39
5.2.2.5 Pola sirkulasi dan jalur pedestrian desa
Sirkulasi Desa Adat Penglipuran terbagi menjadi tiga, yaitu sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi antar kavling rumah tinggal, dan sirkulasi kendaraan bermotor.
Ketiga sirkulasi ini memiliki pola yang berbeda-beda dan telah menghubungkan seluruh area dalam desa. Khususnya sirkulasi pejalan kaki yang menghubungkan
area permukiman desa dengan tempat bekerja, sekolah, tempat ibadah, hutan, dan fasilitas desa lainnya.Gambar 27.
Gambar 27 Pola sirkulasi pada Desa Adat Penglipuran
40 Pedestrian pada area permukiman Desa Adat Penglipuran terbentuk
mengikuti pola sirkulasi pejalan kaki desa ini, yaitu jalan utama desa yang memanjang dari utara sampai selatan. Jalan utama desa termasuk pedestrian
karena diperuntukkan bagi pejalan kaki bukan untuk kendaraan sirkulasi pejalan kaki. Jalan lingkar luar yang mengelilingi area inti desa dan dikhususkan untuk
kendaraan tersebut, belum memiliki pedestrian bagi pejalan kaki.
5.2.2.6 Kondisi fisik jalan desa
Jalan yang terdapat pada desa terdiri dari 2 jenis, yaitu jalan pedestrian utama desa dan jalan lingkar desa. Kedua jalan ini memiliki kondisi lanskap yang
berbeda. Lanskap jalan lingkar terlihat alami karena disekelilingnya berupa tegalan dan hutan alami pada bagian barat dan selatan desa. Jalan lingkar bagian
utara dikelilingi oleh hutan bambu yang tebal sehingga terkesan gelap sedangkan pada bagian timur desa rumah-rumah tinggal diluar area inti mengelilingi jalan
lingkar ini. Kurangnya pohon peneduh terjadi pada jalan lingkar bagian timur ini. Pada jalan lingkar yang merupakan jalur sirkulasi bagi kendaraan bermotor belum
terdapat sarana penyebrangan khusus. Jalan lingkar desa memiliki lebar 4 m dan terdapat drainase pada bagian kanan dan kirinya Gambar 28.
Kondisi lanskap pada jalan pedestrian utama desa dikelilingi oleh angkul- angkul gerbang masuk menuju kavling rumah tinggal warga dimana seluruh
fasad angkul-angkul tersebut menghadap pada jalur pedestrian ini. Bagian depan gerbang masuk tersebut terdapat area yang ditumbuhi tanaman hias sepanjang
jalur utama desa. Kombinasi angkul-angkul tradisional khas Desa Adat Penglipuran, barisan tanaman hias, kontur desa yang berundag-undag
menciptakan suasana budaya tradisional yang kental serta nyaman bagi pengguna Gambar 29. Lebar jalur pedestrian ini sebesar 2.6 m dengan drainase dan rumput
di bagian kiri dan kanannya Gambar 30. Jalur pedestrian yang berundag-undag ini belum memiliki fasilitas khusus bagi orang berkebutuhan khusus.
Gambar 28 Potongan jalan lingkar Desa Adat Penglipuran
41
5.2.2.7 Luas dan jarak ruang terbuka dari rumah tinggal Desa Adat Penglipuran memiliki ruang terbuka yang berfungsi sebagai
ruang publik dan kegiatan olahraga yang letaknya dekat dari permukiman. Bale banjarbale desa dan Taman Makam Pahlawan merupakan sebuah ruang terbuka
yang digunakan untuk kegiatan publik, seperti pertemuan-pertemuan desa berkumpul dan musyawarah, kegiatan kelompok-kelompok desa, dan berbagai
kegiatan upacara adat. Ruang terbuka yang berfungsi sebagai sarana olahraga masyarakat desa terletak pada bagian utara desa berupa lapangan. Lapangan ini
biasa digunakan untuk bermain sepak bola dan bulu tangkis. Gambar berikut menunjukkan luas dan jarak ruang terbuka tersebut dari keempat sampel rumah
tinggal yang diamati Gambar 31. Gambar 29 Kondisi lanskap jalan utama desa
Gambar 30 Potongan jalan utama desa pedestrian