Sumber energi dan infrastruktur hemat energi Pengelolaan limbah cair dan padat

48 4. Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat transformasi. Bahan bangunan yang menggunakan bahan mentah fosil minyak bumi, arang atau gas. Material yang dihasilkan berupa material sintetis seperti: plastik, epoksi, polikarbonat, pvc, dan lainnya. Desa Adat Penglipuran menggunakan bahan bangunan alami yang dapat diambil dari lingkungan mereka sebagai bahan bangunan utamanya. Material alami tersebut banyak terlihat pada bangunan-bangunan tradisional pada desa. Hasil pengamatan lapang pada empat sampel rumah tinggal dan studi pustaka menyimpulkan pemilihan material yang seragam terdapat pada hunian mereka sebagai berikut: 1. Pura Merajan menggunakan bahan batu alam pada bagian lantainya, konstruksi menggunakan bahan kayu atau bambu. Material penutup atap menggunakan sirap bambu atau alang-alang Gambar 40. 2. Angkul-angkul menggunakan bahan batu alam, batu bata, atau plesteran dengan konstruksi dari bambu dan penutup atap berupa sirap bambu atau alang-alang Gambar 40. 3. Bale Adat menggunakan kayu sebagai konstruksi. Lantai terbuat dari batu paras, semen, atau batu bata. Rangka atap terbuat dari bambu atau kayu dengan penutup atap dari sirap bambu Gambar 41. 4. Paon Dapur tradisional menggunakan kayu atau bambu sebagai konstruksi. Tembok terbuat dari bedeg bambu anyaman bambu, atap menggunakan rangka bambu, dan penutup atap menggunakan sirap bambu Gambar 41. 5. Bangunan tempat tinggal yang terletak pada bagian belakang menggunakan bahan utama yang sering digunakan bangunan pada saat ini, yaitu batu bata dan beton bertulang. Bangunan tersebut masih menggunakan gaya arsitektur tradisional terlihat dari ornamen-ornamen yang digunakan. Menggunakan genting untuk penutup atap Gambar 42. Gambar 40 a. Pura pada rumah tinggal b. angkul-angkul salah satu sampel rumah tinggal a b 49 Pemilihan material pada fasilitas umum seperti jalan, pedestrian, area parkir, papan penanda, bangku taman, dan bale banjar memiliki kesamaan seperti pada rumah tinggal mereka. Jalan umum untuk kendaraan memakai material aspal dan pedestrian dalam area permukiman desa menggunakan beton dengan kombinasi pasir dan batu kali. Penggunaan paving blok terdapat pada area masuk desa yang difungsikan sebagai lahan parkir. Pada desa ini belum terlihat adanya penggunaan material jalan, atap, dan lainnya yang khusus untuk mengurangi efek radiasi dari sinar matahari. Papan penanda menggunakan material bambu dan kayu yang dicat agar lebih tahan lama Gambar 43. Hal serupa juga digunakan pada konstruksi dan rangka atap dari bale banjar sedangkan bangku taman menggunakan campuran semen dan pasir yang dibentuk. Material bambu, kayu, dan alang-alang tergolong bahan bangunan yang dapat dibudidayakan. Bahan ini dapat diperoleh langsung dari tapak, begitu pula dengan pengolahannya dilakukan masih dalam area desa sehingga dibutuhkan energi transportasi yang relatif kecil. Material ini dipergunakan dengan proses pengolahan yang sederhana dan menghasilkan emisi dalam jumlah kecil. Hampir 75 bangunan dan elemen keras yang ada pada desa menggunakan bahan ini Gambar 41 a. Bale saka enem pada sampel rumah nomor 4 b. Dapur tradisional Gambar 42 Bangunan rumah tinggal dengan ornamen khas Bali a b