Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix QSPM

memerlukan penilaian intuitif yang baik. QSPM merupakan teknik yang dipakai pada tahap pengambilan keputusan. Teknik ini secara jelas menunjukkan alternatif strategi mana yang paling baik untuk dipilih. Langkah-langkah dalam analisis QSPM adalah sebagai berikut: 1. Mendaftarkan faktor eksternal peluang dan ancaman serta faktor internal kekuatan dan kelemahan, ditulis dikiri kolom dari QSPM. Informasi ini harus diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal. Bobot ini identik seperti yang dipakai dalam matriks IFE - EFE. Bobot ini dituliskan dalam kolom disebelah kanan faktor eksternal dan internal. 3. Memeriksa tahap 2 pencocokan matriks dan mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan lembaga untuk diimplementasikan. Catat semua strategi ini dibaris teratas dari QSPM. 4. Menetapkan Nilai Daya Tarik AS. Tentukan nilai numerik yang menunjukan daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi dalam set tertentu. Nilai Daya Tarik AS ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor eksternal dan internal satu persatu. Secara spesifik, Nilai Daya Tarik AS harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari suatu strategi atas strategi yang lain, mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Nilai Daya Tarik AS tersebut adalah : 1 = Tidak menarik 2 = Kurang Menarik 3 = Menarik 4 = Sangat Menarik 5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik TAS. Total Nilai Daya Tarik TAS ini sebagai hasil perkalian antara bobot dengan Nilai Daya Tarik AS dalam setiap baris. Total Nilai Daya Tarik TAS menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, hanya mempertimbangkan dampak dari faktor eksternal atau internal di baris tersebut. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik TAS, maka semakin menarik alternatif strategi itu. Lebih jelasnya Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM. Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi ke-n AS TAS AS TAS AS TAS INTERNAL: Kekuatan ................. Kelemahan ................. EKSTERNAL: Peluang ................. Ancaman ................. Jumlah Rangking Sumber: Rangkuti, 2009. AS : Attractiveness Score = Nilai Daya Tarik. TAS : Total Attractiveness Score = Total Nilai Daya Tarik.

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Sejarah Singkat Kabupaten Kepulauan Anambas Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, gugusan Kepulauan Anambas pernah menjadi pusat kewedanaan yang berpusat di Tarempa. Ketika itu Tarempa adalah pusat pemerintahan di Pulau Tujuh terdiri tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Siantan, Jemaja, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur. Dari tujuh kecamatan tersebut, yang termasuk wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas sekarang hanya Kecamatan Siantan beribukota Tarempa yang disebut district dan Jemaja wilayahnya disebut onderdistrict dengan ibu kota Letung. Kemudian terjadi perubahan sistem pemerintahan, berdasarkan Surat Keputusan Delegasi RI tanggal 18 Mei 1956, Provinsi Sumatera Tengah menggabungkan diri ke dalam wilayah Republik Indonesia, wilayah Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 empat kewedanaan yaitu: 1. Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Bintan Selatan termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur. 2. Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Karimun, Kundur dan Moro. 3. Kewedanaan Lingga, meliputi Lingga, Singkep dan Senayang. 4. Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi Siantan, Jemaja, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 Nomor: UP24751965, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus. Pada era reformasi dengan berlakunya undang-undang otonomi daerah, timbul keinginan daerah untuk memekarkan wilayahnya, mulai dari tingkat kecamatan, kabupatenkota hingga wilayah provinsi, termasuk wilayah Natuna juga menginginkan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau. Sehingga pada Tahun 1999, terbentuklah Kabupaten Natuna berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Kabupaten Natuna terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan serta satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan. Hingga Tahun 2008 sudah mencapai 19 kecamatan. Pemekaran kecamatan yang bertujuan untuk memperpendek rentang kendali, kemudian muncul keinginan masyarakat untuk menjadikan beberapa kecamatan di wilayah gugusan Kepulauan Anambas sebagai daerah otonom tersendiri. Melalui perjuangan yang cukup panjang baik di pusat maupun di daerah, Kabupaten Kepulauan Anambas akhirnya terbentuk melalui Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2008 tanggal 24 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau, terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Palmatak, Kecamatan Jemaja dan Kecamatan Jemaja Timur. Kemudian bertambah Kecamatan Siantan Tengah, mencakup wilayah Desa Air Asuk, Desa Air Sena dan Desa Teluk Siantan pemekaran dari Kecamatan Palmatak yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Natuna Nomor 17 Tahun 2008, karena pada waktu proses pemekaran belum diusulkan sebagai wilayah kecamatan. Sejarah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau yang hingga saat ini telah dimekarkan menjadi 7 tujuh kabupatenkota, yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Kabupaten Kepulauan Anambas yang semuanya berada dalam satu Provinsi Kepulauan Riau. Setelah wilayah Kabupaten Kepulauan Riau mengalami pemekaran menjadi sebuah provinsi, maka Kabupaten Kepulauan Riau berubah nama menjadi Kabupaten Bintan dan wilayah provinsi bernama Provinsi Kepulauan Riau yang mekar dari Provinsi Riau sejak tanggal 1 Juli 2004, menjadi provinsi ke 32 di Indonesia, secara umum wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas pada Peta Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Posisi Wilayah Anambas di Peta Provinsi Kepulauan Riau Sumber : Bappeda Provinsi Kepulauan Riau