Batasan Penelitian Kajian Arsitektur Hijau Desa Adat Penglipuran Bali

21

4.1.4 Iklim

Ditinjau dari segi iklim, Desa Adat Penglipuran memiliki suhu berkisar antara 18-32 C dan curah hujan rata-rata berkisar 2000-2500 mmtahun. Curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember-Maret dan terendah pada bulan Agustus BPS Pemkab Bangli 2008. Pada tahun 2009 Desa Adat Penglipuran memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2573 mmtahun, suhu rata-rata mencapai 29 C dengan kelembaban udara mencapai 85 BPS Pemkab Bangli 2010.

4.2 Aspek Sejarah

Desa Adat Penglipuran secara pasti tidak diketahui kapan pertama kali ditempati. Masyarakat mengakui bahwa desa ini terbentuk pada jaman Kerajaan Bangli yang dimana Kota Bangli sendiri saat ini sudah berusia kurang lebih 793 tahun Dwijendra 2009. Kata Penglipuran sendiri memiliki dua arti berbeda yang diakui oleh masyarakat dan pemuka adat setempat. Arti yang pertama berasal dari kata lipur yang berarti menghibur. Pondok di hutan sebagai tempat untuk menghibur hati Gambar 8 Tata guna lahan Desa Adat Penglipuran 22 sembari bekerja di ladang yang kemudian menjadi sebuah desa Penglipuran. Arti kedua berasal dari pengeling pura, sebuah tempat suci untuk mengenang leluhur. Konon masyarakat Penglipuran pernah bertempur mewakili Kerajaan Bangli melawan Kerajaan Gianyar sehingga dihadiahkan sebuah tanah oleh Raja Bangli yang lokasinya sekarang adalah Desa Penglipuran Dwijendra 2009. Desa Adat Penglipuran merupakan sebuah desa yang tidak terkena pengaruh besar pada masa Hindu-Majapahit karena letaknya yang jauh dari pusat kekuasaan Samprangan-Gianyar. Padmasana sebagai wujud fisik dan simbol pemersatu umat Hindu yang saat itu terpecah dalam kasta, baru diterima oleh masyarakat Penglipuran pada tahun 1930. Rumah-rumah tinggal pada Desa Adat Penglipuran belum semua memiliki padmasana sampai saat ini Bagus 1979. Desa Adat Penglipuran mulai ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Pemerintah Daerah Bali pada tahun 1992 Astuti 2002.

4.2 Aspek Sosial dan Budaya

Data tahun 2008 diketahui bahwa jumlah penduduk Penglipuran sejumlah 219 KK atau 920 jiwa. Proporsi penduduk laki-laki dan perempuan terbilang sama, yaitu penduduk laki-laki berjumlah 468 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 452 jiwa Tabel 5. Dari tabel tersebut dapat dilihat proporsi penduduk Desa Adat Penglipuran didominasi oleh kelompok umur 19 tahun keatas yang mencapai 75.5, sehingga sebagian besar penduduk Desa Adat Penglipuran sudah dalam usia dewasa dan tidak berada dalam jenjang pendidikan dasar BPS Pemkab Bangli 2008. Desa Adat Penglipuran merupakan sebuah desa adat sehingga memiliki hak otonomi, yang berarti memiliki kontribusi besar dalam membantu pemerintah baik fisik maupun nonfisik. Krama masyarakat Desa Adat Penglipuran terdiri atas 2 jenis, yaitu krama pengarep, dan krama pengerob. Keluarga pengarep merupakan keluarga yang memiliki tanggung jawab terhadap pembangunan fisik dan menyungsung Pura Kahyangan Tiga. Awig-awig atau peraturan adat desa telah menetapkan bahwa Desa Adat Penglipuran memiliki 76 unit kavling Karang Ayahan Desa dan masing-masing kavling terdapat satu keluarga pengarep. Krama pengarep memiliki kedudukan paling menonjol dalam suatu keluarga dan dipilih melalui musyawarah keluarga. Kewajiban dari krama pengarep adalah ngayah gotong royong dalam upacara, sembahyang, menyungsung pura dan aset-aset desa adat, serta membayar iuran. Keluarga pengerob merupakan keluarga Desa Adat Penglipuran selain Keluarga pengarep. Kewajiban dari krama pengerob adalah ngayah fisik gotong royong desa, sembahyang, serta membayar iuran. Krama pengerob sendiri dibagi menjadi beberapa kelompok atau biasa disebut Sekaa, yaitu Sekaa Baris mengatur tarian untuk upacara adat, Sekaa Gong mengatur penggunaan alat musik tradisional saat upacara, Sekaa Pratangan juru masak dalam berbagai kegiatan, dan Sekaa Teruna dikhususkan bagi yang belum menikah Dwijendra 2009.