23 Masyarakat mengelola wilayah desa mereka secara tradisi turun temurun,
sehingga tidak boleh diperjualbelikan dan hanya diwariskan pada anak laki-laki yang disetujui keluarga. Bagi yang tidak memiliki anak laki-laki dapat menunjuk
anak dari keluarga besar mereka maupun yang disepakati oleh sistem komunitas dan keberadaannya. Melakukan poligami tidak diijinkan bagi penduduk desa ini,
hal ini merupakan satu-satunya tradisi yang masih tetap dipertahankan desa sejak dahulu. Selain merupakan sebuah peraturan adat desa setempat, hal tersebut juga
bertujuan untuk mengendalikan perkembangan penduduk. Hukuman atau sangsi bagi yang melanggar peraturan adat tersebut akan dikucilkan ke sebuah area
khusus yang disebut karang memadu, sampai saat ini area tersebut belum pernah dihuni oleh penduduk desa.
4.3 Aspek Ekonomi
Penduduk Desa Adat Penglipuran sebagian besar berprofesi sebagai petani. Profesi lain yang terdapat pada desa adalah peternak, pedagang, pengrajin, buruh,
tukang, PNS, TNI AD, dan lainnya Tabel 6.
Penduduk Desa Adat Penglipuran yang bermatapencaharian sebagai petani memiliki proporsi 25 dari jumlah penduduk. Komoditi pertanian yang
dihasilkan dari desa berupa kelapa, bambu, salak, kopi, singkong, jagung, dan ubi jalar. Hasil pertanian tersebut hanya dipasarkan hingga tingkat kecamatan saja
karena terbilang usaha pertanian skala kecil. Hasil ternak berupa ayam potong pada desa ini terbilang cukup baik sehingga banyak perusahaan swasta yang
memberikan modal pada peternak di desa ini. Tabel 6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian
Jumlah Presentase
1 Petani
115 25
2 Pedagang
25 5
3 Pengrajin
98 22
4 Tukang
45 10
5 Buruh
80 18
6 PNS
38 8
7 TNI
6 1
8 Swasta
16 4
9 Peternak
30 7
Sumber: BPS Pemkab Bangli 2008 Tabel 5 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok Umur tahun
Jumlah 1
0-3 51
2 4-6
34 3
7-12 85
4 13-15
33 5
16-18 36
6 19
691 Total
920 Sumber: BPS Pemkab Bangli 2008
24
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Lanskap dan Arsitektur Desa Adat Penglipuran
Desa Adat Penglipuran terbagi atas tiga zona besar hulu, antara, dan teben yang memanjang dari utara sampai selatan termasuk dalam desa dengan pola
linier. Sumbu linier pertama terlihat jelas berupa ruang terbuka dan jalan pada bagian tengah desa yang memanjang dari arah utara hingga selatan desa vertikal.
Sumbu linier ini membagi desa menjadi dua bagian besar, yaitu barat dan timur horizontal. Sumbu linier kedua merupakan pola memanjang arah barat-timur
dari kavling rumah tinggal pada area inti desa. Ruang terbuka di tengah dan kavling rumah tinggal ini merupakan perwujudan dari pola dasar Nawa Sanga
Gambar 9.
Pola linier desa ini mendapat aksen dengan mengikuti arah gunung dan laut sehingga menjadikan Desa Adat Penglipuran memiliki tempat tertinggi pada
bagian utara gunung dan terendah pada bagian selatan laut. Pada ujung utara kajahuluutama terdapat Pura Puseh Desa tempat memuja Dewa Brahma
Gambar 9 Karakteristik lanskap Desa Adat Penglipuran