
Sumber: Bappeda Anambas dan BPS Prov.Kepri Kepulauan Anambas Dalam Angka. Keterangan:
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
5. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH MINAPOLITAN
5.1 Analisis Sektor Unggulan 5.1.1 Analisis Deskriptif
Kabupaten Kepulauan Anambas dimekarkan dari Kabupaten Natuna pada akhir Tahun 2008, berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau, dengan luas 46.664 km², yang terdiri dari wilayah daratan 592,14 km² 1,27
persen dan wilayah lautan 46.033 km² 98,73 persen, panjang garis pantai 1.128,57 km, mempunyai 238 buah pulau termasuk 5 pulau terluar Bappeda
Kab.Kep.Anambas, 2010. Memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan sangat banyak, khusus potensi sumberdaya perikanan tangkap di laut Anambas
diperkirakan sebesar 88.792 tontahun.
Berdasarkan kondisi dan potensi sumberdaya perikanan, bahwa potensi sangat besar dan menjanjikan peluang pengelolaan dan peningkatan yang lebih
optimal, mengingat potensi perikanan tangkap baru dimanfaatkan oleh masyarakat sebesar 7.686 tontahun atau baru 8,66 persen, sehingga masih terdapat 91,34
persen potensi yang belum dikelola secara optimal. Ini merupakan peluang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang sangat besar, tentunya harus
mengutamakan prinsif-prinsif pengelolaan efektif, efisien dan berkelanjutan demi menjamin ketersediaan sumberdaya ikan dan pemanfaatan masa yang akan
datang.
Meskipun potensi perikanan tangkap sangat besar, namun secara nasional laju pertumbuhan perikanan budidaya lebih cepat, yakni mengalami kenaikan
rata-rata 25,62 persen per tahun selama periode 2007-2011, begitu juga perkembangan perikanan budidaya di Anambas sangat cepat dan sangat diminati
oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Kegiatan budidaya ikan sudah dilakukan oleh masyarakat Anambas sekitar 25-30 tahun
lalu, yang hasilnya dijual ke pasar internasional seperti Singapore dan Hongkong.
Perkembangan perikanan tangkap di Anambas masih lambat, karena dari dulu hingga sekarang masih menggunakan alat tangkap tradisional dan sederhana,
seperti pancing ulur, pancing tunda dan pancing rawai. Kapal tangkap nelayan yang kecil, paling banyak yang digunakan nelayan dengan ukuran 1-2 GT. Belum
ada yang menggunakan teknologi tangkap yang modern seperti jaring dan teknologi lainnya, tidak ada nelayan memiliki armada tangkap kapal motor
berkapasitas di atas 10 GT. Memperhatikan hal-hal tersebut, pembahasan kajian ini lebih difokuskan pada perikanan budidaya laut, namun dimikian perikanan
tangkap juga memerlukan perhatian yang serius oleh pemerintah dan semua stakeholders di Anambas.
Kegitan budidaya ikan dilakukan dengan cara mandiri dan tradisional, belum ada sentuhan atau fasilitasi oleh pemerintah secara lebih serius, misalnya
pengembangan kawasan perikanan budidaya yang terkonsentratsi dalam suatu kawasan, dengan pemanfaatan sumberdaya potensi perikanan yang saling
terintegrasi sebagaimana konsep pembangunan kawasan melalui program Minapolitan. Kalaupun ada masih sebatas kajian, monitoring, kunjungan dan
perencanaan serta sedikit pembinaan keterampilan terhadap nelayan tangkap dan budidaya, seperti pelatihan pengelolaan budidaya ikan, pengelolaan hasil tangkap,
bantuan sarana atau alat kelengkapan nelayan tangkap seperti kotakbox penyimpan es, kompas, GPS dan fishfonder.
Kondisi infrastruktur prasarana dan sarana bidang perikanan di wilayah Anambas masih sangat kurang, sementara potensinya sangat besar. Jumlah
nelayan tangkap, pembudidaya ikan serta jumlah kelompok usaha bidang perikanan atau Rumah Tangga Perikanan RTP berjumlah 3.626 orang.
Prasarana dan sarana perikanan hanya didukung oleh 2 dua pelabuhan perikanan, 2 dua buah pabrik es, 3 tiga buah pangkalan BBM serta 1 satu
buah pasar ikan, hal ini tentu belum mencukupi dan perlu didukung dengan infrastruktur prasarana dan sarana yang lebih memungkinkan untuk
pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perikanan, khususnya untuk mendukung program minapolitan, sehingga benar-benar dapat memberikan
keuntungan dan kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan di wilayah Anambas. Secara rinci kondisi prasarana dan sarana perikanan di Anambas pada Tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 20 dan Tabel 21.
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas telah berusaha melakukan kegiatan budidaya ikan selama lebih kurang 30 tahun dengan membuat dan
mengelola Keramba Jaring Tancap KJT dan Keramba Jaring Apung KJA secara mandiri, sampai Tahun 2012 terdapat 3.620 unit keramba dengan rata-rata
luas masing-masing keramba sekitar 4x4 M², sehingga luas keseluruhan keramba yang dimiliki masyarakatnelayan mencapai 57.920 M² atau 5,79 ha.
Tabel 24. Perbandingan Antara Jumlah Keramba dan Jumlah Pembudidaya Ikan
di Anambas pada Tahun 2012.
Kecamatan Jumlah Nelayan
Orang Jumlah Keramba
Perbandingan Pembudidaya Ikan
BDP BDP+TKP
Unit 1. Jemaja
23 467
163 4,50
708,70 561,76
314,89 445,83
322,00
3.505,26 372,05
780,17 2. Jemaja Timur
34 263
191 5,27
3. Siantan Selatan 47
452 148
4,08 4. Siantan
24 287
107 2,95
5. Siantan Timur 50
408 161
4,44 6. Siantan Tengah
57 638
1.998 55,10
7. Palmatak 229
1.111 852
23,50 Jumlah
464 3.626
3.620 100
Sumber : Diolah dari Tabel 18 dan Tabel 19. Keterangan : BDP : Budidaya pembudidaya ikan
TKP : Tangkap Tabel 24 tersebut menggambarkan kondisi dan perbandingan antara
jumlah keramba yang dimiliki oleh masyarakat Anambas dengan jumlah nelayan budidaya pembudidaya ikan dan nelayan keseluruhan. Jumlah keramba
terbanyak di Kecamatan Siantan Tengah, yakni 1.998 unit 55,10 persen, atau 3.505 persen bila dibandingkan dengan jumlah pembudidaya ikan yang berjumlah
57 orang, artinya pembudidaya ikan per orang memiliki keramba rata-rata 35 unit dan yang paling kecil perbandingannya di Kecamatan Siantan Selatan yakni 314
persen, artinya pembudidaya ikan yang berjumlah 47 orang memiliki keramba per