Analisis kolesterol AOAC 994.10 Analisis

8 Biuret Larutan sampel sebanyak 1 mL ditambah pereaksi biuret sebanyak 4 mL. Campuran dikocok dengan seksama. Hasil uji positif menunjukkan sampel mengandung senyawa peptida yaitu terbentuknya larutan berwarna ungu. 9 Ninhidrin Larutan sampel sebanyak 2 mL ditambah beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1 . Campuran dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Hasil uji positif menunjukkan sampel mengandung asam amino, yaitu terbentuknya larutan berwarna biru.

3.4.10 Analisis aktivitas antioksidan Molyneux 2004

Ekstrak keong mata lembu dari hasil ekstraksi bertingkat dan hasil pemurnian dilarutkan dalam metanol dengan konsentrasi 200, 400, 600 dan 800 ppm. Antioksidan sintetik BHT digunakan sebagai pembanding dan kontrol positif, dibuat dengan cara dilarutkan dalam pelarut metanol p.a. dengan konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm. Larutan DPPH yang akan digunakan dibuat dengan melarutkan kristal DPPH dalam pelarut metanol dengan konsentrasi 1 mM. Masing-masing sampel uji dan pembanding diambil 4,50 mL dan direaksikan dengan 500 μL larutan DPPH 1 mM dalam tabung reaksi yang berbeda dan telah diberi label. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30 menit dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-VIS Hitachi U-2800 pada panjang gelombang 516 nm. Absorbansi dari larutan blanko juga diukur untuk melakukan perhitungan persen inhibisi. Larutan blanko dibuat dengan mereaksikan 4,50 mL pelarut metanol dengan 500 μL larutan DPPH 1 mM dalam tabung reaksi. Nilai persentase aktivitas antioksidan dihitung dengan rumus: inhibisi bsorbansi blanko bsorbansi sampel bsorbansi blanko Nilai konsentrasi contoh ekstrak ataupun antioksidan pembanding BHT dan persen inhibisinya diplot masing-masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear yang diperoleh dalam bentuk persamaan y = a + bx, digunakan untuk mencari nilai IC 50 inhibitor concentration 50 dari masing-masing contoh dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC 50 . Nilai IC 50 menyatakan besarnya konsentrasi larutan contoh ekstrak ataupun antioksidan pembanding BHT yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal bebas DPPH sebesar 50 .

3.4.11 Analisis toksisitas metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT Carballo

et al. 2002 Pada uji ini digunakan larva udang Artemia salina Golden West Supreme Plus Great Salt Lake, USA sebagai hewan uji. Mula-mula telur A. salina diteteskan di dalam air laut di bawah lampu TL 40 watt selama 48 jam. Sebanyak 10 ekor larva A. salina dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan larutan ekstrak sampel dengan berbagai variasi konsentrasi dan ditambahkan air laut buatan sampai volume 5 mL. Air laut buatan tanpa pemberian ekstrak 0 ppm digunakan sebagai kontrol. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam di bawah penerangan lampu TL 40 watt. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dengan menghitung jumlah A. salina yang mati pada tiap konsentrasi. Penentuan harga LC 50 ppm dilakukan menggunakan analisis probit dan persamaan regresi.

3.5 Analisis Data

Data pengamatan kandungan gizi dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh dengan ulangan sebanyak 2 kali n=2. Hasil yang disajikan merupakan nilai rata- rata±standar deviasi SD. Rancangan yang digunakan pada analisis aktivitas antioksidan hasil fraksinasi, yaitu menggunakan rancangan acak lengkap RAL. Perlakuan yang digunakan adalah fraksi dengan 3 kali ulangan. Model matematis rancangan percobaan tersebut. Model matematis rancangan percobaan tersebut menurut Steel dan Torrie 1995 adalah: Y ij = μ + P i + ε ij