Analisis aktivitas antioksidan Molyneux 2004
Keong mata lembu mempunyai ciri fisik yaitu memiliki cangkang berwarna coklat dan hijau dengan pola lurik-lurik halus dan tekstur yang tebal dan keras.
Sebagian besar organ penyusun tubuh keong mata lembu dilapisi mantel yang tipis. Bagian daging memiliki warna coklat dengan pola loreng dan memiliki
tekstur daging yang kenyal dan lebih keras dibandingkan dengan bagian jeroaannya. Sebagian besar organ pencernaan yang melingkar-lingkar dapat
dikenali dengan mudah, umumnya berwarna coklat dan organ tersebut menempati sepertiga tubuhnya. Keong mata lembu jantan dapat dibedakan dari keong mata
lembu betina, yaitu keong mata lembu jantan memilik gonad berwarna putih hingga putih susu, sedangkan keong mata lembu betina gonadnya berwarna hijau
sampai hijau tua. Daging keong mata lembu setelah dikeringkan memiliki warna coklat terang. Karakteristik keong mata lembu Turbo setosus pada saat hidup,
setelah preparasi dan setelah dikeringkan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Keong mata lembu : a utuh, b setelah preparasi daging dan jeroan c daging segar d serbuk daging kering.
a b
d c
Betina Jantan
Betina Jantan
3 Rendemen daging keong mata lembu
Hasil pengukuran rendemen daging keong mata lembu menunjukkan bahwa daging keong mata lembu segar setelah preparasi diperoleh 3.602 g
11,02 dari 32.679 g keong mata lembu utuh, kemudian mengalami penurunan setelah proses pengeringan menjadi 589.449 g 1,80 dengan kadar air sekitar
10,15 . Penurunan rendemen pada daging keong mata lembu disebabkan adanya penguapan kandungan air selama proses pengeringan.
Rendemen daging segar keong mata lembu yang dihasilkan pada penelitian ini lebih kecil 11,02 , jika dibandingkan dengan rendemen daging segar
kerang pokea sebesar 21,63 Yenni 2012. Hal ini disebabkan keong mata lembu memiliki cangkang lebih besar dan tebal namun daging yang dihasilkan
sedikit. Penurunan rendemen pada daging keong mata lembu disebabkan adanya penguapan kandungan air selama proses pengeringan dengan menggunakan oven.