Analisis fitokimia Harborne 1987 Analisis

masing-masing contoh dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC 50 . Nilai IC 50 menyatakan besarnya konsentrasi larutan contoh ekstrak ataupun antioksidan pembanding BHT yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal bebas DPPH sebesar 50 .

3.4.11 Analisis toksisitas metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT Carballo

et al. 2002 Pada uji ini digunakan larva udang Artemia salina Golden West Supreme Plus Great Salt Lake, USA sebagai hewan uji. Mula-mula telur A. salina diteteskan di dalam air laut di bawah lampu TL 40 watt selama 48 jam. Sebanyak 10 ekor larva A. salina dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan larutan ekstrak sampel dengan berbagai variasi konsentrasi dan ditambahkan air laut buatan sampai volume 5 mL. Air laut buatan tanpa pemberian ekstrak 0 ppm digunakan sebagai kontrol. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam di bawah penerangan lampu TL 40 watt. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dengan menghitung jumlah A. salina yang mati pada tiap konsentrasi. Penentuan harga LC 50 ppm dilakukan menggunakan analisis probit dan persamaan regresi.

3.5 Analisis Data

Data pengamatan kandungan gizi dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh dengan ulangan sebanyak 2 kali n=2. Hasil yang disajikan merupakan nilai rata- rata±standar deviasi SD. Rancangan yang digunakan pada analisis aktivitas antioksidan hasil fraksinasi, yaitu menggunakan rancangan acak lengkap RAL. Perlakuan yang digunakan adalah fraksi dengan 3 kali ulangan. Model matematis rancangan percobaan tersebut. Model matematis rancangan percobaan tersebut menurut Steel dan Torrie 1995 adalah: Y ij = μ + P i + ε ij Keterangan : Y ij : Nilai pengamatan respon dari faktor perlakuan fraksi ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai rata-rata yang sesungguhnya P i : Pengaruh perlakuan fraksi ke-i ε ij : Pengaruh galat pada perlakuan fraksi ke-i dan ulangan ke-j Keong mata lembu mempunyai ciri fisik yaitu memiliki cangkang berwarna coklat dan hijau dengan pola lurik-lurik halus dan tekstur yang tebal dan keras. Sebagian besar organ penyusun tubuh keong mata lembu dilapisi mantel yang tipis. Bagian daging memiliki warna coklat dengan pola loreng dan memiliki tekstur daging yang kenyal dan lebih keras dibandingkan dengan bagian jeroaannya. Sebagian besar organ pencernaan yang melingkar-lingkar dapat dikenali dengan mudah, umumnya berwarna coklat dan organ tersebut menempati sepertiga tubuhnya. Keong mata lembu jantan dapat dibedakan dari keong mata lembu betina, yaitu keong mata lembu jantan memilik gonad berwarna putih hingga putih susu, sedangkan keong mata lembu betina gonadnya berwarna hijau sampai hijau tua. Daging keong mata lembu setelah dikeringkan memiliki warna coklat terang. Karakteristik keong mata lembu Turbo setosus pada saat hidup, setelah preparasi dan setelah dikeringkan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Keong mata lembu : a utuh, b setelah preparasi daging dan jeroan c daging segar d serbuk daging kering. a b d c Betina Jantan Betina Jantan